BAB I
PENDAHULUAN
A. LatarBelakang
Pendidikan untuk anak usia dini
sekaranginibanyakparapendidik yang
kurangperhatiandalammempelajaripolapertumbuhanmaupunperkembanganpesertadidik
yang sebenarnyasangatberguna demi kelancaran proses pembelajaran.
Dengankurangfahamnyapendidikdenganpolapertumbuhanmaupunperkembangansikap dan sosial pesertadidiknyamakaakanterjadibeberapahambatandalam
proses pembelajaranseperti :kurangdifahaminyamateri yang disampaikanpendidik.
Perlunya guru bimbingan
konseling di PAUD sangat berperan penting. Karena anak usia dini sangat perlu
diperhatikan dalam hambatan yang dialaminya maupun bakat yang perlu kita asa
atau kita arahkan untuk mereka.
Disampingitu,
kami membuatmakalahinidenganharapan agar
penulisdapatlebihmendalamlagidalammempelajariperkembanganpesertadidikgunamendukungmetodepembelajarankelak.
B.
Rumusan
masalah
a) perlunya bimbingan konseling di PAUD
a) perlunya bimbingan konseling di PAUD
b) masalah yang sering terjadi di TK
c) alasan-alasan sekolah tidak memiliki guru Bimbingan
konseling
C. Tujuan
Tujuandarimakalahiniadalah
:
1.
Mengetahuihakekatpesertadidikdalampandangananthropologimaupundalampandanganislam
2.
Mengetahuikedudukanpesertadidik
3.
Mengetahuihakekatpertumbuhandanperkembangan
4.
Mengetahuifaktor-faktorpenting perlunya guru BK
5.
Mempelajarikarakteristikanakusiadini
6.
Mengetahuipermasalahanperkembangananakusiadini
7.
Mengetahui
kelebihan dan kekurangan anak usia dini
D.
Metode
Observasi
Dalam
melaksanakan observasi ini, kami menggunakan metode dengan melakukan wawancara
ke guru TK Lab Sriwijaya yang bernama Ibu Wiwik dan Yani karena kepalasekolah
pada hari itu tidak hadir. Selain itu kami juga menggunakan metode studi
pustaka.
E.
Waktu
Pelaksanaan
Hari :
Jum’at
Tanggal :
17 September 2013
Waktu :
11.00 s/d selesai
Anggota
kelompok observasi pada hari itu ;
1.
Tri
Wulandari (06121014031)
2.
Chasya
Aghniarahma (06121014032)
3.
Rani
Fitriani (06121014033)
4.
Hestira
Rahmaliyana (06121014034)
5.
Ade
Trianalestari (06121014035)
F. Kegiatan yang kami lakukan selama
Observasi:
1. Wawancara
dengan guru TK Lab Sriwijaya mengenailayanan bimbingan konseling yang
diterapkan dalam TK tersebut.
2. Pengambilan
gambar terhadap suasana belajar TKLab Sriwijaya sebagai dokumentasi.
BAB II
LANDASAN
TEORI
1.
Teori
Bimbingan dan Konseling di Taman Kanak – Kanak.
Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan awal bagi
anak sebelum memasuki sekolah dasar. Oleh sebab itu kesuksesan pendidikan anak
di TK cenderung berpengaruh pada pendidikan anak selanjutnya. Tujuan utama
bimbingan adalah untuk memfasilitasi perkembangan pribadi anak sebagai murid
(Sherzert & Stone, 1981). Tujuan umum bimbingan di TK adalah membantu anak
didik agar dapat mengenal dirinya dan lingkungan terdekatnya sehingga dapat
menyesuaikan diri melalui tahap peralihan dari kehidupan di rumah ke kehidupan
di sekolah dan masyarakat sekitar anak (Depdikbud, 1994). Sedangkan menurut Miller (I.
