Wednesday, December 13, 2017

Unit 4 - Sub Unit 3
Sub UNIT3
KARAKTERISTIK
MUSIK DAN TARI ANAK
DALAM PEMBELAJARAN SENI
DI SEKOLAH DASAR
Pada sub unit sebelumnya kita sudah mempelajari karakteristik seni rupa
anak, jenis dan manfaatnya dalam pembelajaran seni rupa di sekolah dasar. Pada
sub unit ini saudara akan mempelajari karaktristik musik dan tari anak.
Pemahaman tentang karakteristik seni musik dan tari anak mencakup pemahaman
terhadap suara dan gerak tari anak. Pemahaman terhadap hal tersebut akan
membantu saudara dalam melakukan pemilihan dan menyiapkan materi serta
melakukan pembelajarannya di sekolah. Pengabaian terhadap karakter ini akan
menyulitkan saudara dalam proses pembelajaran seni musik dan tari di sekolah
dasar. Tujuan pembelajaran yang diharapkan mungkin tidak dapat terpenuhi dan
anak mungkin tidak berminat untuk mengikuti proses pembelajaran sepenuhnya.
Mengapa demikian? Seperti juga pembelajaran lainnya, materi yang terlalu
“mudah” akan menyebabkan anak cepat menjadi jenuh sedangkan materi yang
terlalu “sulit” akan menyebabkan anak takut dan putus asa. Hal ini tentu saja tidak
kita harapkan karena seperti yang telah saudara ketahui, bahwa pembelajran seni
di sekolah salah satu diantaranya adalah untuk memberi peluang kebebasan
refreshing” kepada peserta didiknya dengan kegiatan yang sulit dilakukan dalam
pembelajaran non seni.
A. Karakteristik Suara Anak
Bunyi adalah salah satu media pertama yang digunakan seorang anak
untuk berkomunikasi dengan dunia disekelilingnya. Bunyi pertama yang
dikeluarkan oleh seorang anak adalah pada saat kelahirannya dalam bentuk
4.3.
1
Unit 4 - Sub Unit 3
tangisan. Umumnya 3 atau 4 hari setelah kehadirannya di dunia, anak mulai
mampu mengenali bunyi-bunyi lain disekitarnya, terutama suara manusia.
Semakin bertambah usianya kemampuan anak untuk menangkap dan
mengeluarkan bunyi semakin bertambah pula. Pengenalan anak terhadap bunyi
musik disadari atau tidak dimulai sejak usianya yang sangat dini. Dalam beberapa
kasus bahkan beberapa orang tua menstimuli kecerdasan anaknya melalui musik
sejak masih berada dalam kandungan. Nyanyian orang tua atau pengasuhnya
menghantarkan tidur dengan goyangan lembut digendongannya boleh jadi
merupakan pengalaman musik yang luar biasa bagi anak.
Seiring dengan meningkatknya kemampuan untuk berbicara, anak
mencoba menirukan nyanyian yang didengarnya. Rangsangan untuk menyanyi ini
mula-mula datang dari lagu yang didendangkan orang tua dan pengasuhnya, lagu
yang dinyanyikan saudara tuanya hingga musik yang mengalun di media
elektronik seperti televisi, radio dan kaset. Akhirnya anak dapat bernyanyi. Irama
pertama yang disuarakannya seringkali membuat takjub orang-orang didekatnya.
Rangsangan dalam bentuk nyanyian dan lagu amat membantu/mempermudah bagi
anak menanamkan pola ritme dan melodi di dalam benaknya.
Suara anak mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
intelektual dan perkembangan fisiknya. Anak memiliki karakteristik suara yang
khas yaitu "suara anak" dan tidak bisa di nilai berdasarkan suara orang dewasa.
Karakter suara anak pada umumnya, murni, ringan dan jernih.
Anak harus dibiarkan menghasilkan suara yang wajar, jangan dipaksakan
menyanyi dengan suara dada, seperti orang dewasa. Sebaiknya anak dibimbing
untuk menghasilkan "suara kepala" untuk dapat menyanyikan nada yang tinggi
tanpa dipaksa. Usaha ini dapat dilakukan dengan latihan yang tepat. Kita dapat
membedakan suara orang dewasa, suara anak dengan gaya orang dewasa atau
suara murni anak-anak.
