Wednesday, August 21, 2013

IMUNISASI DASAR



BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian)
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara aktif.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat dibasmi,  dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi (Dinkes.Prov.Jatim, 2006).  
Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target imunisasi  mencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah diimunisasi (www.indomedia.com)
Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting, 2005).


Macam-macam Imunisasi Dasar 
Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) 

1)  Diskripsi 
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa).

3)  Cara Pemberian dan Dosis : 
·          Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
·          Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

4)  Kontra indikasi : 
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5)  Efek samping : 
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan  tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.


Pengertian Imunisasi DPT – Hepatitis B 

1)  Diskripsi 
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
3)  Cara pemberian dan dosis : 
Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan : 
·          vaksin belum kadaluarsa
·          vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·          tidak pernah terendam air 
·          sterilitasnya terjaga 
·          VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B 
·          Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.



1)  Diskripsi 
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.


2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis. 

3)  Cara pemberian dan dosis
·          Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
·          Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. 
·          Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. 
·          Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : 
·          vaksin belum kadaluarsa 
·          vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·          tidak pernah terendam air 
·          sterilitasnya terjaga 
·          VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B

4)  Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya. 
5)  Efek samping 
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988). 
6)  Kontraindikasi 
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV  pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat  diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV  (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.


Pengertian Imunisasi Hepatitis B 
1)  Diskripsi 
Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. 

2)  Indikasi 
·          Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
·          Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat menginfeksi hati.

3)  Cara pemberian dan dosis 
·          Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·          Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar. 
·          Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB. 
·          Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. 
·          Pemberian sebanyak 3 dosis. 
·          Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan). 
·          Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.

Pengertian Imunisasi Campak
1)  Diskripsi 
Vaksin Campak merupakan  vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak.

3)  Cara pemberian dan dosis 
·          Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
·          Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah  cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. 
·          Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya  boleh digunakan maksimum 6 jam. 


4)  Efek samping 
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. 

5)  Kontraindikasi 
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma.  ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )



USAHA KESEHATAN PERORANGAN, MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN
Usaha kesehatan (hygiene) perorangan lebih menitikberatkan kepada usaha peningkatan nilai kesehatan perorangan. Contoh usaha kesehatan perorangan adalah makan makanan yang memenuhi gizi, merebus air sampai matang, menggosok gigi secara teratur, memasak makanan dengan memperhatikan gizinya, mencuci makanan sebelum memegang makanan, menutup tempat air yang ada di rumah, tidak makan sembarangan, istirahat yang cukup, pemeriksaan berkala. Usaha kesehatan masyarakat merupakan usaha untuk melindungi dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Usaha-usaha tersebut diarahkan untuk memenuhi 3 tujuan yaitu mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup manusia dan mempertinggi nilai kesehatan. Contoh usaha kesehatan masyarakat adalah :
1.        Memperbaiki kesehatan lingkungan
2.        Mencegah dan memberantas penyakit infeksi
3.        Mendidik masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perorangan
4.        Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan untuk melayani pengobatan dan perawatan
5.        Mengembangkan upaya masyarakat untuk mencapai tingkatan hidup yang setinggi-setingginya
Usaha kesehatan lingkungan (sanitasi) adalah usaha yang lebih menitikberatkan kepada perbaikan lingkungan hidup secara fisik atau kepada faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan perorangan/masyarakat. Contoh usaha sanitasi antara lain adalah membuat jamban keluarga (MCK), penyediaan sumber air minum yang bersih, pembuatan tempat pembuangan sampah , pengendalian pencemaran tanah, udara dan air serta pengawasan terhadap sector penyebab penyakit. Jika dikelompokkan masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki, dijaga, dan ditingkatkan adalah masalah air, barang bekas dan limbah, makanan dan minuman, perumahan, pencemaran, pengawasan hewan perantara yang menyebarkan penyakit dan kesehatan kerja.


BAB II
PEMBAHASAN
A.       Definisi
Imunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan seseorang secara aktif terhadap suatu antigen, sehingga bila kelak ia  terkena antigen yang serupa, tidak terjadi penyakit  (Ranuh,2008,p.10).  Imunisasi merupakan suatu program yang dengan sengaja  memasukkan antigen lemah agar merangsang antibodi keluar tubuh dapat resisten terhadap penyakit tertentu.
Sistem imun tubuh  mempunyai suatu sistem memori (daya ingat), ketika vaksin masuk  kedalam tubuh, maka akan dibentuk antibodi untuk melawan vaksin  tersebut dan sistem memori akan menyimpannya sebagai suatu  pengalaman. Jika nantinya tubuh terpapar dua atau tiga kali oleh  antigen yang sama dengan vaksin maka antibodi akan tercipta lebih  kuat dari vaksin yang pernah dihadapi sebelumnya (Atikah,2010,p.8).

