Wednesday, December 13, 2017

LAPORAN PRAKTIK PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN KOGNITIF



logo unsri.png
 
























OLEH:
MEDDY KETPRATAMA (06121014029)
RANI FITRIANI (06121014033)






DOSEN: Dra. RUKIYAH, M.Pd.

                                                                                                           


PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
TAHUN PELAJARAN 2013-2014



          BAB I
PENDAHULUAN

A.   LatarBelakang
Pendidikan untuk anak usia dini sekarang ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangans ikap dan sosial peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti :kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik.
Perlunya guru bimbingan konseling di PAUD sangat berperan penting. Karena anak usia dini sangat perlu diperhatikan dalam hambatan yang dialaminya maupun bakat yang perlu kita asa atau kita arahkan untuk mereka.
Disamping itu, kami membuat laporan ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak.

B.   Rumusan masalah
Kurang perhatiannya pendidikan anak di usia dini.

C. Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah :
1.      Mengetahui hakekat peserta didik dalam pandangan orang tua didik.
2.      Mengetahui perkembangan peserta didik.

D.   Metode Observasi
Dalam melaksanakan praktek ini, kami menggunakan metode dengan praktek langsung ke anak di TPA Bina Sriwijaya. Selain itu kami juga menggunakan metode studi pustaka.



E.   Waktu Pelaksanaan
Hari           : Senin
Tanggal     : 9 Desember 2013
Waktu                  : 08.00 s/d 10.00
Anggota kelompok observasi pada hari itu ;
1.      Meddy Ketpratama (06121014029)
2.    Rani Fitriani (06121014033)

F.    Kegiatan yang kami lakukan selama praktek:
Praktek mengajar dan melakukan permainan yang telah kami rancang.




BAB II
LANDASAN TEORI

Latar Belakang Teori Belajar dan Pembelajaran

Dalam rangka meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris yang kuat untuk mendukung profesi mereka sebagai pengajar. Kenyataan yang ada, kurikulum yang selama ini diajarkan di sekolah menengah kurang mampu mempersiapkan siswa untuk masuk ke perguruan tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya relevansi pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual.

Jerome S. Bruner, seorang peneliti terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas, serta beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan profesionalitas para guru.

Berdasarkan penelitian selama beberapa tahun terakhir, cukup jelas bagi saya ( Jerome S.Bruner), bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum itu sendiri, sangatlah minim dibahas tentang teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang sudah ada selama ini, hanya terfokus pada kepentingan teoritis semata. Sebagai contoh, pada saat membahas tentang teori perkembangan, seorang anak tidak diajarkan pengaruhnya terhadap tantangan sosial dan bagaimana pengalaman nyata yang nantinya akan dialami anak ketika berada di masyarakat. Masih banyak contoh-contoh lain, bagaimana sebuah teori pembelajaran tidak menyentuh aspek sosial dari murud, dan hal ini merupakan bentuk pembodohan secara intelektual dan tidak memiliki tangungjawab moral.

Dari permasalahan di atas, kita menyadari bahwa, sebuah teori pembelajaran sebaiknya juga menyangkut suatu praktek untuk membimbing seseorang bagaimana caranya ia memperoleh pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan akan kebudayaan masyarakat sekitarnya. Akan hal itu, mari kita susun beberapa teorema yang memungkinkan, yang mungkin akan membawa kita kepada sebuah teori pembelajaran yang baik.

Apa yang dimaksud dengan teori pembelajaran? Saya akan mencoba menguraikan beberapa teorema untuk memisahkan apa yang kita maksud dengan teori pembelajaran dari teori-teori yang sudah ada selama ini. Hal pertama yang akan saya sampaikan bahwa nature dari teori pembelajaran adalah prescriptive, bukan deskriptif. Teori tersebut memiliki tujuan untuk menghasilkan akhir yang luar biasa dan proses menghasilkannya melalui cara yang kita sebut optimal. Itu bukan sebuah deskripsi tentang apa yang terjadi saat proses belajar terjadi-itu adalah sesuatu yang normatif, yang memberikan sesuatu yang mengena pada dirimu, dan pada akhirnya, harus memberikan suatu catatan mengenai dirimu pada saat kamu memberikan pembelajaran di dalam kelas. Namun faktanya, banyak orang yang terlibat di dalam dunia pendidikan berasumsi bahwa mereka dapat mengandalkan jenis-jenis teori yang lain selain teori pembelajaran. Sebagai contoh, saya menemukan bahwa ketergantungan para pendidik terhadap teori belajar sangat besar, padahal yang menjadi masalah adalah teori belajar bukan teoeri pembelajaran. Teori belajar adalah teori yang mendeskripsikan apa yang sedang terjadi saat proses belajar berlangsung dan kapan proses belajar tersebut berlangung.