Suara yang dikeluarkan anak perempuan umumnya berkualitas ringan,
tipis dan bening. Ketika usianya bertambah, anak perempuan mulai dapat
menghasilkan suara yang lebih besar, tetapi tetap berkesan ringan. Pada usia
kurang lebih 15 tahun suara remaja perempuan mulai menjadi matang menjadi
4.3.
2
Unit 4 - Sub Unit 3
suara sopran dan alto. Setelah menginjak dewasa suara perempuan seperti
mengandung hembusan udara (breathy) dan terkadang kesulitan untuk menyanyi
dengan nada tinggi.
Karakter suara anak laki-laki hampir sama dengan suara anak perempuan
sampai sekira usia 9 tahun. Kalau suara itu dilatih dengan baik maka akan
menghasilkan suara yang bagus, jernih dan indah. Puncak keindahan suara anak
laki-laki ini justru muncul pada saat menjelang pubertas yaitu ketika "akan"
mengalami perubahan suara. Dengan demikian apabila kita menginginkan anak
mampu bernyanyi dengan nada yang tepat dan penuh percaya diri, sebaiknya anak
dilatih menyanyi dengan ketepatan nada sebelum memasuki usia 9 tahun.
1. Pengelompokkan Karakteristik Suara Anak
Menurut Andersen, karakteristik suara anak dapat dikategorikan berdasarkan
pengelompokan usia yaitu: 4 tahun - 5 tahun, 6 tahun - 7 tahun, 8 tahun - 9 tahun
dan 10 tahun - 12 tahun (Tumurang, 2006)
a. Usia 4 tahun - 5 tahun
Pada usia pra sekolah ini suara yang dihasilkan umumnya berkesan "kecil", tipis
dan ringan. Anak biasanya belum dapat menyanyikan nada lagu dengan tepat.
Batas suara umumnya antara nada d' sampai a' (dapat menemukan nada c' pada
piano atau alat musik bilah nada, biasanya letaknya pada pertengahan deretan
bilah piano; dapat pula mendapatkan nada c pada' garpu tala), hanya sebagian
kecil anak dapat menyanyi dari nada d' sampai d". Pada usia ini anak biasanya
sudah dapat menyanyikan pola-pola nada sederhana.
b. Usia anak 6 - 7 tahun
Setelah usianya bertambah, sekira usia 6 hingga 7 tahun (kelas 1-2 sekolah dasar),
anak biasanya memiliki suara yang ringan dan tinggi, walaupun beberapa
diantaranya mungkin memiliki suara yang rendah. Pada usia ini banyak
diantaranya belum dapat bernyanyi dengan ketepatan nada. Mereka dapat
menyanyikan lagu dengan kalimat-kalimat pendek dalam bentuk melodi dan
mulai menunjukkan kesukaan bernyanyi sendiri. Seiring dengan perkembangan
kepekaan dan kecerdasannya, anak mulai memahami tinggi dan rendahnya nada.
4.3.
3
Unit 4 - Sub Unit 3
Anak mulai dapat menyanyikan satu nada yang panjang atau lama durasinya.
Batas suara anak pada usia ini pada umumnya d' - b' atau dapat pula d' - d".
Pada rentang usia ini, anak dapat membedakan antara berteriak dengan bernyanyi
kuat dan mulai memahami pentingnya pengaturan nafas dalam kegiatan
bernyanyi. Mereka sudah dapat bernyanyi bersahutan (responsorial) dan dapat
menyanyikan lagu yang bentuknya terdiri dari dua atau tiga bagian.
Kemampuan lainnya dalam usia ini adalah anak mulai menyanyi dengan penuh
perhatian pada perubahan tempo dan dinamik. Anak dapat menyanyikan lagu
dengan aksentuasi ritmik dan dengan iringan sederhana. Tema lagu yang disukai
anak pada usia ini umumnya tentang binatang, alam, kendaraan dan persahabatan.
Mereka juga suka berpura-pura (berimajinasi) sebagai sesuatu yang ada dalam
atau berkaitan dengan lagu tersebut. Anak menggemari lagu yang diikuti dengan
gerak seperti melompat, bertepuk tangan dan sebagainya.
c. Usia anak 8 - 9 tahun
Pada usia 8-9 (kelas 2-4 sekolah dasar) tahun ini biasanya anak sudah dapat
menyanyi dengan nada yang tepat. Anak perempuan umumnya bersuara sangat
ringan dan tipis, sedangkan anak laki-laki mulai mengembangkan kemampuan
beresonansi untuk menjadi suara alto-tenor yang kelak akan berubah menjadi
suara pria dewasa.
