Wednesday, December 13, 2017

Unit 4 - Sub Unit 1
Sub UNIT1
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN
ANAK DI SEKOLAH DASAR
Guru sebagai pelaksana proses pendidikan dan pembelajaran memiliki
beberapa kompetensi dalam menjalankan tugas profesinya. Kompetensi yang
dimaksud diantaranya adalah kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional, dan kompetensi sosial. Secara khusus berkaitan dengan
materi bahan ajar cetak ini maka kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah
kompetensi yang harus dimiliki guru dalam pembelajaran seni. Syukur, Dkk
(2005: 5-6) menjelaskan bahwa: “Standar Kompetensi Pedagogik Guru Seni
adalah memiliki kemampuan mengelola peserta didik yang meliputi: pengetahuan
dan pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran peserta didik, evaluasi hasil belajar, penelitian kelas, dan
pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang
dimilikinya”.
Atas dasar di atas, sebelum saudara memahami lebih jauh mengenai
perkembangan seni rupa anak-anak pada jenjang pendidikan dasar, maka terlebih
dulu perlu dipahami karakteristik khusus anak pada usia sekolah dasar serta peran
yang harus dilakukan dalam mengembangkan potensi anak berdasarkan
karakteristik yang dimilikinya. Karakteristik yang dimiliki oleh anak-anak ini
akan mendasari pemahaman saudara dalam memahami perkembangan seni rupa
lebih lanjut. Sedangkan pemahaman peran guru akan melandasi bagaimana
seharusnya guru dalam menghadapi kondisi siswa sekolah dasar dalam konteks
pembelajaran.
4.1.
1
Unit 4 - Sub Unit 1
A. Karakteristik, Fase dan Perkembangan Tugas Anak Usia Sekolah
Dasar
1. Karakteristik dan Fase Perkembangan Anak
Masa anak-anak (midle childhood) berlangsung antara usia 6 – 12 tahun.
Masa ini sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar atau
masa matang untuk sekolah. Pada masa ini mereka menginginkan untuk
menguasai kecakapan-kecakapan baru yang dapat diberikan oleh sekolah.
Simanjuntak dan Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu tanda
permulaan periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi
egocentris melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi telah ada
sikap intelektualis sehingga masa ini disebut periode intelektual. Hal ini sejalan
dengan pendapat Nasution (1995: 44) bahwa masa usia sekolah ini sering disebut
sebagai masa intelektual atau masa keserasian sekolah. Pada masa ini secara
relatif anak-anak mudah untuk dididik dari pada masa sebelumnya dan
sesudahnya
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa karaktertistik prilaku anak
pada usia ini berdasarkan jenis kelaminnya diketahui bahwa anak laki-laki lebih
banyak melakukan agresivitas, aktivitas, dominasi dan inpulsif dalam tingkah
lakunya. Mereka memiliki kecakapan mengamati ruang dan pengertian kuantitatif
lebih kuat dan lebih baik dibandingkan dengan anak wanita. Sementara itu, anak
wanita lebih banyak melakukan tingkah laku cemas. Akan tetapi mereka
mempunyai kecakapan verbal yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
Pada usia 6-12 tahun ini, objek gambar anak laki-laki berbeda dengan anak
perempuan. Hal idi ditegaskan oleh Fisher (1978: 5) bahwa pada umumnya anak
perempuan menggambar pemandangan (lanscape) yang dilengkapi dengan
binatang, pohon, bunga, bangunan, orang dan mata hari. Sementara itu anak lakilaki menggambarkan suasana perang, mobil, perahu, atau kartun.
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar ini dapat diperinci menjadi dua
fase, yaitu:
1. Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6,0 atau 7,0 sampai
umur 9,0 atau 10,0.
4.1.
2
Unit 4 - Sub Unit 1
2. Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira umur 9,0 atau 10,0 sampai
umur 12,0 atau 13,0.