Djumhur dan Moh. Surya, 1975) mengartikan bimbingan sebagai proses bantuan
terhadap individu untuk mencapai pemahaman diri yang dibutuhkan untuk
melakukanpenyesuaian diri secara maksimum di sekolah, keluarga dan masyarakat. Bila pada masa TK, anak diberikan
layanan BK secara profesional, diharapkan akan membawa dampak positif bagi
kegiatan pendidikan anak selanjutnya secara umum dan perkembangan pribadi anak
secara khusus. Adapun teori yang mendukung dengan hal ini adalah :
·
Konseling
Behavioristik (Behavioristic Counseling)
Pendekatan ini menitikberatkan pada perubahan nyata
dalam perilaku konseling sebagai hasil
darikonseling. Pendekatan ini juga menekankan bahwa hubungan antarpribadi tidak
dapat diteliti secara ilmiah, sedangkan perubahan nyata dalam perilaku konseling
memungkinkan dilakukan penelitian ilmiah.Pendekatan ini merupakan kebalikan
dari pendekatan yang memandang hubungan antarpribadi antarakonselor dan konseling
sebagai komponen utama dan mutlak serta sekaligus cukup untuk memberikanbantuan
psikologis kepada seseorang. Keyakinan dasar yang dipegang dalam pendekatan ini
adalah bahwa perilaku manusia merupakan hasil dari suatu proses belajar, maka
dapat diubah dengan belajar baru(Winkel dan Sri Hastuti, 2004).
·
Rational-Emotive
Therapy (RET)
Pelopor
dan peletak dasar konseling ini adalah Albert Ellis.
RET merupakan corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan(emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku (Winkel,1997, 144). Menurut Ellis (1994) perilaku seseorang khususnya yang berkaitan dengan emosi, bukan disebabkan secara langsung oleh peristiwa yang dialaminya, melainkan karena cara berpikir atau sistemkepercayaan seseorang (rasional atau irrasional) . Jadi tujuan dari RET adalah untukmemperbaiki dan mengubah sikap, cara berpikir, persepsi, keyakinan serta pandangan konseli yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dan mencapai realisasi diri yangoptimal.
RET merupakan corak konseling yang menekankan kebersamaan dan interaksi antara berpikir dan akal sehat (rational thinking), berperasaan(emoting), dan berperilaku (acting), serta sekaligus menekankan bahwa perubahan yang mendalam dalam cara berpikir dapat menghasilkan perubahan berarti dalam cara berperasaan dan berperilaku (Winkel,1997, 144). Menurut Ellis (1994) perilaku seseorang khususnya yang berkaitan dengan emosi, bukan disebabkan secara langsung oleh peristiwa yang dialaminya, melainkan karena cara berpikir atau sistemkepercayaan seseorang (rasional atau irrasional) . Jadi tujuan dari RET adalah untukmemperbaiki dan mengubah sikap, cara berpikir, persepsi, keyakinan serta pandangan konseli yang irrasional menjadi rasional, sehingga ia dapat mengembangkan dirinya dan mencapai realisasi diri yangoptimal.
·
Menurut
Erik Erikson
Konseling atau
konseling ego memiliki ciri khas yang lebih menekankan pada fungsi ego.
Kegiatan konseling yang dilakukan pada umumnya bertujuan untuk memperkuat ego
strength, yang berarti melatih kekuatan ego klien.Adapun tujuan konseling menurut
Erikson adalah memfungsikan ego klien secara penuh. Tujuan lainnya adalah
melakukan perubahan-perubahan pada diri klien sehingga terbentuk coping
behavior yang dikehendaki dan dapat terbina agar ego klien itu menjadi
lebih kuat. Ego yang baik adalah ego yang kuat, yaitu yang dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan dengan dimana dia berada. Jadi Model konseling ego lebih
menekankan pada fungsi ego, yaitu dengan menonjolkan ego strength
(kekuatan ego). Individu yang memiliki ego yang kuat akan mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungan dan membina hubungan sosial yang harmonis bersama orang
lain. Dalam perkembangan individu Erikson membaginya menjadi perkembangan yang
sukses dan perkembangan yang gagal pada setiap tahap perkembangan.
