Wednesday, December 13, 2017

BERKARYA SENI TARI

Unit 9
Unit 9
BERKARYA SENI TARI Oleh
Zakarias Soeteja
Beben Barnas Sub unit 1 Menyusun Bentuk Rancangan Karya Tari Sub unit 2 Teknik dan Langkah Menyusun Tari Tradisi Sub unit 3 Jenis-Jenis Karya Tari dan Koreografer Untuk memperoleh keberhasilan di dalam mempelajari unit ini, kami sarankan agar saudara memperhatikan petunjuk berikut ini.
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan unit hingga Saudara benar-benar memahami dari pembelajaran unit ini.
Bacalah uraian unit ini, kemudian temukan kata kuncinya atau diskusikan dengan teman Saudara.
Perluaslah wawasan Saudara dengan cara mencari berbagai sumber lain baik dalam bentuk VCD maupun bahan ajar berbasis web.
Setelah Saudara benar-benar memahami isi yang dibahas di dalam unit ini, selanjutnya kerjakanlah latihan yang terdapat pada unit ini sesuai dengan petunjuknya.
Setiap akhir sub unit, jangan lupa menjawab setiap soal yang sudah disediakan. Jika telah selesai mengerjakan, Saudara boleh mencocokan dengan kunci jawabannya. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.1
Sub UNIT1
MENYUSUN BENTUK
RANCANGAN KARYA TARI Konsep garap dari sebuah bentuk tari merupakan gambaran mengenai bentuk struktur tari dalam tulisan. Dengan membaca sebuah konsep garap, saudara akan mengetahui gambaran satu bentuk tari berdasarkan hasil pengamatan lingkungan sosial dan budaya. Rangkaian gerak-gerak murni akan sering kita lihat dalam tari-tarian yang tergolong dalam tari kreasi baru, sedangkan gerak-gerak maknawi lekat dalam tari-tarian tradisi atau klasik. Pengembangan gerak-gerak dasar tari akan terkait erat dengan komposisi tari berupa tatarias dan busana, iringan, properti maupun pola garapannya.
A. Konsep Garap. Konsep garap dari sebuah bentuk tari, diperlukan sebagai gambaran garapan tari dalam bentuk tulisan. Menyusun sebuah konsep garap tari yang berangkat dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sosial dan budaya masyarakat, dapat dilakukan dengan mendata aspek-aspek sebagai berikut:
Nama tarian
Nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tari tersebut ada
Klasifikasi tari: ritual, hiburan atau tontonan
Arti, tema atau ceritera tarinya
Pencipta tarinya
Para penari atau pemusiknya
Gambarana interaksi atau komunikasi antar pendukung tari, pemusik, peonton atau masyarakat secara luas
Bentuk geraknya
Bentuk iringannya
Rias dan busananya Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.2
Properti yang digunakan
B. Identifikasi Aspek-aspek Pendukung
1). Nama Tarian Nama-nama tarian tradisi di Nusantara maupun di Mancanegara biasanya berkaitan erat dengan bahasa yang digunakan dalam berkomunikasi. Nama tarian biasanya hanya terdiri dari satu kata. Nama tarian dapat diambl dari salah satu bentuk gerak tarinya, bentuk iringannya, bentuk rias dan busananya ataupun bentuk properti yang digunakannya. Sebagai contoh nama tarian yang diambil dari gerak tarinya: tari nelayan, tari memetik teh, tari kupu-kupu, dan lain-lainya. Nama tari dari bentuk iringannya: tari ketuk tilu (dari Jawa Barat), tari Dolalak (dari Jawa Tengah), tari Saluang (dari Sumatra Barat), tari Rampak Bedug (dari Banten), dan lain-lainnya. Nama tari dari bentuk rias dan busananya: tari Topeng Cirebon (dari Jawa Barat), tari Yapong (dari Betawi), dan lain-lainnya. Nama tari dari jenis properti yang digunakan: tari panah, tari tombak, tari tali, dan lain-lainnya.
2). Nama tempat Nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tari tersebut lahir, Tentunya kita dapat membedakan bagaimana kedaan wilayahnya berdasarkan iklim yang terdapat di wilayah tersebut. Sebagai contoh kita mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat Eskimo yang hidup dan bertempat tinggal di daerah kutub. Tentunya kita dapat membayangkan bagaimana bentuk tariannya. Kita juga tentunya akan dapat membayangkan bentuk-bentuk tari yang berkembang di tengah-tengah masyarakat yang bertempat tinggal di tengah rimba. Prilaku yang nampak di antarnya adalah suasana berburu, yang memungkinkan lahirnya tari berburu. Jarang kita menemukan tari nelayan di tengah-tengah masyarakat gurun pasir. Dengan kata lain bahwasannya suatu bentuk dan struktur tari akan berpengaruh erat dengan lingkungan alamnya.
3). Klasifikasi tari ritual, hiburan dan tontonan Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.3 Menggarap tari yang berfungsi sebagai sarana ritual, tentunya berbeda dengan garapan tari yang berfungsi sebagai hiburan ataupun tontonan biasa. Garapan tari-tarian yang berfungsi ritual selalu terkait dengan beberapa ketentuan seperti: kapan dan dimana tarian tersebut disajikan, lamanya waktu pertunjukan, pendukung tari yang harus memenuhi ketentuan-ketentuan khusus, dan lainlainnya. Sedangkan tari-tarian yang berfungsi sebagai hiburan atau tontonan biasa, lebih mengutamakan unsur estetis sebagai sebuah pertunjukan tari. Lama pertunjukan tarinya bervariasi. Artinya kita dapat menyaksikan tari pada acara hiburan atau tontonan yang berdurasi lima menit atau bahkan kurang dari waktu tersebut.
4). Arti, tema atau ceritera tari, Menentukan tema dalam sebuah tarian dapat berpatokan beberapa hal sebagai berikut: Pertama, Tentukan atau konsep garap yang akan dijadikan sebuah garapan atau bentuk tari.Ide atau konsep garap dapat diangkat dari unsure keindahan alam, maupun keindahan ciptaan manusia. Yang termasuk keindahan alam akan berkaitan dengan Allah sebagai Sang Pencipta. Wujud yang bias dijadikan ide atau konsep garap tari di antaranya: gambaran keindahan pelangi, indahnya kumpulan awan, air terjun, pegunungan, ombak di lautan dan lain sebagainya. Sedangkan yang termasuk keindahan hasil karya manusia yang dapat diangkat menjadi garapan atau bentuk tari di antaranya kokohnya bentuk pyramid, candi-candi, laying-layang dan lain sebagainya.
Kedua, Tentukan alur atau urutan ceritera yang akan diterapkan dalam garapan tari,. Setelah kita menentukan ide atau konsep garap yang akan digunakan dalam bentuk tari, selanjutnya kita harus menyusun bagian-bagian dari bentuk atau wujud ke dalam sebuah ceritera pendek. Contoh: a). Keindahan pelangi dapat diawali dengan bentuknya yang menyerupai cincin setengah lingkaran, warna merah kuning, hijau dengan latar belakang langit biru, atau proses terjadinya pelangi tersebut, dan lain sebagainya. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.4 b). Keindahan bentuk layang-layang, dapat dimulai dengan bentuknya yang beraneka macam seperti naga, kupu-kupu, burung, dan lain-lainnya, atau kedaan laying-layang yang tertiup angin sepoi-sepoi, kencang ataupun laying-layang yang putus karena kalah diadu dengan lainnya.