Pada usia ini anak dapat menyanyikan lagu lingkaran (round atau canon), yaitu
lagu yang dinyanyikan susul-menyusul dan dapat pula menyanyikan lagu
deskan, dan lagu bersuara dua. Kemampuan lainnya yang mulai muncul adalah
menyanyikan lagu dengan kualitas yang ekspresif. Dapat bernyanyi dengan gaya
dihentakkan, mengalir, tegas dan sebagainya. Anak mulai dapat membedakan akor
berdasarkan pendengaran dan menyanyikan ritme yang lebih rumit.
Tema lagu yang disukai anak pada usia ini adalah lagu tentang petualangan,
keadaan negeri lain dan ketertarikan pada berbagai gaya musik dari berbagai
tempat di dunia.
d. Usia anak 10 - 12 tahun
4.3.
4
Unit 4 - Sub Unit 3
Pada usia ini anak umumnya sudah duduk di kelas 4-6 sekolah dasar. Suara anak
yang belum berubah masih tetap jernih dan ringan. Sura anak laki-laki yang
menjelang berubah menjadi lebih indah. Kemampuan anak pada usia ini
diantaranya dapat bernyanyi lebih baik untuk nyanyian dua atau tiga suura. Rasa
ritmik dan respons ritmiknya pun menjadi lebih kuat. Sesuai perkembangan
psikologisnya, anak mulai suka meniru karakter dan gaya dari penyanyi yang
terkenal (populer) beberapa diantaranya mulai mengidolakan penyanyi populer.
Suara anak laki-laki mulai berubah. Jenis suara yang sedang berubah ini disebut
suara "cambiata", pada saat ini batas suaranya b - g'. Karena pita suara mulai
menebal dan perubahan hormonal, suara anak laki-laki mulai menjadi rendah
seperti laki-laki dewasa, sedangkan suara anak wanita seperti mengandung
hembusan udara (breathy). Sesuai perkembangan nalarnya, pada usia ini
umumnya anak mulai dapat membaca notasi musik.
2. Karakteristik Musik Anak
Karakter musik anak adalah sifat musik anak yang seyogyanya tepat dengan
hakikat perkembangan anak ditinjau dari segi biologis, jiwa maupun kemampuan
berpikir serta minat anak.
4.3.
5
Unit 4 - Sub Unit 3
Semua aspek musik bahkan pada tiap elemen musik yang diperkenalkan
kepada anak seyogyanya dijumpai pada karakter musik anak. Elemen musik atau
unsur musik yang dimaksud meliputi : bunyi, nada, ritme (tempo dan dinamik),
ekspresi musik serta bentuk musik. Karakter musik anak harus dibuat atau dipilih
yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan anak. Musik
tersebut harus memberikan kesempatan seluas-luasnya yang mendorong
perkembangan kreatifitas berpikir serta kreatifitas seni (ekspresi estetik) anak.
Kita tentu tidak setuju bila seorang anak kelas 1 sekolah dasar menyanyikan lagu
tentang percintaan antara pria dan wanita yang isi syairnyapun tidak dipahami
4.3.
6
Keterangan: Penggabungan antara komponen fisik, fikir, rasa dan minat perlu
dilakukan dalam memahami perkembangan musik untuk anak (Kamtini,
2006).
Unit 4 - Sub Unit 3
oleh anak, terlebih bila disertai gerak tubuh yang tidak sesuai dengan norma
kesopanan. Karakter musik anak pada usia kelas 1 sekolah dasar (sekira 6- tahun)
sebaiknya memiliki melodi ritme sederhana, kalimat yang pendek dengan syair
yang dapat dipahami anak. Musik anak hendaknya disesuaikan dengan dunia
anak. Dengan demikian, musik yang kita suguhkan pada anak hendaknya
memenuhi beberapa kriteria berikut.
a. Pola melodi dan ritme pendek, mudah diingat, sehingga pada saatnya amat
berguna untuk dapat dikembangkan (improvisasi), diubah, diperbaharui,
diulang sesuai kemampuan dan kreatifitas anak (Gordon: l990).
b. Mengandung unsur musik lain, seperti tempo, dinamik, bunyi dan ekspresi
musik yang bisa diolah dan diekspresikan/diganti. Ini memberikan
kesempatan anak untuk memperoleh pengalaman mengolah bunyi melalui
musik. Contohnya antara lain: anak mencoba memainkan musik dengan
kecepatan tinggi, kecepatan rendah, memperkuat, memperlembut, menirukan
suara binatang.
c. Syair lagu yang sesuai bagi anak. Syair tersebut sebaiknya mengandung pesan
yang bermanfaat bagi anak, misalnya tentang keindahan, rasa syukur, rasa
gembira, sedih, tentang budaya bangsa. Bahasa/syair yang digunakan, disusun
sedemikian rupa dan dipilih dengan hati-hatii agar mudah dipahami anak.
d. Kesesuaian dengan minat dan menyatu dengan kehidupan anak seharihari.