Tidak ada batasan yang jelas, bagaimana seseorang yang mengandalkan teori belajar dapat mengambil intisari yang tepat yang akan membimbing dia pada saat menyusun kurikulum. Ketika saya mengatakan bahwa teori pembelajaran itu prescriptive, yang saya maksud adalah suatu yang ada sebelum adanya fakta. Itu adalah sesuatu yang ada sebelum proses belajar terjadi, bukan ketika, dan bukan setelahnya.
Teori pembelajaran harus mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’ membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut.

Ada 4 hal yang terkait dengan teori pembelajaran:
1.                          teori pembelajaran harus memperhatikan bahwa terdapat banyak kecenderungan cara belajar siswa, dan kecenderungan ini sudah dimiliki siswa jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
2.                          teori ini juga terkait dengan adanya struktur pengetahuan.
Ada 3 hal yang terkait dengan struktur pengetahuan:
a.                           struktur pengetahuan harus mampu menyederhanakan suatu informasi yang sangat luas
b.                           struktur tersebut harus mampu membawa siswa kepada hal-hal yang baru, melebihi informasi yang anda jelaskan
c.                            struktur pengetahuan harus mampu meluaskan cakrawala berpikir siswa, mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu lain.
3.                           teori pembelajaran juga terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang guru harus mampu mencari hubungan yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap informasi tersebut.
4.                           yang terakhir, teori pembelajaran terkait dengan penghargaan dan hukuman.



BAB III
LAPORAN HASIL PRAKTEK DI TPA BINA SRIWIJAYA

1.     TPA Bina Sriwijaya
TPA Bina Sriwijaya ini terletak di Jalan Indralaya – Palembang. TPA Bina Sriwijaya didirikan dibawah naungan Universitas Sriwijaya (UNSRI). TPA ini dibentuk untuk memenuhi kebutuhan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP)  seperti  PG-TK sekarang berubah menjadi PG-PAUD untuk tugas praktek atau ujian dengan bimbingan dosen yang bersangkutan. TPA ini  terdiri dari satu kelas yang terdapat 9 siswa, 3 siswi perempuan dan 6 siswa laki-laki. Dan terdapat dua guru pembimbing.

2.     Struktur Organisasi TK Lab Sriwijaya

Ibu Novi sebagai guru pengajar. Dan Ibu Dra. Rukiyah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.

3.     Sarana dan Prasarana TPA Bina Sriwijaya
Keadaan TPA Bina Sriwijaya walaupun kecil tetapi dapat dikatakan baik dan nyaman. Sarana fisik tersebut antara lain :
ü Ruang kelas
ü Tempat bermain
ü Toilet
ü Jam dinding
ü Lemari
ü Kursi
ü Meja belajar
ü Papan tulis
ü Alat peraga pendidikan

4.     Praktek di TPA Bina Sriwijaya
Praktek yang kami lakukan pada hari Senin, 9 desember 2013 pada pukul 08.00 WIB. Praktek kami lakukan selama sehari, kami melakukan praktek mengajar di TPA Bina Sriwijaya. Dan mempraktekkan permainan yang memang telah kami rancang untuk anak usia 5-6 tahun. Walaupun ketersediaan anak umur usia 5-6 tahun tak ada, dalam permainan tersebut anak-anak sangat antusias untuk melakukan permainan kami. Dan agak sedikit hiperaktif dari salah satu anak. Akan tetapi mereka sangat antusia dan aktif untuk dapat melakukan permainan yang telah dirancang.

5.     Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Pengaturan tempat duduk anak di kelas tidak dilakukan secara khusus. Anak memilih sendiri tempat duduknya. Awal kegiatan guru berserta siswanya duduk diatas karpet bersama seperti pada kegiatan berdoa dan bernyanyi dan saat waktu belajar anak dibebaskan duduk dimana saja, duduk di atas kursi atau duduk di atas karpet.