5) Pencipta tari Seorang koreographer atau pencipta tari ada yang berasal dari bakat secara alamiah ataupun diperoleh dari pendidikan secara formal di sekolah-sekolah yang khusus mencetak atau meluluskan seorang pencipta tari. Beberapa sekolah tersebut adalah: Sekolah Tinggi Seni Indonesia (STSI) yang terdapat di Bandung dan Padang, Institut Seni Indonesia (ISI) di Yogyakarta, Denpasar dan Surakarta, Institut Kesenian Jakarta (IKJ), maupun Jurusan/Program Pendidikan Seni Tari di Universitas-universitas eks IKIP. Penata tari yang dihasilkan dari sekolah formal ini, setara dengan sarjana S-1. Sementara itu ada juga seorang seniman yang berasal dari alam. Artinya penata tari tersebut tidak menempuh jalur pendidikan formal, kesenimanannya ada yang hasil didikkan studio tari atau sanggar, bakat alamiah ataupun dimilikinya karena warisan dari keturunannya terdahulu.
6) Menentukan penari atau pemusik Penari dalam sebuah pertunjukan tari adalah orang-orang yang terlatih khusus, untuk menguasai tarian yang akan dipertunjukannya. Untuk tari-tari tradisi penarinya biasanya harus memenuhi ketentuan-ketentuan tertentu seperti golongan dewasa, sedang dalam keadaan bersih diri, ada yang harus melakukan puasa terlebih dahulu, dan lain-lainnya. Kalau kita melihat bentuk-bentuk tari tradisi yang terdapat di beberapa wilayah Jawa Tengah dan Jawa Barat, akan kita temui penari laki-laki maupun perempuan. Bahkan di Jawa Tengah ada tari tradisi yang perempuannya di tarikan oleh penari laki-laki. Sedangkan penari dalam taritari kreasi baru lebih dituntut sebagai keutuhan bentuk tarinya. Artinya para penari tersebut tidak harus melakukan tahap-tahap seperti yang dilakukan oleh penari dalam tarian tradisi. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.5 Pemusik dalam tari-tarian tradisi harus benar-benar menguasai musik iringan setiap tari yang dipertunjukan. Kalau kita melihat pertunjukan tari tradisi di kraton Yogyakart, kita akan melihat para pemusik yang cenderung berusia lanjut. Hal ini menandakan bahwasannya mereka menjadi pemusik sudah sangat lama. Ketentuan-ketentuan yang juga harus dilakukan oleh pemusik diantaranya mereka tidak boleh melangkahi waiditra gamelan yang mereka tabuh, pada waktuwaktu tertentu mereka harus membersihkan waditra gamelan tersebut dengan menggunakan mantra-mantra atau sesaji khusus dan lain-lainnya.
7) Interaksi antara pendukung tari, pemusik dan penonton, Untuk tari-tarian yang bersifat hiburan atau bahkan tontonan biasa, tidak jarang kita jumpai adanya komunikasi antara seluruh pendukung dalam pertunjukan tari. Bentuk komunikasi tersebut dapat berupa sapaan, saling melempar selendang atau menari bersama. Di beberapa wilayah Jawa Barat khususnya untuk pertunjukan tari yang berbentuk rakyat suasana seperti tersebut menjadi satu hal yang tidak terpisahkan. Artinya hal tersebut menjadi ciri khas pertunjukannya. Bentuk pertunjukan yang melibatkan keseluruhan pendukung dan penonton, dapat kita jumpai di antaranya dengan munculnya penari dari tengahtengah penonton, atau komunikasi antara penonton dengan pemusik yang meminta lagu tertentu.
8) Bentuk gerak dan iringannya, Perbendaharaan gerak yang dapat kita amati dalam seluruh pertunjukan tari baik tradisi maupun kreasi baru, tidak terlepas dari unsur estetis. Gerak sebagai alat komunikasi antara penari dengan penontonya, harus mengandung pemaknaan dari keutuhan tarinya. Masing-masing gerak dalam tari dari satu tempat dengan tempat lainnya, akan memilik karakteristik yang berkaitan erat dengan pola hidup masyarakatnya. Katakanlah masyarakat Jawa Barat yang cenderung ektrover (terbuka) dalam menerima pengaruh dari daerah lainnya, melahirkan gerak-gerak tari yang bercirikan luas dalam pola ruangnya. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.6 Begitu pula dengan bentuk iringan tarinya. Ada musik yang mengikuti tariannya, tetapi ada juga tari yang mengikuti irama musik yang telah lebih dulu diciptakan. Untuk kedua bentuk tersebut di atas tentunya kalau kita cermat, akan didapat dua gaya yang berbeda. Contoh tari-tarian yang mengikuti musik adalah, tari-tarian yang dialkukan oleh penari latar dalam berbagai event pertunjukan baik ditelevisi maupun secara langsung. Biasanya tari yang demikian tergolong dalam tari kreasi baru. Sedangkan untuk tari-tarian tradisi biasanya musik mengiringi tarinya. Artinya gerak-gerak tari menjadi sedemikian indah, karena dengan tepat diiringi oleh irama yang dihasilkan dari musik pengiringnya.
9) Rias dan busananya, Pada tari-tarian kreasi baru, rias atau make up, kadangkala satu bentuk tarian dengan tarian lainnya hampir sama. Penari tersebut hanya berias agar nampak cantik dan menarik. Tetapi untuk tari-tarian tradisi satu bentuk tarian dengan tarian lainnya memiliki rias yang berbeda sesuai dengan karakter tarinya. Katakanlah untuk karakter halus riasnya tidak akan sama dengan tarian yang berkarakter gagah. Adapun busana yang digunakan sudah barang tentu berbeda antara satu tari dengan tari lainnya. Hal ini juga berkaitan erat dengan bentuk dan ceritera tarinya itu sendiri. Warna dari busana yang digunakan dalam pertunjukan tari khususnya dewasa ini, biasanya cenderung meriah atau menyala. Hal ini berkaitan dengan kepentingan pertunjukan itu sendiri, sehingga penari dapat kelihatan menyolok di panggung.
10) Properti yang digunakan, Properti adalah alat bantu yang digunakan oleh penari untuk mendukung agar maksud dari gerak tersampaikan kepada penonton. Dalam tari Gatot Kaca kita akan melihat satu properti yang menempel di tubuh penarinya, yaitu Badong atau sayap. Dia dapat menjadi properti dan juga menjadi busana, karena diperlukan untuk membantu pemahaman penonton terhadap figure Gatot Kaca yang dapat terbang. Dalam satu versi pertunjukannya kita dapat menyaksikan tari Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.7 Gatot Kaca -Sakipu. Sakipu merupakan perwujudan Gatot Kaca yang memiliki sifat jahat. Dalam pertunjukannya Sakipu dilengkapi pula dengan properti rantai dimana ujungnya dilengkapi dengan bola api. Properti ini digunakan pada saat bertarung dengan Gatot Kaca. Bentuk-bentuk properti lainnya yang sering digunakan dalam pertunjukan tari tradisi adalah: selendang, sapu tangan, panahan, keris, tombak, gada, pecut, dan lain-lainnya. Sedangkan properti yang sering kita lihat digunakan dalam pertunjukan tari kreasi antara lain: kain, kursi, meja, tangga, dan lain-lainnya.
C. Identifikasi Gerak Dasar Tari Mengidentifikasikan gerak dasar yang akan dijadikan sebuah garapan tari, dapat berpatokan pada ragam gerak maknawi maupun murni. Coba kita ingat kembali pelajaran kelas dua yang membahas pengklasifikasian gerak berdasarkan anatomi tubuh. Prinsipnya seluruh anggota tubuh manusi dapat dijadikan ide untuk melahirkan gerak, yang kemudian dirangkai menjadi sebuah bentuk tari. Hendaknya kita memiliki perbendaharaan gerak-gerak dasar dari seluruh anatomi tubuh kita, yang sesuai dengan ciri-ciri latar belakang budaya yang ada di nusantara maupun mancanegara. Sebagai contoh gerak-gerak lambaian lengan dan tangan pada tari Melayu, memiliki pola irama yang mengalun. Sedangkan pengolahan gerak dan ruang pada tari Ballet di beberapa negara Barat, cenderung lebar dan luas yang merupakan perpaduan antara bentuk gerak simetris dan asimetris. Gerak-gerak dasar yang sesuai dengan fungsi dan tujuan dilakukannya gerak tersebut, harus tetap berpatokan pada latar belakang budaya dimana tari tersebut berada. Beberapa pengklasifikasian gerak-gerak dasar berdasarkan fungsi ritual diantaranya: 1). Bentuk gerak tangan: sembahan, berdoa ataupun pasrah 2) Bentuk gerak kepala dan badan: menengadah ke atas dengan pandangan penuh harap, mata menerawang jauh, atau bersimpuh di tanah sebagai perwujudan penyatuan diri dengan alam Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.8 3). Bentuk gerak kaki: melakukan hentakan-hentakan dengan lambat, sedang atau cepat. Lompatan-lompatan kedua kaki dapat dilakukan sebagai perwujudan kebahagiaan, karena tercapainya suatu maksud.