Dari pembagian fase masa keserasian sekolah di atas maka (Nasution,
1995: 45) memperinci beberapa sifat khas anak pada masing-masing fase sebagai
berikut:
1) Masa Kelas-kelas Rendah Sekolah Dasar
a) Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan
pertumbuhan jasmani dengan prestasi sekolah.
b) Adanya sikap yang cenderung untuk mematuhi peraturan-peraturan
permainan yang tradisional.
c) Ada kecenderungan memilih sendiri
d) Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal
itu dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain.
e) Kalau tidak dapat menyelesiakan sesuatu soal, maka soal itu
dianggapnya tidak penting.
f) Pada masa ini (terutama pada umur 6,0 sampai 8,0) anak
menghendaki nilai (angka rapor) yang baik, tanpa mengingat apakah
prestasinya memang pantas diberi nilai baik atau tidak
2. Masa Kelas Kelas Tinggi Sekolah Dasar
Bebarapa sifat khas anak-anak pada masa ini adalah sebagai
berikut:
a) Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret;
hal ini menimbulkan danya kecenderungan untuk membandingkan
pekerjaan-pekerjaan yang praktis.
b) Amat realistik, ingin tahu dan ingin belajar.
c) Menjelang akhir masa ini telah ada minat terhadap hal-hal dan mata
pelajaran khusus, yang oleh ahli-ahli yang mengikuti teori faktor
ditafsirkan sebagai mulai menonjolnya faktor-faktor.
d) Sampai kira-kira umur 11,0 anak membutuhkan guru atau orangorang dewasa lainnya untuk menyelesaikan tugasnya dan memenuhi
keinginnannya; setelah kira umur 11,0 pada umumnya anak
4.1.
3
Unit 4 - Sub Unit 1
menghadapi tugas-tugasnya dengan bebas dan berusaha
menyelesaikannya sendiri.
e) Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagi ukuran
yang tepat (sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah
f) Anak-anak pada masa ini gemar membentuk kelompok sebaya,
biasanya untuk dapat bermain bersama-sama. Di dalam permainan
ini anak tidak lagi terikat pada aturan permainan yang tradisonal;
mereka membuat peraturan sendiri.
2. Perkembangan Tugas (Development Task) Anak Usia Sekolah Dasar
Dalam kajian psikologi pendidikan Muhamad Surya (1992: 13)
mengelompokkan ada tiga ciri utama pada masa sekolah dasar ini, yaitu:
1. Dorongan anak untuk ke luar rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya
(peer group).
2. Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk ke dalam dunia permainan
dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan.
3. Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol
(lambang) dan komunikasi secara dunia.
Sejalan dengan tiga ciri utama di atas, maka tugas perkembangan pada
usia sekolah dasar ini di antaranya:
1. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan
2. Membina sikap yang sehat terhadap dirinya sendiri sebagai suatu organisme
yang sedang berkembang.
3. Belajar bergaul dengan teman yang sebaya.
4. belajar berperan sebagai pria atau wanita seara tepat.
5. mengembangkan dasar-dasar keterampilan membaca, menulis dan berhitung
dengan baik sesuai dengan tuntutan masyarakat.
6. mengembangkan konsep-konsep yang diperlukan dalam kehidupan sehari-hari
7. mengembangkan kata hati, moral dan skala-skala nilai.
8. Mencapai kemerdekaan pribadi
9. Mengembangkan sikap terhadap kelompok dan lembaga sosial.
4.1.
4
Unit 4 - Sub Unit 1
B. Karakteristik Perkembangan Anak dan Implikasinya terhadap
Pengajaran Seni
Pada bagian ini, secara khusus saudara akan mempelajari karakteristik
perkembangan anak usia sekolah dasar dan impikasinya terhadap pembelajaran
seni di sekolah dasar. Uraian mengenai karakteristik umum dan implikasinya
terhadap pembelajaran seni ini disajikan sebagai upaya untuk melakukan studi
perbandingan dengan kondisi anak di sekolah kita. Pada bagian kiri tabel, berisi
karakteristik anak secara umum, sedangkan pada bagian kanan tabel berisi
implikasinya terhadap pengajaran seni di sekolah dasar.
1. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 1 dan kelas 2
Karakteristik Umum Implikasi bagi Pengajaran Seni
Aktif dan mudah gembira Penggunaan banyak topik sebagai bahan motivasi
Menyenangi bekerja dengan
menggunakan tangan
Penggunaan tangan dalam kegiatan seni sebagai
alat (wahana) untuk dihubungkan
dengan pembelajaran
Memperlihatkan rasa bangga yang
besar dalam bekerja
Memajang pekerjaan di ruangan/aula
Adanya hasrat untuk belajar Mengajar mereka dengan kegiatan berjalan-jalan
untuk melihat dan menggambar.
Ingin menjadi yang pertama Memberikan kemampuan merespon secara
khusus. Sebagai contoh: “kamu
mungkin dapat menggunting
sekarang”
Memiliki waktu yang terbatas pada
minat dan mudah
bosan
Berikan tujuan melalui pembelajaran, kemudian
disuruh untuk memulainya
Memiliki perasaan yang mudah
tersakiti
Tunjukkan beberapa jalan alternatif untuk
mengambar sesuatu, dengan
menyampaikan masing-masing
perbedaan, tidak dengan satu jalan.
Berikan pujian ketika siswa telah
mencapai “cara” menggambarkan
seuatu
Dengan alternatif bekerjasama dan
tak mau bekerjasama
Beri ”tanda jalan” untuk membayangkan
bagaimana lamanya masing masing
tahap kapan kegiatan dimulai, dan
kemudian yang akan dilakukan
Biasanya dapat mengerti hanya
satu ide pada satu
waktu tertentu
Berikan tujuan pembelajaran melalui pelajaran
Sangat menyenangi permainan Gunakan permainan psikomotor dan latihan
4.1.
5
Unit 4 - Sub Unit 1
Karakteristik Umum Implikasi bagi Pengajaran Seni
imajinatif, tari, cerita
dan permainan
bermain peran
Menyukai sesuatu yang pura-pura
dan menikutsertakan
dirinya membuat suatu
keyakinan
Gunakan permainan boneka dan dibuat cerita
Menginginkan persetujuan teman
sekelas dan guru
Pertajam mereka untuk mengatakan tentang
gambarnya pada waktu lain
Kadang-kadang hidup mereka
memiliki dunia rahasia
Gunakan fantasi sebagai motivasi (jika saya…,
saya akan…)
Ketertarikan sesuatu untuk disentuh
dan dirasakan
Gunakan motivasi raba (tactile), untuk contoh,
kelinci, mainan-mainan, kura-kura.
Mengagumi gerak dan alat-alat
mekanik
Mengatur mainan memutar (wind-up) sebagai
mahluk hidup. Gunakan persepsivisual sebagai kaleidoscope
Menyenangi TV, buku ilustrasi,
f i l m , p i k n i k ,
karyawisata, pakaian
baru, topi
Tanyakan kepada mereka untuk melakukan kritik
terhadap ilustrasi buku. Setelah
anak-anak karyawisata, mereka
menggambar, menggambar topi
Diadaptasi dari: Wachowiak dan Clements (1993: 34)
2. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 3 dan kelas 4
Karakteristik Umum Implikasi bagi Pengajaran Seni
Koordinasi mata dan tangan telah
terimprovisasi
Siswa akan menggambar bentuk kawan
sebaya sebagai model
Penggunaan otot kecil telah lebih baik Siswa akan menggambar pakaian
Menjadi sadar akan perbedaan tiap
orang
Siswa akan menunjukkan perbedaan antara
gambar figure (sosok) dan objek
dalam karya mereka
Secara umum pembelajaran menjadi
responsive, teratur, dan
kerjasama
Siswa akan tukar pengalaman, membagikan,
dan mengumpulkan material
seni.