B.       Jenis-jenis imunisasi 
Imunisasi telah dipersiapkan  sedemikian rupa agar tidak  menimbulkan efek-efek yang merugikan. Imunisasi ada 2 macam, yaitu:
a.  Imunisasi aktif 
Merupakan suatu pemberian bibit penyakit yang telah  dilemahkan (vaksin) agar nantinya sistem imun tubuh berespon  spesifik dan memberikan suatu  ingatan terhadap antigen ini,  sehingga ketika terpapar lagi tubuh dapat mengenali dan merespon. 
b.  Imunisasi pasif 
Merupakan suatu proses peningkatan kekebalan tubuh  dengan cara pemberian zat  immunoglobulin, yaitu zat yang  dihasilkan melalui suatu proses infeksi yang dapat berasal dari  plasma manusia (kekebalan yang didapat bayi dari ibu melalui  placenta) atau binatang yang digunakan untuk mengatasi mikroba  yang sudah masuk dalam tubuh yang terinfeksi (Atikah,2010,pp.10-11).


C.       Macam-macam imunisasi 
a.  Vaksin BCG (Bacillus Calmette Guerin) 
1)  Pengertian 
Bacillus Calmette Guerin adalah vaksin hidup yang  dibuat dariMycobacterium bovisyang dibiak berulang selama  1-3 tahun sehingga didapatkan hasil yang tidak virulen tetapi  masih mempunyai  imunogenitas. Vaksinasi BCG  3  menimbulkan sensitivitas terhadap tuberkulin, tidak mencegah  infeksi  tuberkulosistetapi mengurangi risiko terjadi  tuberkulosisberat seperti meningitisTB dan tuberkulosis  milier(Ranuh,2008,p.132). 
2)  Cara pemberian dan dosis:
a)              Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan  terlebih dahulu. Melarutkan dengan mengggunakan alat  suntik steril Auto Distruct Scheering(ADS) 5 ml. 
b)             Dosisi pemberian: 0,05 ml.
c)              Disuntikkan secara intrakutan di daerah lengan kanan  atas (insertion musculus deltoideus). Dengan  menggunakan Auto Distruct Scheering (ADS) 0,05 ml.
d)             Vaksin yang sudah dilarutkan harus digunakan sebelum  lewat 3 jam.
3)  Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap tuberculosis.
4)  Kontra indikasi:
a)         Adanya penyakit kulit yang berat/menahun seperti:  eksim,furunkulosis dan sebagainya.
b)        Mereka yang sedang menderita TBC.
5)  Efek samping
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang  bersifat umum seperti deman. Setelah 1-2 minggu akan timbul  indurasi dan kemerahan ditempat suntikan yang berubah  menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak  perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan  meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran  kelenjar regional di ketiak dan atau leher, terasa padat, tidak  sakit dan tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak  memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan  sendirinya (Departemen Kesehatan RI,2006,p.21-22).
b.  Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus)
1)  Pengertian
Vaksin DPT (Difteri Pertusis Tetanus) adalah vaksin  yang terdiri dari toxoid difteridan tetanusyang dimurnikan serta bakteri pertusis yang telah diinaktivasi (Departemen  Kesehatan RI,2006,p.23 )  Difterimerupakan penyakit yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheria.  Difteribersifat ganas,  mudah menular dan menyerang terutama saluran nafas bagian  atas. Penularannya bisa karena kontak langsung dengan  penderita melalui bersin atau batuk atau kontak tidak langsung  karena adanya makanan yang terkontaminasi bakteri difteri. 