2.
Konsep
dasar Bimbingan dan konseling Anak Usia Dini.
Tujuan Khusus, Membantu
anak untuk :
Mengenal dirinya
(kemampuan,sifat,kebiasaan)
Mengatasi kesulitannya
Mengembangkan potensinya
Menyiapkan perkembangan mental, sosial
& jenjang pendidikan selanjutnya.
Tujuan khusus, membantu
orang tua untuk:
Mengerti, memahami dan menerima anak sebagai
individu.
Mengatasi gangguan emosi anak dan kesehatan
Memilih sekolah yang sesuai dengan tahap
kemampuan anak.
BAB III
LAPORAN HASIL OBSERVASI DI TK LAB
SRIWIJAYA
1.
TK
Lab Sriwijaya
TK
Lab Sriwijaya ini terletak di Jalan Sriwijaya KM 5 Palembang .TK Lab Sriwijaya
didirikan dibawah naungan Universitas Sriwijaya (UNSRI). TK ini dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) seperti
PG-TK sekarang berubah menjadi PG-PAUD untuk tugas praktek atau ujian
dengan bimbingan dosen yang bersangkutan. TK ini terdiri dari dua kelas yaitu kelas A terdiri
dari 8 siswa usia anak berkisar 5 tahun sampai 6 tahun dan kelas B terdiri dari
19 siswa usia anak berkisar 3,5 tahun sampai 4 tahun. Setiap kelas terdapat dua
guru pembimbing.
2.
Struktur
Organisasi TK Lab Sriwijaya
Kepala
Sekolah
Toyyibah
Guru kelas A Guru
kelas B
Liansih dan Yani Kiki
dan Wiwik
3.
Sarana
dan Prasarana TK Lab Sriwijaya
Keadaan
TK Lab Sriwijaya walaupun kecil tetapi dapat dikatakan baik dan nyaman. Sarana
fisik tersebut antara lain :
ü Ruang
kelas
ü Tempat
bermain
ü Toilet
ü Jam
dinding
ü Lemari
ü Kursi
ü Meja
belajar
ü Papan
tulis
ü Alat
peraga pendidikan
4.
Ketersediaan
Guru Bimbingan dan Konseling di TK Lab Sriwijaya
Observasi
yang kami lakukan pada hari selasa, 17 September 2013 pada pukul 11.00 WIB.
Observasi kami lakukan selama sehari,
kami melakukan wawancara dengan ibu Wiwik dan ibu Yani merupakan tenaga
pendidikan TK tersebut dari keterangannya kami mendapat informasi bahwa TK Lab
Sriwijaya belum ada guru bimbingan dan konseling. Hal ini dikarenakan memang
menurut kepala sekolah belum perlu diadakannya petugas bimbingan dan konseling
dan belum adanya guru bimbingan dan konseling yang menawarkan diri untuk TK
ini.
5.
Kerja
Sama dengan Pihak Luar
TK
Lab Sriwijaya melakukan kerjasama dengan pihak-pihak di luar sekolah
sebagai penunjang proses pembelajaran siswa, yang bentuk kerjasamanya antara
lain :
Kunjungan rutin ke
puskesmas untuk pemeriksaan dan pemberian vitamin serta obat cacing pada bulan
ke- 2 dan bulan ke- 8 serta kerjasama dengan perusahaan elektronik jual laptop
khusus anak usia dini yang dimana aplikasinya berisi tentang pelajaran anak
usia dini.
6.
Pengaturan
Tempat Duduk Siswa
Pengaturan
tempat duduk anak di kelas tidak dilakukan secara khusus. Anak memilih sendiri
tempat duduknya. Awal kegiatan guru berserta siswanya duduk diatas karpet
bersama seperti pada kegiatan berdoa dan bernyanyi dan saat waktu belajar anak
dibebaskan duduk dimana saja, duduk di atas kursi atau duduk di atas karpet.
7.