Sudah mulai memisahkan bentuk
berdasarkan jenis kelamin
Berikan motivasi berkarya bagi siswa lakilaki dan perempuan berdasarkan
minatnya
Dimungkinkan untuk memulai bekerja
dengan gang dan kelompok
Siswa akan melukiskan teman dan karyanya.
Guru datat menggunakan
persetujuan kawannya untuk
memodifikasi prilakunya
Menyenangi buku komik Siswa akan berkreasi karakter komik dan
superhero
Pertumbuhan dalam kemampuan kritik,
evaluasi diri, dan
mengevaluasi yang lain
Siswa akan menggunakan tujuan
pembelajaran untuk
mengevluasi karya mereka
Kemampuan untuk konsentrasi pada
masa ini lebih lama
Mengerjakan proyek memungkinkan lebih
lama jika tujuan bar
diketahuinya
4.1.
6
Unit 4 - Sub Unit 1
Mengembangkan minat dalam bepergian
(travel)
Siswa akan mendeskripsikan bagimana
hubungan cerita berkarya
dengan budaya
Proses kehidupan tumbuhan dan
binatang menarik bagi
mereka
Siswa akan menggambar dari kehidupan,
membuat model dengan cara
mengisi kulit binatang, gambar
flora dan fauna dan
mendeskripsikan bagimana
mereka menggambar secara
khusus mengenai tanaman dan
binatang.
Mengembangan perasaan humor Siswa akan mendeskusikan isu
keindahanyang muncul dari
gambar kartun
Memiliki kegemaran dan
mengumpulkan
Siswa akan mendiskusikan karya yang
dikumpulkannya dalam
kegiatan kritik.
Sumber: Wachowiak dan Clements (1993: 45-46)
3. Karakteristik Perkembangan siswa kelas 5 dan kelas 6
Karakteristik Umum Implikasi bagi Pengajaran Seni
Mulai banyak mengkonsentarasikan diri
berdasarkan minat individu
dimulai dari minat individu
Siswa akan melukiskan kumpulan individu,
pakaian yang khusus, seragam
baseball, kostum balet, seragam
pramuka.
Hal yang diminati pada masa ini
berkaitan dengan kegiatan
yang berhubungan dengan
gender
Dalam kematangan, perkembangan fisik
siswa perempuan dan
emosional lebih matang
dibandingkan dengan anak
laki-laki
Siswa akan menggunakan metode kritik seni
untuk mendeskripsikan dan
menginterpretasikan karya seni
yang ditunjukkan pada masa
remaja awal
Kemandirian, kemampuan merespon,
mengkritik dirinya, dan
memberikan alasan
Siswa akan menggunakan evaluasi mereka
pada karya seni - melakukan
deskripsi mengenai kekuatan
dan kelamahannya-sebagai
suatu panduan dalam membuat
sesuatu yang lebih tinggi/
berharga
Tertarik untuk mengerjakan dan
membuat sesuatu ”right”;
mencoba untuk
mengkompromikan bahwa
hal itu prilaku ”good”
Siswa akan melakukan eksplorasi dengan
menggunakan metode yang
menunjukkan kenyataan dalam
ruang. Siswa akan dapat
mengkompromikan dalam
kebijakan prilaku kelompoknya
Mengembangkan minat di luar rumah Siswa akan mendeskripsikan bagamana seni
4.1.
7
Unit 4 - Sub Unit 1
dan sekolah, masyarakat,
dan dunia yang lebih luas
masuk ke dalam masyarakat
Mulai tumbuh sikap kritis dan mandiri Siswa akan berdiskusi dalam menilai dengan
ahli
Mulai adanya emosi yang kritis dan
perubahan phisik
Siswa akan melukiskan emosi yang muncul
terhadap seni dan tulisan
Tumbuh kegemaran dan mengumpulkan
karya seni
Siswa akan berkreasi pemajanagan karya
seni yang mewakili hobinya
Mulai adanya fase hero dan semangat
heroik
Penggunan contoh-contoh dari sejarah seni,
siswa akan mendesripsikan
seniman yang teknal dalam
kehidupannya
Kadang-kadang senang menjadi dirinya
sendiri dan menjauhi dari
pengaruh dewasa
Siswa akan berkreasi secara pribadi/
individual dalam membuat buku
catatan-diary, menunjukan
sesorang dalam kehidupannya.