D. Memperagakan Tari Karya Sendiri
Setelah membaca dan mempelajari dengan seksama uraian di atas, Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat karya tari sendiri adalah sebagai berikut: 1). Perbendaharaan gerak yang dikreasikan dari gerak-gerak dasar, yang sesuai dengan konsep atau ide garap 2). Kesesuaian perbendaharaan gerak-gerak yang ada dengan latar belakang budaya, misal: Aceh, Medan, Toraja, Bali, Betawi, Sunda, Jepang, India, Mesir, dan lain-lainnya. 3). Pengklasifikasian berdasarkan gerak-gerak maknawi ataupun murni 4). Pengembangan gerak-gerak yang ada berdasarkan aspek penunjang lainnya seperti, tata rias, busana dan iringan tarinya
LATIHAN Sesuai dengan tujuan pembelajaran dalam sub unit ini adalah praktek berkarya tari maka saudara diminta untuk melakukan kegiatan berkarya secara langsung. Cobalah membuat sebuah garapan tari sederhana sesuai langkah-langkah dalam kertas garap
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN Agar pemahaman saudara lebih luas, maka tontonlah satu bentuk pertunjukan tari secara langsung, baik dari wilayah nusantara maupun mancanegara. Selanjutnya pelajari kertas garapnya, lalu buat garapan tari sederhana dengan mengikuti langkah-langkah yang terdapat dalam kertas garap tersebut. Apabila saudara menemui kesulitan dalam mengerjakan tugas tersebut di atas, saudara dapat menanyakan langsung hal tersebut kepada tutor pembimbing saudara. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.9
RANGKUMAN Konsep garap dari sebuah bentuk tari, diperlukan sebagai gambaran garapan tari dalam bentuk tulisan. Menyusun sebuah konsep garap tari yang berangkat dari hasil pengamatan terhadap lingkungan sosial dan budaya masyarakat, dapat dilakukan dengan mendata aspek-aspek nama tarian, nama tempat atau keadaan lingkungan dimana tari tersebut ada, klasifikasi tari, arti, tema atau ceritera tarinya, pencipta tarinya, para penari atau pemusiknya, gambarana interaksi atau komunikasi antar pendukung tari, pemusik, peonton atau masyarakat secara luas, bentuk geraknya, bentuk iringannya, rias dan busananya serta properti yang digunakan Mengidentifikasikan gerak dasar yang akan dijadikan sebuah garapan tari, dapat berpatokan pada ragam gerak maknawi maupun murni. Gerak-gerak dasar yang sesuai dengan fungsi dan tujuan dilakukannya gerak tersebut, harus tetap berpatokan pada latar belakang budaya dimana tari tersebut berada. Beberapa pengklasifikasian gerak-gerak dasar berdasarkan fungsi ritual diantaranya: (1) bentuk gerak tangan: sembahan, berdoa ataupun pasrah, (2) bentuk gerak kepala dan badan: menengadah ke atas dengan pandangan penuh harap, mata menerawang jauh, atau bersimpuh di tanah sebagai perwujudan penyatuan diri dengan alam, (3) bentuk gerak kaki: melakukan hentakan-hentakan dengan lambat, sedang atau cepat. Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat karya tari sendiri adalah : (1) perbendaharaan gerak yang dikreasikan dari gerak-gerak dasar, yang sesuai dengan konsep atau ide garap, (2) kesesuaian perbendaharaan gerak-gerak yang ada dengan latar belakang budaya, misal: Aceh, Medan, Toraja, Bali, Betawi, Sunda, Jepang, India, Mesir, dan lain-lainnya, (3) pengklasifikasian berdasarkan gerak-gerak maknawi ataupun murni dan (4) pengembangan gerakgerak yang ada berdasarkan aspek penunjang lainnya seperti, tata rias, busana dan iringan tarinya. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.10
Test Formatif 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan 1. Konsep garap dari sebuah bentuk tari merupakan gambaran mengenai bentuk struktur tari dalam bentuk..... a. syair b. gambar c. tulisan d. lagu 2. Dengan membaca sebuah konsep garap, saudara akan mengetahui gambaran satu bentuk tari berdasarkan hasil pengamatan........ a. lingkungan alam b. lingkungan sekolah c. lingkungan adat d. lingkungan sosial dan budaya 3. Nama-nama tarian tradisi di Nusantara maupun di Mancanegara biasanya berkaitan erat dengan ............. yang digunakan dalam berkomunikasi a. bahasa b. tanda c. gerak d. simbol 4. contoh nama tarian yang diambil dari gerak tarinya adalah……….. a. tari ketuk tilu b. tari kupu-kupu c. rampak bedug d. tari saluang 5. Nama tari dari jenis properti yang digunakan misalnya……. a. tari perut b. tari pergaulan c. tari panah d. tari panggung 6. Nama tari yang diambil dari bentuk rias dan busananya adalah : a. tari petani b. tari topeng c. tari kelinci d. tari rakyat 7. Musik mengiringi gerak tariannya biasanya terdapat dalam tari-tarian... a. tradisi b. remaja c. modern d. latar 8. Tari-tarian yang mengikuti musik yang diciptakan terlebih dahulu umumnya terdapat pada tari-tarian ..... a. tradisi b. ritual c. upacara d. latar 9. Rias atau make up pada jenis tarian ...... cenderung sama. Penari tersebut hanya berias agar nampak cantik dan menarik a. anak-anak b. upacara c. kreasi baru d. tradisi 10. Alat bantu yang digunakan oleh penari untuk mendukung agar maksud dari gerak tersampaikan kepada penonton adalah a. panggung b. musik pengiring c. make up d. properti Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Sub unit 1 ini. Unit 9 – Sub Unit 1 9.1.11 Rumus: Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Sub Unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Sub Unit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.1
Sub UNIT2
TEKNIK DAN LANGKAH
MENYUSUN TARI TRADISI Sebelum belajar menyusun gerak tari, apresiasi atau menyaksikan berbagai pertunjukan tari sangat penting. Saudara bisa menonton secara bersama satu kelas misalnya ke gedung pertunjukan dengan dibimbing oleh tutor. Saudara juga bisa apresiasi di televisi, atau menonton pertunjukan tari di tempat-tempat lain. Belajar tari memang memerlukan proses waktu yang cukup lama, terlebih untuk belajar tari tradisi. Tapi untuk saat ini saudara bisa belajar tari dengan berbagai cara, karena bisa belajar mandiri di rumah melalui alat VCD, belajar di sanggar tari, dan belajar di sekolah. Suapaya saudara lebih cepat belajar menari saudara juga harus sering menonton tari, sebagai apresiasi, sebab dengan sering menonton tari, maka pengalaman kita pasti meningkat dan kita bisa lebih benyak pengalaman. Dengan apresiasi saudara sedikit demi sedikit bisa juga menilai hasil karya orang lain, serta sebagai tambahan supaya saudara bisa melihat gerkangerkan yang lebih banyak.