Musik mengandung hal yang menarik bagi anak, seperti penggambaran
langkah atau karakter binatang, mendorong imajinasi atau berkhayal sebagai
tokoh tertentu, cerita lucu dan lain-lain.
e. Memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak melalui musik.
Umumnya anak-anak suka sekali bahkan seringkali cenderung untuk bergerak
pada saat menyanyi. Pada saat bernyanyi anak dapat menari, saat
mendengarkan musik ia mencoba mengembangkan gerak yang sesusi dengan
musik yang didengamya. Dalam pembelajaran musik, sebaiknya melalui
gerakan tubuh tersebut, anak dapat mcnghasilkan bunyi dengan memanfaatkan
berbagai sumber bunyi seperti memukulkan tongkat, bertepuk tangan,
menghentak kaki dan lain-lain. Musik anak selain mernagsang anak untuk
4.3.
7
Unit 4 - Sub Unit 3
bergerak, dapat pula digunakannya untuk menenangkan diri. Kemampuan lagu
untuk menenangkan diri anak ini didapati pada musik yang berkarakter tenang
pula.
Melalui musik diharapkan anak-anak dapat mengembangkan
kemampuannya dalam bemyanyi dan menstimulasi untuk melakukan gerak sesuai
dengan karakter anak. Kebiasaan kita untuk memberikan pujian apabila seorang
anak mampu bernyanyi dan bergerak (menari) seperti gaya orang dewasa perlu
dipertimbangkan kembali. Seringkali apa yang dianggap lucu dan bagus menurut
kaca mata orang dewasa justru tidak tepat bagi perkembangan anak-anak. Musik
yang ditayangkan di media massa (terutama televisi), walaupun diberi nama dan
dinyanyikan oleh anak-anak pada kenyataannya tidak selalu cocok dengan
perkembangan anak. Sebagai orang tua dan guru kita wajib mendampinginya,
untuk memilihkan dan menyeleksi hiburan, tayangan-tayangan musik tersebut.
B. Karakteristik Tari anak SD
Seni tari pada dasarnya adalah bentuk atau jenis seni yang menggunakan
gerak sebagai mediumnya. Dalam paparan mengenai karakteristik suara dan
musik anak sedikit disinggung tentang gerak anak yang disesuaikan dengan lagu
atau musik anak. Pada saat mendengan atau menyanyikan lagu, anak cenderung
untuk melakukan gerak. Gerak spontan yang merespon lagu ini merupakan talenta
dasar yang dimiliki hampir semua anak-anak. Seni Tari memiliki peranan yang
sangat penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak.
Di sekolah dasar, peranan seni tari dalam membantu pertumbuhan dan
perkembangan anak ini antara lain untuk meningkatkan pertumbuhan fisik, mental
dan kepekaan estetik, memberi sumbangan ke arah sadar diri, mengembangkan
daya imajinasi kreatif, melatih memecahkan masalah, menguraikan cara berpikir/
berbuat dan menilai serta memberikan dukungan kepada perkembangan pribadi
secara utuh.
Pertumbuhan adalah proses berkelanjutan yang meliputi perkembangan
dari semua kecakapan dan potensi anak. Pengalaman yang diperoleh anak dalam
4.3.
8
Unit 4 - Sub Unit 3
aktivitas seni tari memberikan kesempatan bagi kelangsungan proses
perkembangan tersebut. Kegiatan-kegiatan dalam melakukan gerak-gerak tari juga
merangsang tumbuh dan berkembangnya kesadaran estetik. Jenis pengalaman seni
untuk meningkatkan pertumbuhan fisik yang ditunjukkan dengan perkembangan
motorik anak ini dilakukan melalui gerak-gerak bebas dalam menari. Kegiatan
semacam ini memberikan kesempatan fisik dan mental untuk tumbuh secara
optimal. Kegiatan ini juga melibatkan proses mental yaitu visualisasi hasil
pengamatan yang sekaligus menjadi pengalaman estetik bagi anak. Sebagai
contoh, gerak-gerak yang dilakukan anak-anak SD kelas rendah setelah melihat
gerak-gerak binatang, katak misalnya, anak kemudian akan mencoba menirukan
gerak melompat-lompat dengan caranya sendiri.