Penderita akan mengalami beberapa gejala seperti demam  lebih kurang 38°C, mual, muntah, sakit waktu menelan dan  terdapat pseudomembranputih keabu-abuan di faring, laring,  atau tonsil.  Pertusismerupakan suatu penyakit yang disebabkan  oleh kuman Bordetella Pertusis. Kuman ini mengeluarkan  toksin yang menyebabkan ambang rangsang batuk yang hebat  dan lama. Serangan batuk lebih sering pada malam hari, batuk  terjadi beruntun dan akhir batuk menarik nafas panjang,  biasanya disertai muntah. Batuk bisa mencapai 1-3 bulan, oleh  karena itupertusis disebut juga dengan “batuk seratus hari”.  Tetanusmerupakan penyakit yang disebabkan oleh  infeksi kuman Clostridium tetani. Kuman ini bersifat anaerob, sehingga dapat hidup pada lingkungan yang tidak terdapat zat asam (oksigen). Tetanus dapat menyerang bayi, anak-anak  bahkan orang dewasa. Pada bayipenularan disebabkan karena pemotongan tali pusat tanpa alatyang steril atau dengan cara  tradisional dimana alat pemotong dibubuhi ramuan tradisional  yang terkontaminasi spora kuman tetanus. Pada anak-anak  atau orang dewasa bisa terinfeksi karena luka yang kotor atau  luka terkontaminasi spora tetanus. Kuman ini paling banyak  terdapat di usus kuda berbentuk spora yang tersebar luas di  tanah (Atikah,2010,pp.42-48).
Upaya Departemen Kesehatan melaksanakan Program  Eliminasi Tetanus Neonatorum (ETN) melalui imunisasi DPT,  DT atau TT dilaksanakan berdasarkan perkiraan lama waktu  perlindungan sebagai berikut: 
a)        Imunisasi DPT 3x akan memberikan imunitas 1-3 tahun.  Dengan 3 dosis toksoid tetanuspada bayi dihitung setara  dengan 2 dosis pada anak yang lebih besar atau dewasa.
b)       Ulangan DPT pada umur 18-24 bulan (DPT 4) akan  memperpanjang imunitas 5 tahun yaitu sampai dengan  umur 6-7 tahun. Dengan 4 dosis toksoid tetanuspada  bayi dan anak dihitung setara dengan 3 dosis pada  dewasa (Sudarti,2010,pp.150-151).
2)  Cara pemberian dan dosis:
a)           Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu  agar suspensi menjadi homogen.
b)          Disuntik secara intramuskuler dengan dosis pemberian  0,5 ml sebanyak 3 dosis.  Dosis pertama diberikan pada umur 2 bulan, dosis  selanjutnya diberikan dengan interval paling cepat 4  minggu (1 bulan) (Departemen Kesehatan RI,2006,  p.23).
c)           Cara memberikan vaksin ini, sebagai barikut:
(1)     Letakkan bayi dengan posisi miring diatas  pangkuan ibu dengan seluruh kaki terlentang
(2)     Orang tua sebaiknya memegang kaki bayi
(3)     Pegang paha dengan ibu jari dan jari telunjuk
(4)     Masukkan jarum dengan sudut 90 derajat
(5)     Tekan seluruh jarum langsung ke bawah melalui  kulit sehingga masuk kedalam otot  (Atikah.2010,p.48)
3)  Indikasi
Untuk pemberian kekebalan secara simultan terhadap  difteri, pertusis, dan tetanus.
4)  Kontra indikasi
Gejala- gejala keabnormalan otak pada periode bayi  baru lahir atau gejala serius keabnormalan pada syaraf  merupakan kontraindikasi  pertusis. Anak-anak yang  mengalami gejala-gejala parah pada dosis pertama, komponen  pertusisharus dihindarkan pada dosis kedua, dan untuk  meneruskan imunisasinya dapat diberikan DT.
5)  Efek samping
Gejal-gejala yang bersifat sementara seperti: lemas,  demam tinggi, iritabilitas, dan meracau yang biasanya terjadi  24 jam setelah imunisasi (Departemen Kesehatan RI,2006,p.23 )