Masalah
yang Sering Terjadi Pada Siswa
Masalah
yang sering dihadapi oleh anak-anak TK Lab Sriwijaya adalah tidak dapatnya
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Anak yang biasanya di manja di
rumahnya, kemudian harus mengikuti aturan yang ada di dalam sekolah ,sehingga
masih terdapat anak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada.
Masalah seperti itu seringnya dialami oleh anak kelas A yang baru masuk ke
jenjang Taman Kanak-Kanak. Sedangkan anak kelas B atau yang sudah agak besar
biasanya bermasalah dengan temannya atau lebih berhubungan dengan masalah
sosial. Tidak hanya itu masalah dalam 5 aspek pengembangan anak memiliki
kekurangan dan kelebihan. Tidak semua anak dapat menguasai kelima aspek
tersebut diantara aspek tersebut terdapat pelajaran yang menonjol misalnya anak
pandai dalam bidang kesenian akan tetapi ia lambat dalam bidang kognitif dan
sebaliknya. Berdasarkan masalah dari kedua kelas masih dalam ambang batas
kewajaran.
8.
Solusi
Mengatasi Masalah Pada Siswa
Pada
awalnya anak sulit masuk kelas, ia akan masuk kelas jika ibu mendampinginya
atau menagis jika ditingali ibunya. Cara
menghadapi masalah di kelas B ibu Wiwik
dengan mendekatkan diri pada anak dan menanamkan rasa kepercayaan diri
pada anak. Pada hari pertama ibunya
diperbolehkan masuk untuk mendampingi anaknya tetapi hanya sampai kegiatan awal
saat kegiatan belajar ibunya harus meninggalkan kelas dan menunggu diluar
kelas. Keesokan harinya ibu si anak menunggu diluar dan biarkan anak menangis
di dalam kelas peran guru adalah mendekatkan diri pada anak tersebut dengan
duduk disamping ibu guru dengan sendirinya anak akan berhenti menangis berbeda
dengan cara ibu Yani dalam menghadapi kelas A. Jika anak menangis membiarkan
orang tuanya masuk kelas untuk mendampingi anaknya. Saat pintu ditutup ibu
keluar anak masih menagis anak diajak duduk di dekat ibu guru dengan memberikan
perhatian pada anak atau membuka pintu setengah dengan bujukan anak tidak boleh
keluar. Anak akan menurut dengan sendirinya.
Ilham
adalah salah satu siswa yang pendiam dan pemalu dari kelas B. Guru mengajak
Ilham untuk bermain bersama dengan teman-temannya. Secara perlahan Ilham dengan
sendirinya mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyebab Ilham lambat
bersosialisasi adalah ada masalah dalam keluarga. Saat Ilham bayi ia telah
menjadi anak piatu dan ayahnya telah menikah lagi sekarang Ilham tinggal
bersama bibinya. Ilham adalah anak yang tidak mendapatkan kasih sayang dari ibu
dan ayahnya sehingga kepercayaan dalam dirinya kurang berbeda dengan Safa
berusia 2,5 tahun siswa dari kelas A. Safa juga sama seperti Ilham lambat
bersosialisasi penyebabnya karena Safa baru mengenal lingkungan barunya tetapi
saat di rumah Safa sama seperti anak yang lainnya hanya di dalam kelas saja ia
pendiam sehingga ia perlu beradaptasi.
Bagaimana
cara menghadapi anak yang berprestasi ? kelas B terdapat 2 anak yang bisa
membaca sedangkan kelas A terdapat 5 anak yang bisa membaca peran seorang guru
mengajak anak yang bisa membaca dari kelas A untuk memotivasi siswa kelas B
agar bisa lebih semangat dalam membaca.Apabila siswa di kelas B belum bisa
membaca dari pihak sekolah menyerahkan wewenang kepada orang tua siswa.
9.
