Wednesday, August 21, 2013

Makalah Imunisasi dan Kesehatan Lingkungan



BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam bidang imunologi kuman atau racun kuman (toksin) disebut sebagai antigen. Secara khusus antigen tersebut merupakan bagian protein kuman atau protein racunnya. Bila antigen untuk pertama kali masuk ke dalam tubuh manusia, maka sebagai reaksinya tubuh akan membentuk zat anti. Bila antigen itu kuman, zat anti yang dibuat tubuh disebut antibodi. Zat anti terhadap racun kuman disebut antioksidan. Berhasil tidaknya tubuh memusnahkan antigen atau kuman itu bergantung kepada jumlah zat anti yang dibentuk.
Pada umumnya tubuh anak tidak akan mampu melawan antigen yang kuat. Antigen yang kuat ialah jenis kuman ganas. Virulen yang baru untuk pertama kali dikenal oleh tubuh. Karena itu anak anda akan menjadi sakit bila terjangkit kuman ganas.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan.
Dengan dasar reaksi antigen antibodi ini tubuh anak memberikan reaksi perlawanan terhadap benda-benda asing dari luar (kuman, virus, racun, bahan kimia) yang mungkin akan merusak tubuh. Dengan demikian anak terhindar dari ancaman luar. Akan tetapi, setelah beberapa bulan/tahun, jumlah zat anti dalam tubuh akan berkurang, sehingga imunitas tubuh pun menurun. Agar tubuh tetap kebal diperlukan perangsangan kembali oleh antigen, artinya anak terseut harus mendapat suntikan/imunisasi ulangan.



B. Rumusan Masalah
a.       Apa saja definisi dari imunisasi?
b.      Penyakit apa saja yang harus dicega dengan vaksin?
c.       Bagaimana cara pemberian imunisasi?
d.      Apa saja efek samping dari imunisasi?

C. Tujuan
a.       Untuk mengetahui apa saja definisi dari imunisasi.
b.      Untuk mengetahui apa saja jenis imunisasi.
c.       Untuk mengetahui cara peberian dan efek samping dari imunisasi.

















BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Pengertian Imunisasi Dasar - Imunisasi adalah upaya yang dilakukan dengan sengaja memberikan kekebalan (imunisasi ) pada bayi atau anak sehingga terhindar dari penyakit (Supartini, Y, 2004). (judul artikel ini adalah Pengertian Imunisasi Dasar, Campak, BCG, Polio, DPT, WHO, Definisi dan Cara Pemberian)
Imunisasi dasar adalah imunisasi yang diberikan untuk mendapatkan kekebalan awal secara aktif.
Upaya imunisasi perlu terus ditingkatkan untuk mencapai tingkat kekebalan masyarakat yang tinggi sehingga PD3I (penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi) dapat dibasmi,  dieliminasi atau dikendalikan berdasarkan pada Kep. Menkes No. 1611/Menkes/SK/XI/ 2005 tentang Pedoman Penyelenggaraan Imunisasi (Dinkes.Prov.Jatim, 2006).  
Indikator keberhasilan program imunisasi dikatakan berhasil jika cakupan target imunisasi  mencapai target UCI (Universal Child Imunization) yakni 86% balita telah diimunisasi (www.indomedia.com)
Dewasa ini, desa yang mencapai cakupan imunisasi dasar lengkap di atas 80% untuk anak di bawah 1 tahun baru sekitar 73% (Van, 2005). Rendahnya cakupan tersebut mungkin disebabkan kurangnya sosialisasi kegiatan imunisasi yang dilakukan kader di posyandu, termasuk dampak yang mungkin terjadi dan cara penanggulangannya (Ginting, 2005). Meja penyuluhan banyak yang tidak berjalan karena kurangnya pengetahuan dan kepercayaan diri kader dalam melakukan penyuluhan (www.gizikesmas.multiply.com). Sehingga masih ada ibu-ibu yang enggan membawa anaknya ke posyandu, selama ini tidak ada penjelasan tentang kemungkinan yang terjadi akibat imunisasi itu dan apa yang harus dilakukan jika kemungkinan itu terjadi (Ginting, 2005).