Menyenangi bekerja dalam proyek
berkelompok
Siswa akan bekerjasama dalam bekerja
dengan kelompok teman sebaya
dalam merencanakan dan
melaksanakan pekerjaannya
Pengembangan kepekaan pada nilai,
kepeakaan akan nilai baik
dan buruk
Siswa akan memperbincangkan peristiwa
dalam etika berkarya
Bertambahnya minat dan lamanya
dalam bekerja
Siswa akan mengerjakan karya seninya lebih
dari tiga jam
Cenderung mengikuti gang dan
kelompoknya yang
berkaitan dengan minat,
seks, kesukuan/etnis,
tetangga, dan keluarganya
Siswa akan menidentifikasi, dan menafsirkan
sejarah
Sumber: Wachowiak dan Clements (1993: 51-52)
D. Peran Guru dalam Proses Pembelajaran Seni
Guru sebagai pengelola proses belajar mengajar perlu memahami
fungsinya dalam melakukan prosedur pembelajaran di sekolah dasar. Pemahaman
aspek psikologis siswa seperti pada kajian di atas mengenai karakteristik
perkembangan siswa perlu dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
Secara khusus Curtis dan Bidwell (1976) menyebutkan lima fungsi guru,
yaitu: sebagai model, perencana, pendiagnostik kesulitan belajar, manajer,
pemandu dalam mencari sumber belajar.
4.1.
8
Unit 4 - Sub Unit 1
a) Guru sebagai model
Fungsi ini mepersyaratkan seorang guru sebagai sosok pribadi yang
“digugu” dan “ditiru”. Guru perlu memiliki disiplin pribadi baik secara
intelektual, emosional dan kebiasaan. Disiplin intelektual dicapai guru setelah
memiliki pengetahuan atau informasi, disiplin emosional memberikan kontrisbusi
keseimbangan individu dan kestabilan belajar pada lingkungannya, dan guru perlu
memiliki kualitas jiwa kepemimpinan.
Upaya yang dilakukan guru untuk menjalankan fungsinya sebagai model
ini adalah dengan melibatkan diri secara emosional dalam kelas. Melalui cara ini
ini siswa akan semakin dekat, tapi menaruh perhatian hormat pada guru sehingga
suasana kooperatif dan penuh keakraban.
Dalam proses pembelajaran seni guru perlu menunjukkan perhatiannya
terhadap karya-karya yang dihasilkan anak, memberikan apresiasi yang dapat
meningkatkan rasa percaya diri mereka. Sebagai model, akan sangat membantu
apabila guru juga memiliki kemampuan berkarya seni seperti apa yang diajarkan
kepada siswanya.
b) Guru sebagai perencana (planning).
Untuk menjalankan tugas pembelajaran guru dituntut untuk mampu
merumuskan tujuan pembelajaran yang relevan dengan tujuan pendidikan di
sekolah. Dalam merumuskan rencana pembelajaran ada tiga aspek yang harus
diperhatikan, yaitu: kepentingan siswa, ilmu, dan masyarakat
c) Guru sebagai “penemu” kesulitan belajar siswa (diagnostician)
Kesulitan belajar dalam pembelajaran perlu diatasi guna mencapai tujuan
belajar yang diharapkan. Untuk itu, guru harus mampu dan memahami
karakteristik kesulitan belajar yang dihadapi anak didiknya. Guru perlu menguasai
kaidah-kaidah dan prosedur pelaksanaan evaluasi dalam pembelajaran sehingga
memperoleh informasi tentang kemajuan (progress) peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajarannya. Untuk itu, fungsi formatif merupakan salah
satu yang dapat digunakan sebagai fungsi diagnostik kesulitan belajar siswa
d) Guru sebagai pengelola (manager)
4.1.