Melalui kegiatan tari keunikan anak akan terbina karena tari merupakan
salah satu cara agar anak dapat belajar mengenali dirinya sendiri dengan baik.
Dengan demkian pemenuhan diri anak dapat berkembang dan ini menyebabkan
tumbuhnya inisiatif, kemampuan mengkritik, memimpinan dan mengkreasi. Jika
anak-anak kelas rendah umumnya ke `aku' annya masih besar, maka pada kelas
tinggi sekolah dasar hal tersebut semakin hari semakin berkurang, berubah
menjadi rasa sosial. Anak merasakan keberadaannya memiliki arti berintegrasi
dalam kelompoknya. Hal tersebut tampak terutama jika dia diberi peran tertentu
dalam suatu kegiatan, termasuk dalam kegiatan yang memberikan pengalaman
artistik/estetik. Dalam pembelajaran tari misalnya, sebuah diskusi kecil diadakan
antar teman tentang gerak binatang yang dilakukan berpasangan, mereka
kemudian akan aktif dan saling memberikan sumbangan pikiran. Sebagai pendidik
situasi belajar ini dapat dimanfaatkan untuk memberikan peluang kepada setiap
peserta diskusi mengemukakan pendapatnya.
Setiap usaha pendidikan kearah menumbuhkembangkan imajinasi kreatif
harus didukung dan diselenggarakan dengan baik. Berkaitan dengan hal tersebut,
tari sebagai bagian dari pendidikan seni memiliki peran yang cukup penting,
karena dalam tari anak diberikan kesempatan berimajinasi kreatif melalui
eksplorasi gerak. Imajinasi kreatif ini sangat penting dalam proses pendidikan
bagi anak usia sekolah dasar. Sebagai contoh, jika diberi kesempatan menirukan
4.3.
9
Unit 4 - Sub Unit 3
gerak binatang buas, harimau misalnya, anak akan benar-benar berkhayal
seandainya menjadi harimau. Kegiatan-kegiatan belajar sambil bermain dalam
aneka gerak akan membina imajinasi mereka sehingga membantu mendorong
perkembangan potensi dirinya secara optimal.
Peran guru sangat diperlukan dalam memberikan motivasi ketika anak
mendapatkan masalah. Motivasi ini diberikan agar anak dapat menyelesaikan
persoalannya sendiri. Proses eksplorasi gerak dalam tari dapat dijadikan
pembelajaran bagi anak sebagai simulasi untuk menyelesaikan masalah. Sebelum
anak dapat menyelesaikan masalahnya sendiri, dianjurkan agar diselesaikan atau
didiskusikan bersama-teman-temannya sampai mempunyai keputusan-keputusan
tertentu. Dalam kehidupannya sehari-hari sebagai manusia, ia akan selalu
menghadapi masalah, kegiatan tari di sekolah dapat dijadikan sarana latihan,
untuk memecahkan masalah.
Usaha dan kemampuan untuk masalah merupakan hal yang penting dalam
pendidikan maupun dalam kehidupan sehari-hari. Seni tari memberi sumbangan
terhadap jalan untuk pemecahan masalah. Dalam aktivitas seni tari anak-anak SD
dapat memunculkan gagasan-gagasan yang menjadi benar-benar konkrit. Saat
seorang anak bermain, aktivitas mereka tidak hanya melibatkan aspek fisik saja,
tetapi juga melibatkan pikiran. Jika suatu saat mereka menirukan gerak alam atau
binatang, mereka pada dasarnya tengah melakukan proses berpikir untuk
mengkonstruksi kembali gerak-gerak yang dilakukan tersebut seperti apa yang
mereka amati. Aktivitas ini akan memberikan pertanyaan "apakah gerakanku
baik" atau setidaknya sesuai dengan amatan mereka dan seperti itu pula yang
mereka harapkan dari orang lain yang melihatnya. Keputusan yang diambil akan
menjadi proses menilai yang bijaksana, mereka akan berusaha melakukan
perubahan-perubahan untuk sesuatu (gerak/tampilan) yang lebih baik. Melalui
kcgiatan seni tari, kehidupan siswa SD dapat diperkaya melalui sebuah proses
penjelajahan yang dibutuhkan dalam penyusunan pengalaman secara kreatif dan
sensitif. Usaha-usaha mematangkan kepribadian dalam seni tari dapat dilakukan
guru dengan cara membantu penyesuaian emosionalnya, membantu
4.3.10
Unit 4 - Sub Unit 3
menghilangkan perasaan terikat, takut, menekan kckecewaan, memberikan
kepercayaan serta mendorong anak agar selalu berbuat positif.
