Pengaruh Zat
Adiktif Bagi Pertumbuhan Anak
Makanan sehat
bagi anak merupakan suatu kewajiban jika anda menginginkan tumbuh kembang anak
maksimal, bukan hanya urusan kesehatan, melainkan kualitas otak dipengaruhi
oleh makanan sehat.
Sayangnya, kadang anak-anak sangat susah untuk
mengkonsumsi makanan sehat sesuai dengan anjuran orang tua, anak-anak malah
memilih membeli atau jajan makanan tidak sehat, baik berupa minuman maupun
makanan ringan. Anak-anak mengutamakan rasa dan penampilan dalam memilih
makanan.
Tumbuh kembang anak di pengaruhi oleh pola
konsumsinya. Makanan yang sehat akan memberikan efek positif terhadap tumbuh
kembangnya. Pola konsumsi di sini tidak hanya sekedar makanan dan minuman
utamanya saja, melainkan jajanan anak juga turut di perhitungkan. Orang tua
terkadang cukup intens memperhatikan menu makanan dan minuman utama anak, tetapi
acap kali melalaikan kualitas jajanan anak. Padahal tidak sedikit jajanan yang
mengandung zat adiktif atau bahan tambahan yang tidak aman bagi anak.
Zat adiktif adalah bahan yang ditambahkan dalam bahan
pangan. Penambahan bahan tersebut bertujuan untuk memperpanjang umur simpan
bahan, membuat makanan semakin menarik lewat warna dan teksturnya, atau membuat
rasanya semakin diminati, serta fungsi lainnya yang betujuan untuk meningkatkan
nilai dari produk pangan.
Tidak semua zat adiktif membahayakan kesehatan. Ada
beberapa zat adiktif alami maupun sintetis yang masih aman dan direkomendasikan
untuk produk pangan. Untuk zat adiktif sintetis, ada batasan kadar yang di
izinkan berada dalam produk pangan.
Penambahan bahan sintetis melebihi ambang batas yang ditetapkan
juga menjadikan bahan tersebut bersifat toksik. Namun demikian, harga bahan
tambahan alami dan sintetis tersebut relatif mahal. Sehingga produsen pangan,
meski tida seluruhnya, tetapi sebagian besar melirik penggunaan bahan lain,
bahkan yang tidak food grade. Ini dilakukan untuk mendapat keuntungan
sebesar-besarnya.
Oleh karena maraknya peredaran produk pangan yang
mengandung zat adiktif berbahaya, orang tua harus memperhatikan makanan dan
minuman yang dikonsumsi anak-anaknya. Efek yang ditimbulkan akibat konsumsi zat
berbahaya tersebut sering kali tidak muncul segera setelah konsumsi. Efek
tersebut berakumulasi di dalam tubuh anak, yang baru tampak hasilnya setelah
beberapa tahun kemudian.
Tetapi ada juga anak yang memiliki sensitifitas tinggi
terhadap bahan kimia yang terkandung dalam bahan pangan. Pada anak-anak seperti
ini, konsumsi bahan-bahan tersebut akan langsung mempengaruhi kerja saluran
pencernaannya. Dengan demikian, efek yang ditimbulkan oleh zat aditif berbahaya
berbeda antara satu anak dengan yang lainnya. Efek yang ditimbulkan juga
bergantung pada dosis konsumsi.
Memberikan anak makanan yang mengandung zat adiktif
berbahaya sama dengan meracuni anak. Efek yang muncul dalam jangka pendek
misalnya gangguan pada saluran pencernaan, sakit kepala, gejala alergi dan
badan tiba-tiba menjadi lemas. Sedangkan efek jangka panjang yang merupakan
efek akumulasi, misalnya penurunan konsentrasi anak, perubahan sikap ataupun
menurunnya sistem imun tubuh, hingga resiko kanker, kardiovaskuler serta
penyakit degeneratif lainnya. Konsumsi bahan tambahan pangan ini juga dapat
menghambat perkembangan otak.
Penggunaan zat adiktif berupa pewarna sintetis
bertujuan untuk memperbaiki warna produk pangan. Warna makanan yang bagus akan
membuat anak lebih tertarik. Tanpa disadari, akumulasi zat pewarna ini dapat
menyebabkan anak menjadi hiperaktif.
Zak adiktif lain yang di aplikasikan pada produk
pangan adalah penggunaan perasa. Penggunaannya bertujuan untuk memperkuat rasa
pada produk ataupun memperbaiki rasa dari produk pangan. Contohnya adalah MSG.
Konsumsi MSG dalam waktu lama dapat menyebabkan kerusakan sel-sel otak anak dan
berpengaruh terhadap tingkat kesuburan. Beberapa anak menunjukkan respon
langsung setelah mengkonsumsi makanan yang mengandung MSG. Responnya berupa
sakit kepala, sakit di bagian dada, dan mati rasa. Efek jangka panjangnya
adalah penyakit kanker.
Zat adiktif berupa bahan pengawet juga sering ditemui.
Bahan pengawet digunakan untuk mencegah kerusakan bahan pangan akibat aktifitas
mikroorganisme. Bahan pengawet sintetis dapat memicu reaksi alergi dan
mengganggu fungsi ginjal dan hati. Penggunaan nitrit dan nitrat sebagai
pengawet menyebabkan kaker.
Selanjutnya adalah zat adiktif yang berupa pemanis.
Anak-anak menyukai makanan yang manis seperti permen dan es krim. Penggunaan
pemanis sintetis berpotensi menyebabkan anak mengalami obesitas, hiperaktif,
memicu kerusakan sel otak, lupus dan kelainan sistem syaraf pusat lainnya.
Selain itu, konsumsi pemanis yang berlebihan juga dapat menyebabkan karies
gigi.
Demikian besar efek yang ditimbulkan dari konsumsi zat
adiktif. Sebagian efek tersebut bersifat permanen. Dari sini, orang tua perlu
lebih berhati-hati dalam memantau konsumsi buah hatinya, untuk menunjang
pengoptimalan tumbuh kembang anak.
SUMBER:
http://www.ibudanbalita.net/931/pengaruh-zat-adiktif-bagi-pertumbuhan-anak.html
No comments:
Post a Comment