A. Belajar Menyusun Tari Setelah saudara bisa menari, tentu saudara ingin mengembangkan gerakgerak tari baru untuk dipertunjukan pada saat kenaikan kelas di depan muridmurid di sekolah dengan disaksikan oleh rekan-rekan guru dan kepala sekolah serta undangan. Saudara bisa menyusun gerakan dari gerak yang sederhana dengan langkah ke depan, ke belakang, ke samping, berputar. Dari langkahlangkah itu gunakan gerakan tangan secara sederhana tapi sesuai dengan jenis langkahan tadi. Komposisikan dalam tari kelompok supaya gerakanya lebih semarak. Lakukan gerakan tersebut berulang-ulang dengan bervariasi, kemudian
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.2 cari musik iringannya yang sesuai. Setelah itu untuk kebutuhan pentas, gunakan rias dan busana yang sederhana tapi bagus. Sebelumnya saudara bisa bertanya atau konsultasi pada ibi/bapa guru pengajar seni tari untuk minta petunjuk.
Pembentukan Sikap; Sebagai langkah awal, saudara perlu mengetahui dan menguasai beberapa sikap dasar menari agar saudara lebih mantap dalam melakukan gerakan-gerakannya. Gerakan-gerakan tersebut sebagian bisa mengikuti dari sikap-sikap pola tari tradisi, yang nanti bisa saudara kembangkan, atau saudara bisa mencoba (eksplorasi ) dengan gerakan yang saudara temukan sendiri. Namun tidak ada salahnya apabila setelah saudara melihat berbagai tarian, saudara bisa jadikan sebagai sumber inspirasi penciptaan ide atau gagasan awal. Mempelajari sebuah tarian, pertama-tama badan kita sebagai bahan dasarnya harus siap untuk bergerak mulai dari ujung atas/kepala sampai ujung kaki. Untuk memudahkan saudara dalam melakukan tarian, saudara bisa mengawali dari pemantapan sikap-sikap kaki sebagai tumpuan dalam melakukan berbagai gerakan yaitu sikap kaki adeg-adeg kembar adalah sikap kedua telapak kaki dengan posisi membentuk sudut 450, sikap kaki adeg-adeg masekon adalah sikap kedua kaki terbuka ke arah serong depan dengan ukuran dua setengah panjang kaki. Sikap kaki sasag adalah sikap kaki menyilang dengan satu kaki di depan kaki yang satunya. SIKAP JINJIT ADALAH KEDUA KAKI DIANGKAT DENGAN BERTUMPU PADA UJUNG KAKI, BISA DILAKUKAN SAMBIL BERJALAN. Untuk sikap tangan saudara bisa melakukannya dengan sikap lurus ke berbagai arah, dan sikap ditekuk. Sikap badan pada umumnya dilakukan smbil tegak tapi tidak kaku, namun bisa pula sambil agak membungkuk tergantung pada kebutuhannya. Untuk sikap kepala pada umumnya agak tegak dan sangat fleksibel selalu mengikuti gerakan lainnya. Untuk pencarian gerak-gerak tari dari sikapsikap tersebut bisa dikembangkan melalui eksplorasi (mencari gerak) dari tubuh kita. Seluruh anggota badan kita fokuskan supaya bergerak semaksimal mungkin yang kemudian divariasikan satu sama lain, hingga merangkai menjadi suatu gerakan.
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.3
B. Eksplorasi Gerak Setelah saudara memperhatikan dan menyimak atau bahkan menyaksikan jenis-jenis tari Nusantara, baik dilihat dari gerakannya, riasan wajahnya, ragam busananya, serta musik iringannya, maka hal-hal tersebut bisa saudara jadikan sebagai dasar kreativitas saudara dalam menyususn sebuah tarian. Untuk memudahkan saudara dalam proses penyusunan karya tari terdapat dua hal yang bisa dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan dalam eksplorasi gerak, yaitu stimulus/rangsang bunyi dan stimulus/rangsang gerak. Pertama adalah rangsang bunyi bisa dijadikan sebagai awal eskplorasi gerak, karena dengan mendengar suara atau bunyi dengan sendirinya akan ada rangsangan tersendiri untuk melahirkan gerak. Bunyi-bunyian yang dapat dijadikan rangsangan gerak sangat banyak jenisnya, misalnya bunyi musik, bunyi gitar, bunyi kendang dan sebagainya, tergantung kepada alat apa yang saudara gunakan. Kedua adalah rangsang gerak. Yang dimaksud dengan rangsang/stimulus gerak adalah gerak yang dapat dihasilkan dari seluruh anggota badan kita. Misalnya dari tangan, kiranya gerak apa yang bisa diungkapkan, gerak kepala, gerak badan, gerak kaki dan sebagainya. Stimulus gerak tersebut akan lebih mudah apabila disertai dengan stimulus bunyi-bunyi tadi.
b. Gerak Maknawi dan Gerak Murni Tentu saudara masih ingat mengenai gerak maknawi dan gerak murni yang digunakan dalam istilah tari. Dalam proses penciptaan atau penyusunan karya tari, sang kreator terlebih dulu melakukan eksplorasi gerak. Dari hasil eksplorasi tersebut maka muncul gerak maknawi dan gerak murni. Hasil dari eksplorasi tersebut terdapat gerakan-gerakan yang tentunya beragam yaitu ada gerak yang bermakna dan ada gerak yang tidak bermakna. Gerak bermakna itulah yang disebut gerak maknawi. Gerak maknawi yaitu gerakan yang mempunyai arti seperti gerak memetik bunga, gerak menenun, gerak membatik, gerak mencangkul dan sebagainya. Sedangkan gerak tari hasil dari eksplorasi yang tidak memiliki arti disebut gerak murni. Walaupun kedua jenis tersebut berbeda tapi nilai estetis
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.4 tari tentu harus menjadi patokan utama, karena tari adalah bukan gerak keseharian tapi gerak yang telah mengalami pengolahan estetis. Sebagai contoh misalnya dalam tari tradisi Sunda terdapat istilah seperti gerak ukel, gerak seblak soder, gerak trisi, gerak godeg dan sebagainya. Gerakgerak tersebut dalam tari tidak memiliki arti atau makna. Maka gerak-gerak tersebut disebut gerak murni. Selain itu terdapat gerak memetik bunga, gerak mencangkul, gerak memukul dalam tari perang, gerak keupat dan sebagainya. Gerak-gerak tersebut jelas mengandung arti khusus, maka oleh karena itu gerakgerak yang demikian disebut gerak murni. Untuk mengungkapkan kedua jenis gerak tersebut tentunya diolah berdasarkan nilai estetis tari melalui gerak yang distilir (indah) sesuai dengan kebutuhan tari. Dari contoh-contoh gerakan tersebut, tentu pada tarian tradisi yang lainnya di daerah saudara masing-masing terdapat gerak maknawi dan gerak murni. Coba saudara perhatikan dari unsur jenis geraknya. Untuk lebih jelasnya saudara perhatikan pada tarian yang saudara sudah kuasai dan perhatikan pula gerak maknawinya dan gerak murninya. Setelah saudara berhasil mengeksplorasi beragam gerakan, maka dari kedua jenis gerak tersebut saudara bisa susun dengan berdasarkan kepada kedua gerak tersebut. Antara gerak maknawi dan gerak murni harus seimbang, sebab dalam tari bukan ungkapan gerak keseharian tapi gerak wantah yang distilir (diperindah) dan didistorsi, sesuai dengan kebutuhan ungkap tari dengan tetap memperhatikan nilai estetis seni tari. Untuk memudahkan saudara dalam membuat karya tari, gunakan tema tertentu yang biasa terjadi di lingkungan sekitar saudara.