9
Unit 4 - Sub Unit 1
Sebagai seorang manajer, guru dalam menjalankan tugasnya perlu
memiliki kemampuan dalam mengelola lingkungan belajar yang kondusif.
Beberapa contoh pengelolaan kelas ini adalah mengatur aktivitas siswa,
mengarahkan dan menyalurkan minat belajar siswa secara individu dan atau
kelompok, dan melakukan pembuatan laporan administrasi proses dan hasil
pembelajaran siswa.
e) Guru sebagai pemandu dalam mencari sumber belajar (guide to
resources):
Dalam menjalankan perannya sebagai pemandu pencarian sumber belajar,
gur dapat mengoptimalkan lingkungan dan sarana yang ada menjadi sumber
bahan belajar. Sumber belajar yang perlu dipertimbangkan untuk digunakan
sebagai sumber belajar di antaranya: guru, nara sumber, masyarakat, media,
perpustakaan, dan sebagainya. Dalam memanfaatkan sumber belajar tersebut,
guru dituntut pula untuk mampu menerapkan materi, metode, dan strategi belajarmengajar yang tepat
LATIHAN
1. Jelaskan disertai contoh karakteristik, fase dan perkembangan tugas anak
usia sekolah dasar
2. Jelaskan 5 Fungsi guru dalam proses pembelajaran seni menurut
Curtis dan Bidwell
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
1. Baca kembali materi tentang karakteristik, fase dan perkembangan tugas
anak usia sekolah dasar diskusikan dengan rekan saudara untuk
memperoleh contoh yang realistik dalam proses pembelajaran di sekolah
dasar
2. Baca kembali materi tentang Peran guru dalam proses pembelajaran seni
4.1.10
Unit 4 - Sub Unit 1
RANGKUMAN
Masa anak-anak (midle childhood) berlangsung antara usia 6 – 12 tahun.
Masa ini sering disebut juga masa sekolah, yaitu masa matang untuk belajar atau
masa matang untuk sekolah. Pada masa ini mereka menginginkan untuk
menguasai kecakapan-kecakapan baru yang dapat diberikan oleh sekolah.
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh beberapa karaktertistik prilaku anak pada
usia ini berdasarkan jenis kelaminnya diketahui bahwa anak laki-laki lebih banyak
melakukan agresivitas, aktivitas, dominasi dan inpulsif dalam tingkah lakunya.
Mereka memiliki kecakapan mengamati ruang dan pengertian kuantitatif lebih
kuat dan lebih baik dibandingkan dengan anak wanita. Sementara itu, anak wanita
lebih banyak melakukan tingkah laku cemas. Akan tetapi mereka mempunyai
kecakapan verbal yang lebih baik dari pada anak laki-laki.
Pada jenjang pendidikan sekolah dasar ini dapat diperinci menjadi dua
fase, yaitu (1) Masa kelas-kelas rendah sekolah dasar, kira-kira umur 6,0 atau 7,0
sampai umur 9,0 atau 10,0.dan (2) Masa kelas-kelas tinggi sekolah dasar, kira-kira
umur 9,0 atau 10,0 sampai umur 12,0 atau 13,0.
Dalam kajian psikologi pendidikan Muhamad Surya (1992: 13)
mengelompokkan ada tiga ciri utama pada masa sekolah dasar ini, yaitu (1)
Dorongan anak untuk ke luar rumah dan masuk ke dalam kelompok sebaya
(peer group), (2) Keadaan fisik yang mendorong anak untuk masuk ke dalam
dunia permainan dan pekerjaan yang membutuhkan keterampilan. Dan (3)
Dorongan mental untuk memasuki dunia konsep-konsep, logika, simbol
(lambang) dan komunikasi secara dunia.
Karakteristik perkembangan anak usia sekolah dasar berimplikasi terhadap
pembelajaran seni di sekolah dasar. Guru sebagai pengelola proses belajar
mengajar perlu memahami fungsinya dalam melakukan prosedur pembelajaran di
sekolah dasar. Pemahaman aspek psikologis siswa mengenai karakteristik
perkembangan siswa perlu dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan guru
dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi proses dan hasil
pembelajaran.