2. Pembagian Karakteristik Tari Anak SD
Karakteristik tari anak umumnya dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu
karakteristik tari anak kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi. Berikut ini
uraian masing-masing bagian tersebut.
a. Karakteristik tari anak kelas rendah
Bebeberapa aspek dalam tari sesuai dengan karakteristik anak kelas rendah, yang
harus diketahui oleh guru SD, antara lain:
1) Tema
Anak-anak SD kelas rendah umumnya mudah terkesan dengan pengalaman
menyenangkan yang pernah dilihat atau dialaminya. Secara spontan anak
menirukan gerak sesuai dengan apa yang pernah dilihatnya tersebut. Dengan
mengetahui dan memahami lingkungan keseharian anak, guru dapat mencoba
menyusun sebuah tema berdasarkan apa yang pernah dilihat dan diamati anak.
Salah satu tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah adalah tingkah laku
binatang seperti : kupu-kupu, kuda, ayam, bebek, burung dan katak.
2) Bentuk gerak
Gerak yang sesuai dengan karakteristik tari anak kelas rcndah, pada umumnya
gerak-gerak sederhana dan tidak rumit. Walaupun sederhana tidak berarti
imajinasi mereka dibatasi, karena pada dasarnya imajinasi dan daya kreasi anak
kelas rendah sangat tinggi. Bentuk gerak yang dilakukannya biasanya gerak-gerak
yang lincah, cepat dan menggambarkan suasana yang gembira.
3) Bentuk Iringan
Musik untuk mengiringi tarian dipilih yang menggambarkan kesenangan atau
kegembiraan. Musik iringan ini terutama yang terdapat pada lagu-lagu anak yang
sederhana dan mudah diingat seperti Kelinciku, Kebunku, Kupu-kupu, Cicak di
Dinding, Balonku, Bertamasya dan lain-lain.
4) Jenis Tari
4.3.11
Unit 4 - Sub Unit 3
Jenis tari pada kelas rendah memiliki karakteristik sesuai dengan bentuk dan
iringannya yaitu yang menunjukkan sifat kegembiraan atau kesenangan,
gerakannya lincah dan sederhana, iringannyapun mudah dipahami. Jenis tarian
yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari anak usia SD kelas rendah ini
diantaranya: Tari Gembira, Tari Kupu-kupu, Tari Kelinci dan lain-lain.
Gbr. 4.3.1
Anak dengan tari kelinci
b. Karakteristik tari anak kelas tinggi
Anak usia SD kelas tinggi telah mengalami perkembangan emosi dan
nalarnya. Pada umumnya anak dalam usia ini sudah mulai memiliki sifat
kemandirian dan rasa tanggung jawab, walaupun prosentasenya kecil, pada
dasarnya mereka memiliki perasaan yang lebih peka serta daya pemikiran yang
lebih kritis. Dengan demikian karakteristik tari anak kelas tinggi sedikit bcrbeda
dongan karakteristik anak di kelas rendah. Agar pembelajaran tari pada anak kelas
tinggi dapat berlangsung dengan baik kita harus memperhatikan beberapa aspek
sesuai dengan karakteristiknya sebagai berikut:
1 ) Tema
Anak usia SD kelas tinggi pada umumnya mulai memperhatikan hal-hal yang
berhubungan dengan kehidupan sosial atau ceritera tentang lingkungan sosialnya.
Hal-hal seperti itulah yang dapat dicoba untuk dijadikan sebagai tema lagu.
2) Bentuk gerak
Di kelas tinggi anak sudah memiliki keberanian dan kemampuan
mengekspresikan kegiatan-kegiatan yang telah dialaminya menjadi bentuk-bentuk
gerak tari. Anak sudah memiliki kemampuan untuk melakukan gerak yang lebih
bervariasi seperti gerak yang mengekspresikan orang marah, sedih dan gerak yang
diinterpretasikan dari alam sekitar.