C. Eksplorasi Gerak Melalui Tema; Setelah saudara berulang-ulang mempelajarai gerak-gerak tersebut dengan gerak lainnya hasil eksplorasi saudara sampai bisa dan hafal, kemudian saudara susun sesuai dengan kemampuan kalian. Dari gerak-gerak yang saudara susun tadi, coba saudara gunakan tema yaitu untuk membantu mengungkapkan gambaran tarian atau gerakannya.
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.5
Tema adalah isi atau pokok dari tarian. Tema bisa diambil dari berbagai hal seperti tentang kehidupan binatang; contohnya kijang, burung merak, kupukupu, monyet, kodok dan sebagainya. Tema kejadian alam; seperti hujan, angin, banjir, laut, dan sebagainya. Tema suatu peristiwa/kegiatan sehari-hari manusia; seperti berhias, untuk perempuan, bermain, bertani, berlayar, berburu, mencuci dan sebagainya. Tema tentang gambaran seseorang; seperti sedih, senang, marah, gembira dan sebagainya. Dari ide-ide tema tersebut saudara bisa gunakan alat bantu ungkapan gerak dengan berbagai jenis property yang sesuai dengan tema yang saudara ungkapkan.
D. Dari Tari Tradisi Ke Karya Tari Tari tradisi adalah suatu tarian (daerah) yang berkembang di masyarakat dalam kurun waktu yang relatif lama. Dalam pengembangannya tari tradisi bisa dijadikan sebagai sumber penciptaan karya tari baru. Oleh karena itu terdapat dua jenis macam tarian sebagai pijakan saudara dalam menyusun karya tari, yaitu berdasarkan ragam tari tradisi dan berdasarkan ragam tari non tradisi. Berdasarkan ragam tari tradisi yaitu saudara dalam mengungkapkan tarian, dengan berdasarkan kepada gerak-gerak tari tradisi. Misalnya dalam tari Sunda ada gerak keupat,
tindak tilu, mincid dan sebagainya. Dalam tari Jawa terdapat gerak ulap-ulap,
miwir sampur, gedrug, dan sebagainya. Dari gerak-gerak tersebut saudara kembangkan satu persatu hingga menjadi susunan karya tari baru. Bagi saudara yang sudah bisa menarikan tari daerah, maka itulah yang menjadi pijakan dasar dalam karya tari kamu. Misalnya dari daerah Sumatera terdapat tari piring, tari payung, tari serampang dua belas dan sebagainya. Dari gerak-gerak tersebut saudara bisa mengembangkannya dengan gerak-gerak baru sesuai dengan tema yang saudara gunakan Demikian pula untuk saudara yang berada di daerah lainnya seperti Aceh, Pontianak, Maluku, Flores, Kupang dan sebagainya, dari tari-tari tradisi di daerah masing-masing saudara bisa kembangkan menjadi karya tari baru. Beragam jenis tema dapat saudara gunakan ke dalam proses penciptaan karya tari. Dalam menggunakan tema untuk tari tentunya tidak sama dengan tema
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.6 yang digunakan untuk drama atau teater. Penggunaan atau pengangkatan tema untuk tari harus dipertimbangkan betul yang bisa diungkapkan ke dalam ungkapan gerak. Oleh karena itu tema-tema tari bisa digali dari kegiatan keseharian atau gambaran alam, ceritera-ceritera, kehidupan binatang dan sebagainya yang ada di sekitar daerah kamu. Setelah saudara cukup dengan eksplorasi gerak, maka gerak-gerak yang telah disusun gunakan iringan musik yang sesuai. Pencarian musik iringan pada umumnya dilakukan diakhir setelah gerakan tari tersusun. Musik sebagai iringan tari bisa dibuat khusus atau dicari musik jadi yang sesuai. Musik-musik daerah sangat banyak dan tak kalah menariknya untuk dijadikan musik tari ketimbang musik-musik luar.
LATIHAN Cobalah susun sebuah garapan tari sederhana yang menurut saudara bisa saudara aplikasikan dalam pembelajaran tari di sekolah dasar. Upayakan tema yang saudara angkat adalah tema yang dekat dengan dunia anak-anak. Setelah gerak tari tersusun, buatlah musik iringan sederhana pula menggunakan berbagai alat musik sederhana yang mudah dimainkan oleh siswa sekolah dasar.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN Amati berbagai sumber gagasan atau tema yang ada disekitar saudara. Perhatikan pula minat dan kegemaran anak-anak untuk menentukan tema yang sesuai dengan minat dan kegemaran anak-anak. Lakukan eksplorasi terus-menerus dengan menggunakan berbagai rangasangan gerak dan bunyi yang mudah saudara jumpai. Ajaklah rekan-rekan saudara untuk menyaksikan dan mengkritisi garapan yang saudara buat.
RANGKUMAN
Tahap-tahap Menyusun Tari; Terdapat beberapa cara yang bisa saudara coba dalam menyusun gerak tari. Setelah saudara merasa puas bereksplorasi gerak
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.7 artinya mencoba dan mencari atau bereksperimen dalam mengolah gerakan, kemudian angkat suatu tema atau pokok ceritera yang dianggap cocok. Kemudian gunakan pengolahan ruang seperti pola lantai, disain ruang atas, tengah/medium/, dan bawah. Perhatikan gambar-gambar pola lantai di bawah ini, kemudian saudara kembangkan. Langkah berikutnya gunakan iringan tari dengan cara mencari sumber musik yang sesuai dengan tema dan gerak. Jangan lupa saudara perhatikan pula penggunaan unsur-unsur tari. Terakhir gunakan irama atau ritme sebagai pengaturan gerak, yaitu dengan irama, cepat, irama sedang atau irama lambat. Gunakan ritme secara bervariasi supaya tarian nampak dinamis dan menarik.
Test Formatif 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan 1. sikap-sikap kaki sebagai tumpuan dalam melakukan berbagai gerakan yaitu sikap kaki adeg-adeg kembar adalah sikap kedua telapak kaki dengan posisi membentuk sudut ... a. 350 b. 450 c. 650 d. 250 2. sikap kaki ............ adalah sikap kedua kaki terbuka ke arah serong depan dengan ukuran dua setengah panjang kaki. a. sasag b. jinjit c. adeg-adeg masekon d. masagi 3. Sikap ......... adalah kedua kaki diangkat dengan bertumpu pada ujung kaki, bisa dilakukan sambil berjalan. a. masagi b. sasag c. jinjit d. masekon 4. dua hal yang bisa dijadikan sebagai stimulus atau rangsangan dalam eksplorasi gerak, yaitu .......... a. rangsang bunyi dan rangsang gerak. b. rangsang bunyi dan rangsang bathin. c. rangsang bunyi dan rangsang suara. d. rangsang bunyi dan rangsang cerita. 5. ……….yaitu gerakan yang mempunyai arti a. Gerak indrawi b. Gerak maknawi c. Gerak murni d. Gerak surgawi 6. ……….yaitu gerakan yang tidak mempunyai arti
UNIT 9 – Sub UNIT 2 9.2.8 a. Gerak indrawi b. Gerak maknawi c. Gerak murni d. Gerak surgawi 7. Tema adalah .............. dari tarian. a. penghalus b. isi atau pokok c. media d. bentuk 8. Tema tarian dari suatu peristiwa/kegiatan sehari-hari manusia misalnya a. sedih b. gembira c. bermain d. persembahan 9. Tema tarian dari gambaran seseorang misalnya a. sedih b. bermain c. berhias d. kupu-kupu malam 10. Untuk mengungkapkan kedua jenis gerak tari (maknawi dan murni) tentunya diolah berdasarkan nilai estetis tari melalui gerak yang ……… sesuai dengan kebutuhan tari. a. didistorsi b. diakusisi c. distilir d. diatur Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Sub unit 2 ini. Rumus: Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Sub Unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Sub Unit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.1
Sub UNIT3
JENIS-JENIS KARYA TARI
DAN KOREOGRAFER Salah satu langkah awal dalam proses berkarya adalah dengan mengapresiasi berbagai pertunjukkan tari dan mengenal penciptanya untuk mengetahui latar belakang penciptaan tarian tersebut. Dalam unit sebelumnya saudara telah memperoleh pemahaman bahwa kegiatan berkarya pada dasarnya sama dengan kegiatan apresiasi dengan menggunakan pendekatan aplikatif. Dalam sub unit ini saudara akan memperoleh informasi lebih lanjut tentang jenis karya tari dan koreografernya yang dapat saudara jadikan referensi dalam menciptakan sebuah karya tari.