6.     Masalah yang Sering Terjadi Pada Siswa
Masalah yang sering dihadapi oleh anak-anak TPA Bina Sriwijaya adalah tidak dapatnya menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Anak yang biasanya di manja di rumahnya, kemudian harus mengikuti aturan yang ada di dalam sekolah ,sehingga masih terdapat anak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada. Masalah seperti itu seringnya dialami oleh anak kelas yang baru masuk ke jenjang Taman Kanak-Kanak. Tidak hanya itu masalah dalam 5 aspek pengembangan anak memiliki kekurangan dan kelebihan. Tidak semua anak dapat menguasai kelima aspek tersebut diantara aspek tersebut terdapat pelajaran yang menonjol misalnya anak pandai dalam bidang kesenian akan tetapi ia lambat dalam bidang kognitif dan sebaliknya. Berdasarkan masalah dari kedua kelas masih dalam ambang batas kewajaran
.
7.     Solusi Mengatasi Masalah Pada Siswa
Pada awalnya anak sulit masuk kelas, ia akan masuk kelas jika ibu mendampinginya atau menagis jika ditingali ibunya.  Cara menghadapi masalah di kelas dengan mendekatkan diri pada anak dan menanamkan rasa kepercayaan diri pada  anak. Pada hari pertama ibunya diperbolehkan masuk untuk mendampingi anaknya tetapi hanya sampai kegiatan awal saat kegiatan belajar ibunya harus meninggalkan kelas dan menunggu diluar kelas. Keesokan harinya ibu si anak menunggu diluar dan biarkan anak menangis di dalam kelas peran guru adalah mendekatkan diri pada anak tersebut dengan duduk disamping ibu guru dengan sendirinya anak akan berhenti menangis berbeda dengan cara dalam menghadapi kelas
A.            Jika anak menangis membiarkan orang tuanya masuk kelas untuk mendampingi anaknya. Saat pintu ditutup ibu keluar anak masih menagis anak diajak duduk di dekat ibu guru dengan memberikan perhatian pada anak atau membuka pintu setengah dengan bujukan anak tidak boleh keluar. Anak akan menurut dengan sendirinya.
B.            Guru mengajak untuk bermain bersama dengan teman-temannya. Secara perlahan dengan sendirinya mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyebab lambat bersosialisasi adalah ada masalah dalam keluarga.

8.     Interaksi Antara Guru dan Orang Tua Siswa
Kegiatan interaksi antara guru dan orang tua siswa berlangsung setiap hari tanpa mengadakan pertemuan secara khusus. interaksi antara guru dan orang tua terjalin saat orang tua menjemput anaknya disaat itulah guru memberitahu perkembangan yang dialami anak selama jam sekolah sedangkan pada buku penghubung terbilang kurang efektif karena terkadang buku penghubung tidak diperiksa sehingga perkembangan anak terlewatkan begitu saja. Jika terjadi masalah pada anak biasanya melalui media komunikasi seperti telepon langsung orang tua atau melalui SMS.




BAB IV
KESIMPULAN, KRITIK DAN SARAN


  1. Kesimpulan
Sesuai dengan hasil praktek yang kami laksankan diatas, kami dapat menarik kesimpulan dalam praktek pengajaran yang telah kami laksanakan adalah kemampuan dan keahlian dalam mengendalikan kelas itu sangat harus dikuasai oleh guru pengajar. Dikarenakan dalam melakukan proses belajar pembelajaran sangatlah penting.

  1. Kritikdan Saran
a.     Kritik
ü Lahan sekolah tidak terlalu besar
ü Sarana dan prasarana kurang
ü Sebagian besar guru masih berpendidikan DI PGTK bahkan ada yang hanya lulusan SMA ataupun bukan lulusan PGPAUD.
ü Kerjasama dengan pihak luar untuk menunjang proses pembelajaran masih kurang.

b.    Saran
ü Peningkatan kualitas pendidikan guru dengan pelatihan
ü Lebih banyak melobi pihak luar untuk melakukan kerjasama dengan pihak sekolah
ü Membuka lowongan guru untuk mencari guru BK yang profesional



BAB V
PENUTUP

Demikianlah laporan hasil praktek yang dapat kami susun. Semoga dapat menambah wawasan kita, mengenal lebih jauh.
Kami juga sangat berterimakasih kepada TPA Bina Sriwijaya yang telah memberi kami izin untuk mengadakan praktek di TPA tersebut.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi kami semua. Kami ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mulai dari observasi langsung dilapangan hingga terselesaikannya laporan ini. Semoga kebaikan anda semua mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT. Amin.
\
Indralaya, 11 Desember 2013

Penyusun















DaftarPustaka

http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/teori-pembelajaran/



Kelompok 19
Meddy Ketpratama (06121014029)
Rani Fitriani (06121014033)
DATA ANAK
1.     Reifandi
Umur                   : 4 Tahun 6 Bulan
Orang Tua :
Ayah : Rudi Helmi
Ibu    : Suwarti
Pekerjaan:
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu    : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan         : Rp. 600.000/Bulan



2.     Brillian Anggara
Umur                   : 4 Tahun 4 Bulan
Orang Tua :
Ayah : Muslim
Ibu    : Atik
Pekerjaan:
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu    : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan         : Rp. 600.000/Bulan



3.      Arda Aftara
Umur                   : 4 Tahun
Orang Tua :
Ayah : Rusdan
Ibu    : Rohma
Pekerjaan   :
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu    : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan         : Rp. 600.000/Bulan


No comments:

Post a Comment