Macam-macam Imunisasi Dasar
 
Pemerintah melalui Program Pengembangan Imunisasi (PPI), mewajibkan lima jenis imunisasi dasar pada anak dibawah usia satu tahun, antara lain :
Pengertian Imunisasi BCG ( Bacillus Calmette Guerin ) 

1)  Diskripsi
 
BCG adalah vaksin bentuk beku kering yang mengandung mycobacterium bovis hidup yang sudah dilemahkan dari strain Paris no. 1173.P2. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap TBC (Tuberculosa). 

3)  Cara Pemberian dan Dosis : 
·         Sebelum disuntikkan vaksin BCG harus dilarutkan dengan 4 ml pelarut NaCl 0,9%. Melarutkan dengan menggunakan alat suntik steril dengan jarum panjang.
·         Dosis pemberian 0,05 ml, sebanyak 1 kali, untuk bayi.

4)  Kontra indikasi :
 
Adanya penyakit kulit yang berat / menahun seperti : eksim, furunkulosis dan sebagainya. Mereka yang sedang menderita TBC.
5)  Efek samping : 
Imunisasi BCG tidak menyebabkan reaksi yang bersifat umum seperti demam. 1-2 minggu kemudian akan timbul indurasi dan kemerahan di tempat suntikkan yang berubah menjadi pustule, kemudian pecah menjadi luka. Luka tidak perlu pengobatan, akan sembuh secara spontan dan meninggalkan tanda parut. Kadang-kadang terjadi pembesaran kelenjar regional di ketiak dan / atau leher, terasa padat, tidak sakit dan  tidak menimbulkan demam. Reaksi ini normal, tidak memerlukan pengobatan dan akan menghilang dengan sendirinya.


Pengertian Imunisasi DPT – Hepatitis B 

1)  Diskripsi
 
Vaksin mengandung DPT berupa toxoid difteri dan toxoid tetanus yang dimurnikan dan pertusis yang inaktifasi serta vaksin hepatitis B yang merupakan sub unit vaksin virus yang mengandung HbsAg murni dan bersifat non-infectious. Vaksin hepatitis B ini merupakan vaksin DNA rekombinan yang berasal dari HbsAg yang diproduksi melalui teknologi DNA rekombinan pada sel ragi. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit difteri, tetanus, pertusis dan hepatitis B.
3)  Cara pemberian dan dosis : 
Pemberian dengan cara intra muskuler 0,5 ml sebanyak 3 dosis.
Dosis pertama pada usia 2 bulan, dosis selanjutnya dengan interval minimal 4 minggu (1 bulan). Dalam pelayanan di unit statis, vaksin yang sudah dibuka dapat dipergunakan paling lama 4 minggu dengan penyimpanan sesuai ketentuan : 
·         vaksin belum kadaluarsa
·         vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·         tidak pernah terendam air 
·         sterilitasnya terjaga 
·         VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B 
·         Efek samping
Reaksi lokal seperti rasa sakit, kemerahan dan pembengkakan di sekitar tempat penyuntikan. Reaksi yang terjadi bersifat ringan dan biasanya hilang setelah 2 hari.



1)  Diskripsi
 
Vaksin Oral Polio hidup adalah Vaksin Polio trivalent yang terdiri dari suspensi virus poliomyelitis tipe 1,2 dan 3 (strain sabin) yang sudah dilemahkan, dibuat dalam biakan jaringan ginjal kera dan distabilkan dengan sukrosa.


2)  Indikasi
 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap Poliomyelitis. 