A. JENIS-JENIS KARYA TARI Jenis-jenis tari di Indohesia dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu berdasarkan pola garapannya dan berdasarkan bentuk koreografinya. Tari berdasarkan pola garapannya dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru.
Tari tradional adalah tari yang berkembang dan telah mengalami perjalanan waktu lama yang bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. Tari tradisional dilihat dari nilai artistik garapannya atau secara koreografisnya dapat dibagi lagi ke dalam tiga jenis yaitu disebut tari sederhana, tari rakyat, dan tari klasik.
Tari kreasi baru adalah tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapannya, baik berpijak kepada tradisi maupun tidak berpijak kepada tradisi.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.2
1. Tari Tradisional
a. Tari sederhana Tari sederhana merupakan tarian yang dalam penampilannya memiliki kesederhanaan baik dilihat dari gerakannya, musiknya, maupun busana dan riasnya. Jenis tarian ini terdapat hampir di seluruh dunia yaitu pada waktu masyarakatnya hidup di jaman prasejarah (Soedarsono;1977). Namun kini bagi masyarakat pedalaman masih menyelenggarakan tarian ini yaitu untuk kepentingan upacara-upacara adat yang bersifat magis dan sakral atau suci. Jenisjenis tari sederhana ini diantaranya tari Mandau dari suku Dayak yang terdapat di daerah pedalaman Kalimantan, tari kelahiran disebut tari Wani dari Irian Jaya, tari kelahiran disebut tari Wolane,dan tari perang disebut Soya-soya dari Maluku, tari
Pakon dari daerah Nusa Tenggara Barat untuk penyembuhan penyakit dan sebagainya. Tari sederhana lebih merupakan ungkapan kehendak atau keyakinan, dimana semua gerak dimaksudkan untuk tujuan tertentu seperti untuk mendatangkan hujan, akan melakukan perburuan, upacara khitanan, upacara perkawinan dan sebagainya. Ungkapan-ungkapan gerak tari sederhana, sangat sederhana yaitu hanya berupa kepakan-kepakan kaki, ayunan tubuh, langkahanlangkah kaki, dan sebagainya.
b. Tari rakyat Tari rakyat yaitu tarian yang hidup dan berkembang di kalangan masyarakat jelata. Munculnya istilah tersebut terjadi sekitar tahun 400 M. yaitu ketika di Indonesia masyarakat dibagi ke dalam dua golongan yaitu golongan bangsawan dan raja sebagai golongan kaya dan berkuasa, serta golongan rakyat jelata sebagai golongan miskin. Tari-tari rakyat dalam kemunculannya masih berpijak pada unsur budaya tradisinol, seperti Kuda Kepang di Jawa Tengah, Kuda Lumping di Jawa Barat, Sanghyang di Bali dan sebagainya. Namun pada umumnya tari rakyat merupakan ungkapan kegembiraan yang kadang bersifat tari pergaulan atau disebut tari sosial. Misalnya tari Ketuk Tilu, tari Bajidoran, Bangreng dari Jawa Barat, Tari Tayub di Jawa Tengah, tari Joged dari Bali, tari Cupak dari Lombok,
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.3 dan sebagainya. Namun demikian, tari rakyat yang sifatnya bergembira ada pula yang masuk dan berkembang di kalangan bangsawan.
c. Tari klasik (classici) Tari klasik adalah tarian yang semula berkembang di kalangan raja dan bangsawan dan telah mencapai kristalisasi artistik yang tinggi dan telah menempuh jalan sejarah yang cukup panjang sehingga memiliki pula nilai tradisional. Tari klasik sebaliknya dengan tari sederhana yaitu sudah memiliki aturan atau kaidah (standar) baik geraknya, musiknya, dan busana serta riasnya. Tarian ini berkembang pada jaman feodal yang ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Tari ini berkembang di kalangan istana kerajaan yang sudah mengalami pengolahan dilihat dari segi nilai artistiknya. Tari ini mendapat naungan dari raja dan bangsawan yang sekaligus sebagai pelindung seni-seni istana. Tari yang terkenal dan masih mendapat perawatan yang cukup baik diantaranya tari Bedaya Ketawang, tari Klono, tari Serimpi, dan tarian yang berlatar cerita wayang dari Jawa Tengah. Di Jawa Barat tidak demikian halnya seperti di Jawa Tengah, tari klasik muncul dari kalangan bangsawan yang hingga saat ini masih terpelihara dengan baik disebut tari Keurseus. Tari Keurseus terdiri dari tari Lanyepan, tari Gawil, dan tari Kawitan, Monggawaan (kering dua) dan
Ngalana (kering tilu).
2. Tari Kreasi Baru Tari kreasi baru adalah seni tari yang tidak berpolakan pada tradisi, tetapi lebih merupakan garapan baru yang tidak berpijak pada standard yang sudah ada. Tari kreasi ini sering disebut dengan tari modern yang diambil dari istilah bahasa Latin yaitu modo yang berarti baru. Tari modern merupakan ungkapan rasa yang bebas yang mulai ada gejala kemunculannya setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945. Munculnya istilah tari kreasi merupakan ungkapan refleksi dari kebebasan manusia dalam segala bidang. Namun pembaharuan yang terjadi dalam istilah tari perjalanannya cukup lambat karena akar tradisi cukup melekat dan
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.4 berakar kuat dalam bidang tari. Pada tahun lima puluhan tari kreasi mulai diperkenalkan oleh Wisnu Wardhana dan Bagong Kussudiardjo dari Jawa Tengah, dari Bali dirintis oleh I Mario mulai tahun dua puluhan, dan di Jawa Barat dirintis oleh R. Tjetje Somantri tahuan 1950-1970-an, dan Gugum Gumbira di tahuan 1970-an.
C. JENIS TARIAN DI INDONESIA Dilihat dari fungsinya tarian di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok tari upacara, kelompok tari bergembira atau tari pergaulan atau disebut pula tari sosial, dan tari teatrikal atau tari tontonan/pertunjukan.
1. Tari upacara Tari Upacara adalah tari yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara agama dan adat. Peristiwa ini banyak ditemukan di daerah-daerah yang masih memelihara dan kuat akar tradisinya. Daerah Bali merupakan daerah yang masyarakatnya memegang kuat tradisi dan agama Hindu yang dianutnya dalam setiap upacara agama dan adat yang diiringi dengan tari-tarian.