3) Bentuk iringan
Kepekaan anak usia SD kelas tinggi terhadap irama musik pengiringnya telah
bertambah. Mereka dapat mengekspresikan gerak tarinya menyesuaikan dengan
4.3.12
Unit 4 - Sub Unit 3
suasana garapan atau temanya, misalnya : iringan pada suasana sedih, marah,
gembira, sakit, menangis, dan lain-lain.
4) Jenis tari
Jenis tari yang dapat digunakan dalam pembelajaran tari pada anak kelas tinggi
antara lain : Tari Perang, Tari Tani, Tari Berlayar, Tari Satria dan lain-lain.
LATIHAN
Kumpulkan berbagai musik dan tarian anak-anak, kemudian analisis musik dan
tarian tersebut. Tentukan tarian dan musik yang tepat sesuai dengan karakteristik
anak di sekolah dasar. Kemukakan alasan mengapa musik dan tarian tersebut
dapat dipergunakan dan sesuai dengan karakteristik anak di sekolah dasar.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
Baca kembali dengan seksama tulisan dalam sub unit ini. Perkuat pemahaman
anda dengan materi yang telah diberikan pada sub unit sebelumnya. Diskusikan
dengan teman dan tutor anda hasil analisis dari berbagai jenis musik dan tarian
anak yang anda kumpulkan tersebut..
RANGKUMAN
Suara anak mengalami perkembangan sesuai dengan perkembangan
intelektual dan perkembangan fisiknya. Karakter suara anak pada umumnya,
murni, ringan dan jernih. Suara yang dikeluarkan anak perempuan umumnya
berkualitas ringan, tipis dan bening. Karakteristik suara anak dapat dikategorikan
berdasarkan pengelompokan usia yaitu: 4 tahun - 5 tahun, 6 tahun - 7 tahun, 8
tahun - 9 tahun dan 10 tahun - 12 tahun.
Karakter musik anak adalah sifat musik anak yang tepat dengan hakikat
perkembangan anak ditinjau dari segi biologis, jiwa maupun kemampuan berpikir
serta minat anak. Semua aspek musik bahkan pada tiap elemen musik yang
diperkenalkan kepada anak diseuaikan dengan karakter musik anak. Karakter
musik anak harus dibuat atau dipilih yang memiliki ciri-ciri sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan anak, memberikan kesempatan seluas-luasnya yang
4.3.13
Unit 4 - Sub Unit 3
mendorong perkembangan kreatifitas berpikir serta kreatifitas seni (ekspresi
estetik) anak. Musik anak disesuaikan dengan dunia anak, memenuhi kriteria: pola
melodi dan ritme pendek, mengandung unsur musik lain, syair lagu yang sesuai
bagi anak, sesuai dengan minat dan menyatu dengan kehidupan anak seharihari,
dan memberikan kesempatan kepada anak untuk bergerak melalui musik.
Seni tari pada dasarnya adalah bentuk atau jenis seni yang menggunakan
gerak sebagai mediumnya. Di sekolah dasar, peranan seni tari dalam membantu
pertumbuhan dan perkembangan anak ini antara lain untuk meningkatkan
pertumbuhan fisik, mental dan kepekaan estetik, memberi sumbangan ke arah
sadar diri, mengembangkan daya imajinasi kreatif, melatih memecahkan masalah,
menguraikan cara berpikir/berbuat dan menilai serta memberikan dukungan
kepada perkembangan pribadi secara utuh. Kegiatan-kegiatan dalam melakukan
gerak-gerak tari juga merangsang tumbuh dan berkembangnya kesadaran estetik.
Jenis pengalaman seni untuk meningkatkan pertumbuhan fisik yang ditunjukkan
dengan perkembangan motorik anak ini dilakukan melalui gerak-gerak bebas
dalam menari. Kegiatan semacam ini memberikan kesempatan fisik dan mental
untuk tumbuh secara optimal. Kegiatan ini juga melibatkan proses mental yaitu
visualisasi hasil pengamatan yang sekaligus menjadi pengalaman estetik bagi
anak. Melalui kegiatan tari keunikan anak akan terbina karena tari merupakan
salah satu cara agar anak dapat belajar mengenali dirinya sendiri dengan baik.
Karakteristik tari anak umumnya dapat kita bedakan menjadi dua, yaitu
karakteristik tari anak kelas rendah dan karakteristik anak kelas tinggi.
