Wednesday, December 13, 2017

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN SOSIAL YANG DAPAT DIKEMBANGKAN PADA ANAK USIA DINI

Menurut Moeslichatoen (2004 : 38) bermain pura-pura adalah bermain yang menggunakan daya khayal anak yaitu dengan memakai bahasa atau berpura-pura bertingkah laku seperti benda tertentu, situasi tertentu, atau orang tertentu dan binatang tertentu yang dalam dunia nyata tidak dilakukan.
Bentuk kegiatan bermain pura-pura merupakan cermin budaya masyarakat di sekitarnya dalam kehidupan sehari-hari. Segala sesuatu yang dilihat dan didengar akan terulang dalam kegiatan bermain pura-pura tersebut. Dengan anak melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode bermain peran atau bermain pura-pura, keterampilan sosial pada anak akan tumbuh dan masuk ke dalam diri anak dan melihat keadaan dari sisi orang lain, seolah-olah ia adalah orang itu.
Kondisi objektif yang ditemukan di TK X ini masih jarang lagi diterapkan metode bermain peran, khususnya untuk mengembangkan keterampilan sosial anak TK X. Aktivitas pembelajaran di TK ini masih monoton, seperti halnya mengisi majalah sekolah, menggambar dan mewarnai gambar. Selain itu, aktivitas pembelajarannya masih banyak ditekankan pada segi akademis dan sering kali menggunakan metode tanya jawab atau ceramah yang dimana guru yang lebih banyak berperan aktif. Sehingga metode bermain peran masih sangat jarang diterapkan pada anak di TK ini. Selain metode pembelajaran yang monoton pada anak pun keterampilan sosial tidak terlihat, seperti yang terlihat disini keterampilan sosial anak belum muncul, anak tidak mau membantu temannya dalam hal meminjamkan alat tulis, tidak mau berbagi pada teman yang tidak membawa makanan, anak yang suka mengejek temannya, anak tidak mau membantu temannya saat merapikan meja, dan saat ada anak yang terjatuh anak lain menertawakan bukan menolong. Oleh karena itu perlu dilakukan suatu penelitian terkait dengan penerapan metode bermain peran untuk meningkatkan keterampilan sosial anak di TK tersebut.

KETERAMPILAN-KETERAMPILAN SOSIAL YANG DAPAT DIKEMBANGKAN PADA ANAK USIA DINI
Tuti Istianti

Sari

Kemampuan berkomunikasi sejak anak usia dini  harus mendapat perhatian baik dari para orang tua maupun guru. Anak  perlu dilatih berkomunikasi dengan baik sebagai bekal hubungan sosial. Keterampilan berkomunikasi bukan sekedar kemampuan berbicara, melainkan mampu menyampaikan dengan kata-kata/kalimat dengan baik kepada orang lain sekaligus juga mampu memahami dan merespon atau komunikasi yang dijalin oleh orang lain. Dengan melatih keterampilan sosial sejak anak usia dini, diharapkan guru dapat mempersiapkan anak agar nantinya dapat mengambil keputusan dengan tepat sehingga kelak dapat berkiprah dalam kehidupan masyarakat secara efektif dan efersien. Tanpa keterampilan, anak akan terhalang untuk memperoleh pengertian yang mendalam mengenai kehidupan manusia dan lingkungan fisiknya.


No comments:

Post a Comment