3)  Cara pemberian dan dosis
·         Sebelum digunakan pipet penetes harus dipasangkan pada vial vaksin.
·         Diberilan secara oral, 1 dosis adalah 2 (dua) tetes sebanyak 4 kali (dosis) pemberian, dengan interval setiap dosis minimal 4 minggu. 
·         Setiap membuka vial baru harus menggunakan penetes (dropper) yang baru. 
·         Di unit pelayanan statis, vaksin polio yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 2 minggu dengan ketentuan : 
·         vaksin belum kadaluarsa 
·         vaksin disimpan dalam suhu 2 derajat Celcius sampai dengan 8 derajat Celcius
·         tidak pernah terendam air 
·         sterilitasnya terjaga 
·         VVM (Vaksin Vial Monitor) masih dalam kondisi A atau B

4)  Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
 
5)  Efek samping 
Pada umumnya tidak terdapat efek samping. Efek samping berupa paralysis yang disebabkan oleh vaksin sangat jarang terjadi (kurang dari 0,17 : 1.000.000; Bull WHO 66 : 1988). 
6)  Kontraindikasi 
Pada individu yang menderita “immune deficiency”. Tidak ada efek yang berbahaya yang timbul akibat pemberian OPV  pada anak yang sedang sakit. Namun jika ada keraguan, misalnya sedang menderita diare, maka dosis ulangan dapat  diberikan setelah sembuh. Bagi individu yang terinfeksi oleh HIV  (Human Immunodefisiency Virus) baik yang tanpa gejala maupun dengan gejala, imunisasi OPV harus berdasarkan standar jadwal tertentu.


Pengertian Imunisasi Hepatitis B 
1)  Diskripsi 
Hepatitis B rekombinan adalah vaksin virus rekombinan yang telah diinaktivasikan dan bersifat non-infeksiosus, berasal dari HBsAg yang dihasilkan dalam sel ragi (Hansenula polymorpha) menggunakan teknologi DNA rekombinan. 

2)  Indikasi 
·         Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap infeksi yang disebabkan oleh virus Hepatitis B.
·         Tidak dapat mencegah infeksi virus lain seperti virus Hepatitis A atau C atau yang diketahui dapat menginfeksi hati.

3)  Cara pemberian dan dosis 
·         Sebelum digunakan vaksin harus dikocok terlebih dahulu agar suspensi menjadi homogen.
·         Sebelum disuntikkan, kondisikan vaksin hingga mencapai suhu kamar. 
·         Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB. 
·         Vaksin disuntikkan dengan dosis 0,5 ml atau 1(buah) HB ADS PID, pemberian suntikkan secara intra muskuler, sebaiknya pada anterolateral paha. 
·         Pemberian sebanyak 3 dosis. 
·         Dosis pertama diberikan pada usia 0-7 hari, dosis berikutnya dengan interval minimum 4 minggu (1 bulan). 
·         Di unit pelayanan statis, vaksin HB yang telah dibuka hanya boleh digunakan selama 4 minggu.Sedangkan di posyandu vaksin yang sudah terbuka tidak boleh digunakan lagi untuk hari berikutnya.
Pengertian Imunisasi


Pengertian Imunisasi Campak
1)  Diskripsi 
Vaksin Campak merupakan  vaksin virus hidup yang dilemahkan. Vaksin ini berbentuk vaksin beku kering yang harus dilarutkan dengan aquabidest steril. 
2)  Indikasi 
Untuk pemberian kekebalan aktif terhadap penyakit Campak. 

3)  Cara pemberian dan dosis 
·         Sebelum disuntikkan vaksin Campak terlebih dahulu harus dilarutkan dengann pelarut steril yang telah tersedia yang berisi 5 ml cairan pelarut aquabidest.
·         Dosis pemberian 0,5 ml disuntikkan secara subkutan pada lengan atas, pada usia 9-11 bulan. Dan ulangan (booster) pada usia 6-7 tahun (kelas 1 SD) setelah  cath-up campaign Campak pada anak Sekolah Dasar kelas 1-6. 
·         Vaksin campak yang sudah dilarutkan hanya  boleh digunakan maksimum 6 jam. 


4)  Efek samping
 
Hingga 15% pasien dapat mengalami demam ringan dan kemerahan selama 3 hari yang dapat terjadi 8-12 hari setelah vaksinasi. 