Hubungan
TK Lab Sriwijaya dengan TK lain
Hubungan
antara TK Lab Sriwijaya dengan TK lain tidak ada dalam kegiatan perlombaan
biasanya jika ada perlombaan antarkelas
untuk khusus diundang dari TK lain belum ada alasanya TK ini bukan dibawah
Diknas melainkan Universitas Sriwijaya (UNSRI) walaupun menjadi tamu di TK lain
terbatasi oleh biaya transportasi dan waktu.
10.
Interaksi
Antara Guru dan Orang Tua Siswa
Kegiatan
interaksi antara guru dan orang tua siswa berlangsung setiap hari tanpa
mengadakan pertemuan secara khusus. interaksi antara guru dan orang tua terjalin
saat orang tua menjemput anaknya disaat itulah guru memberitahu perkembangan
yang dialami anak selama jam sekolah sedangkan pada buku penghubung terbilang
kurang efektif karena terkadang buku penghubung tidak diperiksa sehingga
perkembangan anak terlewatkan begitu saja. Jika terjadi masalah pada anak
biasanya melalui media komunikasi seperti telepon langsung orang tua atau
melalui SMS.
BAB IV
KESIMPULAN, KRITIK DAN SARAN
1.
Kesimpulan
Sesuaidenganpenjelasantentangkerangkabimbingandankonseling
di TK, makadapatsayasimpulkanbahwapengembangansistembimbingandankonseling di TK
mutlakdiperhatikan.Hal
iniberkaitandenganpentingnyafungsipencegahandanpengembanganpadaanak.Sehinggapermasalahan
yang seringterjadi di TK, cepatataulambatakanterselesaikan. Sepertimengurangisikapagresifsiswaterhadapteman
– temannya, lebihbisaberadaptasidenganlingkungansekolah dan jikapadausia
TK anaktelahdiberibimbingansecaraprofesionalolehpetugas BK
makadapatdicegahterjadinyahambatan-hambatanataukendaladalam proses pembelajaransiswatersebut.
Siswatidakakanperlumengalamihambatan
yang menganggu proses pembelajarannyakarenasudahdilakukankegiatanpreventifolehpetugas
BK yang professional
dan jikapadausia TK telahdiberibimbingansecaraprofesional pula,
makapetugas BK dan guru dapatsecaradinimengembangkanpotensi-potensi yang
terdapatpadadirisiswa. Dan kendala yang
belumterpecahkanhinggasaatiniadalahbahwatidakadanya guru BK di TK/PAUD,
ataupunkonselor yang inginmenawarkandiri.
2.
Kritikdan Saran
a.
Kritik
ü Lahan sekolah tidak terlalu besar
ü Sarana dan prasarana kurang
ü Sebagian besar guru masih berpendidikan DI
PGTK bahkan ada yang hanya lulusan SMA
ü Kerjasama dengan pihak luar untuk menunjang
proses pembelajaran masih kurang
ü Tidak adanya petugas khusus BK yang
profesional
b.
Saran
ü Mengajukan pada kepala cabang untuk memberi
modal bagai perluasan lahan
ü Peningkatan kualitas pendidikan guru dengan
pelatihan
ü Lebih banyak melobi pihak luar untuk melakukan
kerjasama dengan pihak sekolah
ü Membuka lowongan guru untuk mencari guru BK
yang profesional
BAB V
PENUTUP
Assalammu’alaikumWr. Wb
Demikianlah laporan hasil observasi
yang dapat kami susun. Semoga dapat menambah wawasan kita, mengenal lebih jauh
tentang metode yang dapat digunakan dalam Bimbingan dan Konseling pada anak
usia dini.
Kami juga sangat berterimakasih
kepada TK Lab Sriwijaya yang telah memberi kami izin untuk mengadak observasi
di Tk tersebut.
Kami
berharapsemogalaporaninidapatbermanfaatbagipembacaterutamabagi kami semua.Kami
ucapkan rasa terimakasihkepadasemuapihak yang telahmembantu,
mulaidariobservasilangsungdilapanganhinggaterselesaikannyalaporanini.Semoga kebaikan anda semua mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Amin.
Palembang , 17 September
2013
Penyusun
DaftarPustaka
No comments:
Post a Comment