Test Formatif 3
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Materi yang terlalu “mudah” umumnya akan menyebabkan anak cepat
menjadi jenuh sedangkan materi yang terlalu “sulit” cenderung menyebabkan
anak merasa ……
a. rendah diri
b. takut dan putus asa
c. sakit hati
d. gagal
2. Umumnya …… hari setelah kehadirannya di dunia, anak mulai mampu
4.3.14
Unit 4 - Sub Unit 3
mengenali bunyi-bunyi lain disekitarnya, terutama suara manusia.
a. 6 atau 7
b. 3 atau 4
c. 2 atau 8
d. 7 atau 8
3. Anak memiliki karakteristik suara yang khas yaitu "suara anak" dan tidak bisa
di nilai berdasarkan suara orang dewasa. Karakter suara anak pada umumnya:
a. pelan, ringan dan jernih
b. murni, pelan dan jernih
c. murni, ringan dan jernih
d. murni, ringan dan riang
4. Sebaiknya anak dibimbing untuk menghasilkan ………….untuk dapat
menyanyikan nada yang tinggi tanpa dipaksa.
a. "suara leher"
b. "suara dada"
c. "suara perut"
d. "suara kepala"
5. Pada usia kurang lebih 15 tahun suara remaja perempuan mulai menjadi
matang menjadi suara………….
a. sopran dan alto
b. alto dan tenor
c. sopran dan tenor
d. tenor dan bass
6. Salah satu tema yang disenangi oleh anak-anak kelas rendah adalah tingkah
laku binatang seperti…..kecuali
a. kupu-kupu
b. kelinci
c. katak
d. ular
7. Tema tarian pada anak usia SD kelas tinggi pada umumnya mulai
memperhatikan hal-hal yang berhubungan dengan……
a. kehidupan sosial
b. drama percintaan
c. perang
d. dongeng binatang
8. Pembelajaran tari di Sekolah Dasar harus memperhatikan tingkat
perkembangan anak sehingga dapat menyesuaikan beberapa aspek tarian
seperti:
a. tema, bentuk kostum, bentuk
iringan dan jenis tari
b. tema, bentuk gerak, bentuk
iringan dan jenis tari
c. tema, bentuk gerak, bentuk
panggung dan jenis tari
d. tema, bentuk tubuh, bentuk
iringan dan jenis tari
9. Jenis tari yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan anak dalam
menari pada pembelajaran tari anak kelas tinggi sekolah dasar antara lain jenis
tarian………….. kecuali.
a. Tari Perang
b. Tari Tani
c. Tari Berlayar
d. Tari percintaan
10. Jenis tari pada kelas ……. memiliki ciri sesuai dengan bentuk dan iringannya
yaitu yang menunjukkan sifat kegembiraan atau kesenangan, gerakannya
lincah dan sederhana, iringannyapun mudah dipahami.
a. 1-3
b. 4-6
c. 5-6
d. 2-5
Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian
hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Sub unit ini.
4.3.15
Unit 4 - Sub Unit 3
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasan yang Anda capai:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Sub Unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Sub Unit ini, terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
DAFTAR PUSTAKA
Syafii, dkk, (2006), Materi Pokok, Materi dan Pembelajaran Kertakes SD,
Jakarta: Universitas Terbuka
Tanjung, Husni Wardi dan Kamtini, (2006), Berkreativitas Melalui Kerajinan
Tangan dan Kesenian di Sekolah Dasar,Jakarta: Depdiknas-DirjendiktiDirektorat Ketenagaan.
Tarjo, Enday, (et.al), (2005) Seni Rupa dan Kerajinan, Jurusan Pendidikan Seni
Rupa, FPBS- UPI
Tocharman, Maman, dkk, (2006) Kajian Lanjutan Pembelajaran Seni
Rupa, Bandung: UPI Press
Tocharman, Maman, dkk, (2006) Pendidikan Seni Rupa, Bandung: UPI Press
Tumurang, Hetty, (2006), Pembelajaran Kreativitas Anak Sekolah
Dasar,Jakarta: Depdiknas-Dirjendikti-Direktorat Ketenagaan.
4.3.16
Unit 4 - Sub Unit 3
Kunci Jawaban Unit 4
Test Formatif 1
1. A
2. C
3. A
4. C
5. C
6. C
7. D
8. A
9. D
10. D
4.3.17
Test Formatif 2
1. D
2. D
3. C
4. D
5. B
6. B
7. D
8. A
9. A
10. D
Test Formatif 3
1. B
2. B
3. C
4. D
5. A
6. D
7. A
8. B
9. D
10. A

No comments:

Post a Comment