5)  Kontraindikasi
 
Individu yang mengidap penyakit immuno deficiency atau individu yang diduga menderita gangguan respon imun karena leukemia, lymphoma.  ( Dinkes Prov Jatim, 2005 )



USAHA KESEHATAN PERORANGAN, MASYARAKAT, DAN LINGKUNGAN
Usaha kesehatan (hygiene) perorangan lebih menitikberatkan kepada usaha peningkatan nilai kesehatan perorangan. Contoh usaha kesehatan perorangan adalah makan makanan yang memenuhi gizi, merebus air sampai matang, menggosok gigi secara teratur, memasak makanan dengan memperhatikan gizinya, mencuci makanan sebelum memegang makanan, menutup tempat air yang ada di rumah, tidak makan sembarangan, istirahat yang cukup, pemeriksaan berkala. Usaha kesehatan masyarakat merupakan usaha untuk melindungi dan mempertinggi derajat kesehatan masyarakat. Usaha-usaha tersebut diarahkan untuk memenuhi 3 tujuan yaitu mencegah timbulnya penyakit, memperpanjang masa hidup manusia dan mempertinggi nilai kesehatan. Contoh usaha kesehatan masyarakat adalah :
  1. Memperbaiki kesehatan lingkungan
  2. Mencegah dan memberantas penyakit infeksi
  3. Mendidik masyarakat tentang prinsip-prinsip kesehatan perorangan
  4. Mengkoordinasi tenaga-tenaga kesehatan untuk melayani pengobatan dan perawatan
  5. Mengembangkan upaya masyarakat untuk mencapai tingkatan hidup yang setinggi-setingginya
Usaha kesehatan lingkungan (sanitasi) adalah usaha yang lebih menitikberatkan kepada perbaikan lingkungan hidup secara fisik atau kepada faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan perorangan/masyarakat. Contoh usaha sanitasi antara lain adalah membuat jamban keluarga (MCK), penyediaan sumber air minum yang bersih, pembuatan tempat pembuangan sampah , pengendalian pencemaran tanah, udara dan air serta pengawasan terhadap sector penyebab penyakit. Jika dikelompokkan masalah-masalah yang perlu mendapat perhatian untuk diperbaiki, dijaga, dan ditingkatkan adalah masalah air, barang bekas dan limbah, makanan dan minuman, perumahan, pencemaran, pengawasan hewan perantara yang menyebarkan penyakit dan kesehatan kerja.


BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Imunisasi adalah pemberian vaksin untuk mencegah terjadinya penyakit tertentu. Vaksin adalah suatu obat yang diberikan untuk membantu mencegah suatu penyakit. Vaksin membantu tubuh untuk menghasilkan antibodi. Antibodi ini berfungsi melindungi terhadap penyakit.Vaksin tidak hanya menjaga agar anak tetap sehat, tetapi juga membantu membasmi penyakit yang serius yang timbul pada masa kanak-kanak.
Vaksin secara umum cukup aman. Keuntungan perlindungan yang diberikan vaksin jauh lebih besar daripada efek samping yang mungkin timbul. Dengan adanya vaksin maka banyak penyakit masa kanak-kanak yang serius, yang sekarang ini sudah jarang ditemukan.
Jadi pada dasarnya reaksi pertama tubuh anak untuk membentuk antibodi/antitoksin terhadap antigen, tidaklah terlalu kuat. Tubuh belum mempunyai “pengalaman” untuk mengatasinya. Tetapi pada reaksi yang ke-2, ke-3 dan berikutnya, tubuh anak sudah pandai membuat zat anti yang cukup tinggi. Dengan cara reaksi antigen-anibody, tubuh anak dengan kekuatan zat antinya dapat menghancurkan antigen atau kuman; berarti bahwa anak telah menjadi kebal (imun) terhadap penyakit tersebut.
Dari uraian ini, yang terpenting ialah bahwa dengan imunisasi, anak anda terhindar dari ancaman penyakit yang ganas tanpa bantuan pengobatan

B. Saran
Jika dalam penuilisan makalah ini terdapat kekuarangn dan kesalahan, kami mohon maaf. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun agar kami dapat membuat makalah yang lebih baik di kemudian hari.




DAFTAR PUSTAKA

Yupi Supartini. 2004.  Buku Ajar Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta : EGC. 

Dinkes. Prov. Jatim. 2005. Buku Pegangan Kader Posyandu.