2. Tari bergembira atau tari pergaulan Tari bergembira atau tari pergaulan ialah tari yang berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa bergembira atau untuk pergaulan. Tari pergaulan ini biasanya dibawakan oleh pria dan wanita secara berpasangan. Tari bergembira diantaranya tari Lengso dari Maluku, tari Mapia dari Irian Jaya, tari Maengket dari Sulawesi Utara, tari Giring-giring dari Kalimantan, tari Meminang dari Nusa Tenggara Timur, tari Serampang dua Belas dari Sumatera, tari Joged dari Bali, tari Gandrung dari Nusa Tenggara Barat, tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Ketuk
Tilu dari Jawa Barat dan sebagainya. Tari-tari bergembira ini sekarang sudah jarang dilakukan, karena masyarakatnya terutama generasi muda lebih menyenangi tari-tari pergaulan import yang datang ke Indonesia dan lebih disukai, seperti misalnya Ballroom Dance, Dansa (dance), Cha Cha, tari disko dan tarian yang lebih ngepop yaitu dari irama dangdutan dan musik disko yang disebut joged
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.5
3. Tari teatrikal (theatrical dance) atau tari tontonan atau tari pertunjukan Tari teatrikal (theatrical dance) atau tari tontonan disebut juga tari pertunjukan, adalah tarian yang garapannya khusus untuk dipertunjukan (performing). Berdasarkan bentuk koreografinya tari teatrikal atau tari tontonan terdiri dari tari tunggal (solo), tari berpasangan (duet) atau tari masal, dan tari kelompok (group
choreography). Tari tunggal yaitu jenis tarian yang dibawakan oleh seorang penari di atas pentas. Dalam tari tradisi untuk jenis tari tunggal ini penari biasanya membawakan tokoh tertentu seperti Gatotkaca, Arjuna, Sinta, Rama dan sebagainya. Jenis tari berpasangan yaitu tarian yang dibawakan oleh dua orang penari atau lebih secara berpasangan dengan membawakan tarian secara berpasangan pula. Untuk jenis tari ini diantaranya tari Ketuk Tilu dari Jawa Barat, tari Tayub dari Jawa Tengah, tari Serampang Dua Belas dan tari Payung dari Sumatera Barat dan sebagainya. Tari kelompok (group choreogrphy) yaitu tari yang dibawakan oleh sejumlah penari dalam jumlah banyak dengan koreografi yang sama. Jenis tari ini selain hal-hal tersebut di atas, dapat dilihat pula berdasarkan temanya yaitu tari dramatik dan tari non dramatik. Tari dramatik ialah tari yang bercerita baik dilakukan oleh seorang penari maupun oleh beberapa orang penari, sedangkan tari yang non dramatik ialah tari yang tidak berceritera. Tari dramatik di Indonesia selain pada umumnya berbentuk drama tari misalnya
wayang wong dari Jawa Tengah, Langendriyan dari Surakarta, tari Topeng dari Jawa Barat, tari Oleg Tambulilingan dari Bali, tari Golek dari Jawa Tengah dan sebagainya, juga bisa didapat pada tari-tari tradisi lainnya dalam bentuk tari tungal seperti tari Topeng Panji, tari Kandagan, tari Anjasmara dan sebagainya. Adapun tari non dramatik misalnya tari Pendet dari Bali, tari Tayub dari Jawa Tengah, tari
Gending Sriwijaya dari Sumatera Selatan, tari ibing Pencak Silat dari Jawa Barat dan sebagainya. Untuk lebih mempertajam analisis tari, mahasiswa dapat membaca referensi-referensi tari di antaranya Tari-Tari Indonesia I, Wajah Tari Sunda Dari Masa Ke Masa, Rias dan Busana Tari Sunda, Seni Pertunjukan di Era Globalisasi, Wayang Wong dan sebagainya.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.6
B. Karya Tari dan Koreografer Istlah koreografer (choregrapher) adalah sebutan untuk menamakan penyusun atau penggubah tari, dan koreografi adalah sebutan untuk menyebut susunan atau gubahan tari. Istilah koreografi bagi bangsa Indonesia digunakan awalnya tahun 1963 dikala di Indonesia dibuka sekolah-sekolah Konservatori Tari Indonesia dan Akademi Seni Tari Indonesia di Yogyakarta (Soedarsono;1972). Kata ini berasal dari bahasa Inggris yang mengambil akarnya dari Yunani yaitu
choreia (choral dance) dan kata orchestra (dancing place). Istilah ini kemudian berkembang menjadi istilah umum untuk menyebut pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari, dan istilah bahasa Inggris untuk seorang penyusun tari mendapat nama choreogrpher. Diantara sekian banyak koreografer-koreografer Indonesia, diantaranya adalah sebagai berikut: 1. RI. Sasmita Mardawa dari Yogyakarta. Karya-karyanya yaitu tari Srimpi, tari Golek Menak, tari Kusuma, tari Golek Ayun-ayun, dan tari Beksan Menak Kelaswara-Adaninggar dan wayang wong. Beliau banyak mengembangkan tari-tari klasik gaya Yogyakarta. 2. Bagong Kusudiardjo dari Yogyakarta. Bagong Kusudiardjo adalah seorang seniman lukis yang juga seniman tari. Karya-karyanya antara lain tari Wira Pertiwi, tari Yapong, tari Pesta Desa, tari Baladewa, dan komposisi Gema Nusantara. Beliau juga sering menyelenggarakan event-event penting nasional 3. S. Maridi dari Surakarta. Karya-karyanya antara lain tari Karonsih, tari Merak Subal, tari Gambyong Pareanom, dan tari Eko Prawiro. 4. Sardono W. Kusuma dari Surakarta. Karya-karyanya yang spektakuler antara lain tari Lumpur, Komposisi Hujan Plastik, Dirah, Arus, tari Cak Teges, dan tari Menak Cina. 5. Tjetje Somantri dari Jawa Barat. Karya-karyanya antara lain tari Sekar Putri, tari Sulintang, tari Kandagan, tari Merak, tari Kupu-kupu, tari Topeng Klana dan sebagainya.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.7 6. Gugum Gumbira dari Jawa Barat. Karya-karyanya mengembangkan dari tari rakyat Ketuk Tilu.antara lain Jaipongan Daun Pulus, Serat Salira, Bulan Sapasi, Kameumeut dan sebagainya. 7. I. Wayan Dibia dari Bali. Karya-karyanya antara lain tari Manuk Rawa, tari Jaran Teji, tari Cak dan sebagainya. 8. Munali Fatah dari Jawa Timur. Karya-karyanya antara lain tari Ngremo gaya Surakarta, tari Cokronegoro dan sebagainya. 9. Gusmiati Suid dari Sumatera. Karya-karyanya antara lain tari Piring Kreasi, tari Payung, tari Kipas, tari Saputangan dan sebagainya. Dari jumlah di atas masih terdapat koreografer-koreografer lainnya yang banyak kiprahnya dalam dunia tari baik di tingkat nasional maupun di tingkat internasional. Disamping koreografer-koreografer Indonesia, untuk memperluas cakrawala dan pengetahuan di bidang tari, kita juga sering menyaksikan karyakarya tari orang luar bahkan sering dipergelarkan di Indonesia. Dari hasil karya mereka tidak sedikit pengaruhnya terhadap perkembangan tari di Indonesia. Seniman-seniman tari atau koreografer-koreografer dari Amerika dan luar Amerika seperti Asia yang beberapa karyanya pernah dipertunjukan di Indonesia diantaranya sebagai berikut: 1. Isadora Duncan (1877-1927), mulai pertunjukan tari pada tahun1899. 2. Martha Graham (1894), mengembangkan tari modern di Amerika dengan pertunjukan pertamanya yaitu pada tahun 1926 di New York. 3. Alwin Nikolais (1912), mengembangkan dance theater. Karya-karyanya antara lain Imago, Allergory, Vadeville of the Elemens. 4. Yvonne Riner dari San Fransisco, banyak belajar tari dari Martha Graham,
Merce Couningham, Anna Halprin, dan Edith Stephen. 5. Ramli Ibrahim dari Malaysia. Karya-karya diantaranya Mirage pada tahun 1993 pernah dipentaskan di Indonesia.
6. Kang Man Hong dari Korea. Karya tarinya antara lain The Throne, The
Illusion, dan Flower if Incense.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.8
7. Lin Hwai-min dari Taiwan. Karyanya antara lain Requiem dan Tale of the
Write Serpent. 8. Lo Nam-Fai dariTaiwan. Karyanya antara lain Seams of theCity. 9. Doris Humphrey dari Amerika Serikat. Beliau banyak menulis buku tentang tari diantaranya berjudul “ That art of The Making Dance”, mendirikan The Humphrey Weidman Dance Company di New York. 10. Hanya Holm dari Jerman. Karyanya antara lain mengembangkan tari modern Jerman.