4.1.11
Unit 4 - Sub Unit 1
Test Formatif 1
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Masa anak-anak (midle childhood) berlangsung antara usia ..............
a. 6 – 12 tahun
b. 4 – 12 tahun
c. 5 – 12 tahun
d. 7 – 12 tahun
2. Pada jenjang pendidikan sekolah dasar ini dapat diperinci menjadi dua fase,
yaitu masa.....................
a. kelas bawah dan kelas atas
b. kelas kecil dan kelas besar
c. kelas rendah dan kelas tinggi
d. kelas reguler dan kelas unggul
3. Dalam periode perkembangan anak sekolah dasar, umur 6,0 atau 7,0 sampai
umur 9,0 atau 10,0. adalah masa................
a. kelas-kelas rendah
b. kelas-kelas atas
c. kelas-kelas tinggi
d. kelas-kelas rawan
4. Dalam periode perkembangan anak sekolah dasar, umur 9,0 atau 10,0 sampai
umur 12,0 atau 13,0. adalah masa.............
a. kelas-kelas rendah
b. kelas-kelas atas
c. kelas-kelas tinggi
d. kelas-kelas rawan
5. Adanya korelasi positif yang tinggi antara keadaan kesehatan pertumbuhan
jasmani dengan prestasi sekolah terjadi pada masa ..................... sekolah dasar
a. kelas-kelas rendah
b. kelas-kelas atas
c. kelas-kelas tinggi
d. kelas-kelas rawan
6. Suka membanding-bandingkan dirinya dengan anak lain, kalau hal itu
dirasanya menguntungkan untuk meremehkan anak lain umumnya terjadi
terjadi pada masa ..................... sekolah dasar
a. kelas-kelas atas
b. kelas-kelas rendah
c. kelas-kelas rawan
d. kelas-kelas tinggi
7. Adanya minat terhadap kehidupan praktis sehari-hari yang konkret; hal ini
menimbulkan danya kecenderungan untuk membandingkan pekerjaanpekerjaan yang praktis. Adalah salah satu sifat anak yang khas pada masa…
a. kelas-kelas atas
b. kelas-kelas rendah
c. kelas-kelas rawan
d. kelas-kelas tinggi
8. Pada masa ini anak memandang nilai (angka rapor) sebagi ukuran yang tepat
(sebaik-baiknya) mengenai prestasi sekolah. Masa yang dimaksud adalah
masa ………………….
a. kelas-kelas tinggi c. kelas-kelas rawan
4.1.12
Unit 4 - Sub Unit 1
b. kelas-kelas rendah d. kelas-kelas atas
9. Salah satu karakteristik perkembangan anak pada masa .................adalah
menyenangi bekerja dengan menggunakan tangan. Implikasi karakter ini
terhadap pengajaran seni adalah. Penggunaan tangan dalam kegiatan seni.
a. kelas 3 dan kelas 4
b. kelas 5 dan kelas 6
c. kelas 1 hingga kelas 3
d. kelas 1 dan kelas 2
10. Salah satu dari lima fungsi guru adalah ..................., berdasarkan fungsi ini
akan sangat membantu apabila guru juga memiliki kemampuan berkarya seni
seperti apa yang diajarkan kepada siswanya.
a. Guru sebagai manajer
b. Guru sebagai Model
c. Guru sebagai perencana
d. Guru sebagai pendiagnostik
Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Saudara dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian
hitunglah jawaban Saudara yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Saudara terhadap materi sub unit 1 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Saudara yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasan yang Saudara capai:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Catatan: Bila Saudara mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Saudara
dapat meneruskan dengan Unit atau sub unit selanjutnya, tetapi bila tingkat
penguasan Saudara masih di bawah 80%, Saudara harus mengulangi sub unit ini,
terutama bagian yang belum Saudara kuasai.
4.1.13

No comments:

Post a Comment