c.  Vaksin Hepatitis B
1)  Pengertian
Vaksin hepatitis B adalahvaksin virus rekombinan  yang telah diinaktivasikan dan bersifat in infectious, berasal  dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula  polymorph) menggunakan teknologi DNA rekombinan.
2)  Cara pemberian dan dosis:
a)           Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu  agar suspensi menjadi homogen.
b)          Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml, pemberian  suntikan secara intramuskuler sebaiknya pada  anterolateral paha.
c)           Pemberian sebanyak 3 dosis.
d)          Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis  berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1  bulan).
3)  Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang  disebabkan virus hepatitis B. 
4)  Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap komponen vaksin. Sama halnya  seperti vaksin- vaksin lain, vaksin ini tidak boleh diberikan  kepada penderita infeksi berat disertai kejang.
5)  Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan  pembengkakan disekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang  terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.  (Departemen Kesehatan RI,2006,p.28) 

d.  Vaksin Polio (Oral Polio Vaccine)
1)  Pengertian
Vaksin Oral Polio adalah vaksin yang terdiri dari  suspense virus poliomyelitistipe 1,2,3 (Strain Sabin) yang  sudah dilemahkan, dibuat dibiakkan jaringan ginjal kera dan  distabilkan dengan sukrosa.
2)  Cara pemberian dan dosis:
a)        Diberikan secara oral (melalui mulut), 1 dosis ada 2  (dua) tetes sebanyak 4 kali (disis) pemberian dengan  interval setiap dosis minimal 4 minggu.
b)        Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes  (dropper) yang baru.
3)  Indikasi
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap poliomielitis. 
4)  Kontra indikasi
Pada individu yang mnderita “immune deficiency” tidak  ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian polio  pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan,  misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat  diberikan setelah sembuh.
5)  Efek samping
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek  samping berupa paralisis yang disebabkan oleh vaksin sangat  jarang terjadi.  (Departemen Kesehatan RI,2006,p.26)
e.  Vaksin Campak
1)  Pengertian
Vaksin Campak merupakan vaksin virus hidup yang  dilemahkan. Setiap dosis (0,5 ml) mengandung tidak kurang  dari 1000 inektive unit virus strain dan tidak lebih dari 100  mcg residu kanamycin dan 30 mcg residu erithromycin.
2)  Cara pemberian dan dosis:
a)        Sebelum disuntikkan vaksin campak terlebih dahulu  harus dilarutlan dengan pelarut steril yang telah tersedia  yang berisi 5 ml cairan pelarut.
b)       Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada  lengan kiri atas, pada usia9-11 bulan. Dan ulangn  11  (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah catch-up campaigncampak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6.  3)  Indikasi  Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit  campak.
4)  Kontra indikasi
Individu yang mengidap penyakitimmune deficiency  atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun  karena leukemia, limfoma.
5)  Efek samping
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan  kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah  vaksinasi (Departemen Kesehatan RI,2006,p. 27).

D.       Manfaat imunisasi
a.        Untuk anak: mencegah penderitaan yang disebabkan oleh penyakit,  dan kemungkinan cacat atau kematian.
b.        Untuk keluarga: menghilangkan kecemasan dan psikologi  pengobatan bila anak sakit. Mendorong pembentukan keluarga  apabila orang tua yakin bahwa anaknya menjalani masa kanak-kanak yang nyaman.
c.        Untuk Negara: memperbaiki tingkat kesehatan, menciptakan  bangsa yang kuat dan berakal untuk melanjutkan pembangunan  negara (Atikah,2010,pp.5-6).

E.       Tujuan imunisasi
Tujuan imunisasi untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu  pada seseorang, dan menghilangkan penyakit tertentu pada sekelompok  masyarakat (populasi) atau bahkan menghilangkan penyakit tertentu  dari dunia seperti pada imunisasi cacarvariola.  (Ranuh,2008,p.10).  Program imunisasi bertujuan untuk memberikan kekebalan  kepada bayi agar dapat mencegahpenyakit dan kematian bayi serta  anak yang disebabkan oleh penyakit yang sering berjangkit. Secara umum tujuan imunisasi, antara lain:
a)        Melalui imunisasi, tubuh tidak mudah terserang penyakit menular.
b)       Imunisasi sangat efektif mencegah penyakit menular.
c)        Imunisasi menurunkan angka morbiditas (angka kesakitan) dan  mortalitas (angka kematian) pada balita.


USAHA KESEHATAN PERORANGAN, MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN
A. DEFINISI
—-Ada beberapa definisi dari kesehatan lingkungan :
a)        Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.1
b)       Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup manusia yang sehat dan bahagia.

B. RUANG LINGKUP KESEHATAN LINGKUNGAN
—-Menurut World Health Organization (WHO) ada 17 ruang lingkup kesehatan lingkungan, yaitu :1
1)       Penyediaan Air Minum
2)       Pengelolaan air Buangan dan pengendalian pencemaran
3)       Pembuangan Sampah Padat
4)       Pengendalian Vektor
5)       Pencegahan/pengendalian pencemaran tanah oleh ekskreta manusia
6)       Higiene makanan, termasuk higiene susu
7)       Pengendalian pencemaran udara
8)       Pengendalian radiasi
9)       Kesehatan kerja
10)    Pengendalian kebisingan
11)    Perumahan dan pemukiman
12)    Aspek kesling dan transportasi udara
13)    Perencanaan daerah dan perkotaan
14)    Pencegahan kecelakaan
15)    Rekreasi umum dan pariwisata
16)    Tindakan-tindakan sanitasi yang berhubungan dengan keadaan epidemi/wabah, bencana alam dan perpindahan penduduk
17)    Tindakan pencegahan yang diperlukan untuk menjamin lingkungan.
—-DiIndonesia, ruang lingkup kesehatan lingkungan diterangkan dalam Pasal 22 ayat (3) UU No 23 tahun 1992 ruang lingkup kesling ada 8, yaitu :3
1)       Penyehatan Air dan Udara
2)       Pengamanan Limbah padat/sampah
3)       Pengamanan Limbah cair
4)       Pengamanan limbah gas
5)       Pengamanan radiasi
6)       Pengamanan kebisingan
7)       Pengamanan vektor penyakit
8)       Penyehatan dan pengamanan lainnya, sepeti keadaan pasca bencana

No comments:

Post a Comment