11. Ho Hsio-Mei dari Taiwan. Hasil penataan tarinya dipergelarkan dalam The
Green Mill Dance Festival di Austria.
LATIHAN Susunlah sebuah rancangan garapan tari sederhana yang dapat diaplikasikan dalam pembelajaran seni tari di sekolah dasar dengan mengambil gagasan dari khasanah seni tari nusantara. Presentasikan rancangan gagasan saudara dalam diskusi di kelas bersama rekan-rekan dan tutor saudara.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN Cari informasi sebanyak-banyaknya tentang jenis-jenis tarian sederhana di Nusantara. Pilih salah satu atau beberapa jenis tarian yang saudara anggap dapat saudara modifikasi untuk membuat sebuah garapan tari pendidikan. Lakukan langkah-langkah penyusunan karya tari dan buaatlah catatan tertulis tentang garapan tari yang saudara buat.
RANGKUMAN Jenis-jenis tari di Indohesia dapat dibedakan atas dua bentuk berdasarkan pola garapannya dan bentuk koreografinya. Berdasarkan pola garapannya tari dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu tari tradisional dan tari kreasi baru. Tari
tradional adalah tari yang berkembang dan telah mengalami perjalanan waktu lama yang bertumpu pada pola-pola tradisi yang telah ada. Tari tradisional dilihat
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.9 dari nilai artistik garapannya atau secara koreografisnya dapat dibagi lagi ke dalam tiga jenis yaitu disebut tari sederhana, tari rakyat, dan tari klasik. Tari
kreasi baru adalah tari yang mengarah kepada kebebasan dalam pengungkapannya, baik berpijak kepada tradisi maupun tidak berpijak kepada tradisi. Berdasarkan fungsinya tarian di Indonesia dapat dibagi ke dalam tiga kelompok, yaitu kelompok tari upacara, kelompok tari bergembira atau tari pergaulan atau disebut pula tari sosial, dan tari teatrikal atau tari tontonan/pertunjukan. Tari upacara adalah tari yang khusus berfungsi sebagai sarana upacara agama dan adat. Tari bergembira atau tari pergaulan ialah tari yang berfungsi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa bergembira atau untuk pergaulan. Tari teatrikal (theatrical dance) atau tari tontonan atau tari pertunjukan yaitu tari yang garapannya khusus untuk dipertunjukan (performing). Istilah koreografer (choregrapher) adalah sebutan untuk menamakan penyusun atau penggubah tari, dan koreografi adalah sebutan untuk menyebut susunan atau gubahan tari. Kata ini berasal dari bahasa Inggris yang mengambil akarnya dari Yunani yaitu choreia (choral dance) dan kata orchestra (dancing
place). Istilah ini kemudian berkembang menjadi istilah umum untuk menyebut pengetahuan penyusunan tari atau hasil susunan tari, dan istilah bahasa Inggris untuk seorang penyusun tari mendapat nama choreogrpher.
Test Formatif 3
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan 1. Jenis-jenis tari di Indohesia dapat dibedakan atas dua bentuk yaitu berdasarkan ..................... a. pola garap dan pola lantai b. pola gerak dan bentuk pentas c. pola kostum dan bentuk musik d. pola garap dan bentuk koreografi 2. Berdasarkan pola garapannya, Tari dapat dibagi menjadi dua jenis, yaitu. a. tari tradisional dan tari kreasi baru b. tari rakyat dan tari kreasi modern c. tari tradisi dan tari ritual d. tari klasik dan tari modern 3. Tari ............. dilihat dari nilai artistik garapannya atau secara koreografisnya dapat dibagi lagi ke dalam tiga jenis yaitu disebut tari sederhana, tari rakyat, dan tari klasik.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.10 a. modern b. tradisional c. kreasi baru d. pertunjukkan 4. Jenis tarian ini terdapat hampir di seluruh dunia yaitu pada waktu masyarakatnya hidup di jaman prasejarah. Jenis tarian yang dimaksud adalah……….. a. Tari Purba b. Tari Primitif c. Tari Sederhana d. Tari Prasejarah 5. Tarian ini berkembang pada jaman feodal yang ditandai dengan munculnya kerajaan-kerajaan di Indonesia. Jenis tarian yang dimaksud adalah: a. Tari Feodal b. Tari Klasik c. Tari Istana d. tari Bangsawan 6. Dilihat dari fungsinya tarian di Indonesia dapat dibagi ke dalam .... a. satu kelompok b. empat kelompok c. dua kelompok d. tiga kelompok 7. Tari Lenso dari Maluku merupakan jenis tari............... a. pergaulan b. percintaan c. upacara d. ritual 8. Tari kelompok atau ................. yaitu tari yang dibawakan oleh sejumlah penari dalam jumlah banyak dengan koreografi yang sama a. group choreogrphy b. group dancing c. group work d. group dance 9. Tari Oleg Tambulilingan dari Bali termasuk jenis tari... a. upacara b. pertunjukan c. ritual d. persembahan 10. Ramli Ibrahim adalah seorang koreografer yang berasal dari… a. Aceh b. Riau c. Brunei d. Malaysia Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Sub unit 3 ini. Rumus: Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100% 10 Arti tingkat penguasan yang Anda capai: 90 - 100% = baik sekali 80 - 89% = baik 70 - 79% = cukup < 70% = kurang Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat meneruskan dengan Sub Unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.11 masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Sub Unit ini, terutama bagian yang belum Anda kuasai.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.12
DAFTAR PUSTAKA Abudurachman, R., (1979). Pendidikan Kesenian Seni Tari. Jakarta : Depdikbud. Caturwati, E. (1997). Rias dan Busana Tari Sunda. Bandung: STSI Press. Derlan, D., (1977), Gerak-gerak Dasar Tari Sunda. Bandung : ASTI. Karyati, D. dkk. (2005). “Pengantar Bahan Ajar Pendidikan Seni Tari dan Drama”. Diktat Kuliah PGSD. Bandung:UPI. Kayam, U., 1981. Tari, Tradisi, Masyarakat. Jakarta : Sinar Harapan. Parani, Y.dkk. ( t.t. ). Tari Pendidikan. Jakarta : LPTK. Rusliana, I. ( 2001 ). Khasanah Tari Wayang. Bandung : STSI Press. Sedyawati, Edy. 1981. Pertumbuhan Seni Pertunjukan. Seri Esni No. 4. Jakarta: Sinar Harapan. Smith, J., (1985). Komposisi Tari. Yogyakarta : Ikalasti. Soedarsoeno, (2002). Seni Pertunjukan Indonesia di Era Globalisasi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. __________. (1997). Tari-tarian Indonesia I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. __________, (1992). Pengantar Apresiasi Seni. Jakarta . Balai Pustaka. Soepandi, A. dan Enoch. (1982). Khasanah Kesenian Daerah Jawa Barat. Bandung: Pelita Masa. Tanjung, Husni Wardi dan Kamtini, (2006), Berkreativitas Melalui Kerajinan
Tangan dan Kesenian di Sekolah Dasar,Jakarta: Depdiknas-DirjendiktiDirektorat Ketenagaan. Tumurang, Hetty, (2006), Pembelajaran Kreativitas Anak Sekolah Dasar,Jakarta: Depdiknas-Dirjendikti-Direktorat Ketenagaan. Wardhana, W. (1989). Pendidikan Seni Tari. Jakarta : Depdikbud.
UNIT 9 - Sub UNIT 3 9.3.13
KUNCI JAWABAN
Test Formatif 2
1. B
2. C
3. C
4. A
5. B
6. C
7. B
8. C
9. A
10. C
Test Formatif 3
1. D
2. A
3. B
4. C
5. B
6. D
7. A
8. A
9. B
10. D
Test Formatif 1
1. C
2. D
3. A
4. B
5. C
6. B
7. A
8. D
9. C
10. D

No comments:

Post a Comment