Menurut
Moeslichatoen (2004 : 38) bermain pura-pura adalah bermain yang menggunakan
daya khayal anak yaitu dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku
seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau orang tertentu dan binatang
tertentu yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.
Bentuk
kegiatan bermain pura-pura merupakan cermin budaya masyarakat di sekitarnya
dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang dilihat dan didengar akan
terulang dalam kegiatan bermain pura-pura tersebut. Dengan anak melakukan
kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran atau bermain
pura-pura, keterampilan sosial pada anak akan tumbuh dan masuk ke dalam diri
anak dan melihat keadaan dari sisi orang lain, seolah-olah ia adalah orang itu.
Kondisi
objektif yang ditemukan di TK X ini masih jarang lagi diterapkan metode bermain
peran, khususnya untuk mengembangkan keterampilan sosial anak TK X. Aktivitas
pembelajaran di TK ini masih monoton, seperti halnya mengisi majalah sekolah,
menggambar dan mewarnai gambar. Selain itu, aktivitas pembelajarannya masih
banyak ditekankan pada segi akademis dan sering kali menggunakan metode tanya
jawab atau ceramah yang dimana guru yang lebih banyak berperan aktif. Sehingga
metode bermain peran masih sangat jarang diterapkan pada anak di TK ini. Selain
metode pembelajaran yang monoton pada anak pun keterampilan sosial tidak
terlihat, seperti yang terlihat disini keterampilan sosial anak belum muncul,
anak tidak mau membantu temannya dalam hal meminjamkan alat tulis, tidak mau
berbagi pada teman yang tidak membawa makanan, anak yang suka mengejek
temannya, anak tidak mau membantu temannya saat merapikan meja, dan saat ada
anak yang terjatuh anak lain menertawakan bukan menolong. Oleh karena itu perlu
dilakukan suatu penelitian terkait dengan penerapan metode bermain peran untuk
meningkatkan keterampilan sosial anak di TK tersebut.
KETERAMPILAN-KETERAMPILAN SOSIAL YANG DAPAT
DIKEMBANGKAN PADA ANAK USIA DINI
Tuti
Istianti
Sari
Kemampuan
berkomunikasi sejak anak usia dini harus mendapat perhatian baik dari
para orang tua maupun guru. Anak perlu dilatih berkomunikasi dengan baik
sebagai bekal hubungan sosial. Keterampilan berkomunikasi bukan sekedar
kemampuan berbicara, melainkan mampu menyampaikan dengan kata-kata/kalimat dengan
baik kepada orang lain sekaligus juga mampu memahami dan merespon atau
komunikasi yang dijalin oleh orang lain. Dengan melatih keterampilan sosial
sejak anak usia dini, diharapkan guru dapat mempersiapkan anak agar nantinya
dapat mengambil keputusan dengan tepat sehingga kelak dapat berkiprah dalam
kehidupan masyarakat secara efektif dan efersien. Tanpa keterampilan, anak akan
terhalang untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai kehidupan manusia
dan lingkungan fisiknya.
No comments:
Post a Comment