LAPORAN PRAKTIK PENGEMBANGAN KREATIFITAS DAN KOGNITIF
OLEH:
MEDDY
KETPRATAMA (06121014029)
RANI FITRIANI (06121014033)
DOSEN: Dra. RUKIYAH, M.Pd.
PRODI
PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI
FAKULTAS
KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS
SRIWIJAYA
TAHUN
PELAJARAN 2013-2014
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
LatarBelakang
Pendidikan
untuk anak usia dini sekarang ini banyak para pendidik yang kurang perhatian dalam mempelajari pola pertumbuhan maupun perkembangan peserta didik yang sebenarnya sangat berguna demi kelancaran proses pembelajaran. Dengan kurang fahamnya pendidik dengan pola pertumbuhan maupun perkembangans ikap dan sosial peserta didiknya maka akan terjadi beberapa hambatan dalam proses pembelajaran seperti :kurang difahaminya materi yang disampaikan pendidik.
Perlunya guru
bimbingan konseling di PAUD sangat berperan penting. Karena anak usia dini
sangat perlu diperhatikan dalam hambatan yang dialaminya maupun bakat yang
perlu kita asa atau kita arahkan untuk mereka.
Disamping itu, kami membuat laporan ini dengan harapan agar penulis dapat lebih mendalam lagi dalam mempelajari perkembangan peserta didik guna mendukung metode pembelajaran kelak.
B. Rumusan masalah
Kurang
perhatiannya pendidikan anak di usia dini.
C.
Tujuan
Tujuan dari laporan ini adalah :
1. Mengetahui hakekat peserta didik dalam pandangan orang tua didik.
2. Mengetahui perkembangan peserta didik.
D. Metode Observasi
Dalam
melaksanakan praktek ini, kami menggunakan metode dengan praktek langsung ke
anak di TPA Bina Sriwijaya. Selain itu kami juga menggunakan metode studi
pustaka.
E. Waktu Pelaksanaan
Hari :
Senin
Tanggal : 9 Desember 2013
Waktu :
08.00 s/d 10.00
Anggota
kelompok observasi pada hari itu ;
1.
Meddy Ketpratama (06121014029)
2.
Rani Fitriani (06121014033)
F. Kegiatan yang kami lakukan selama praktek:
Praktek
mengajar dan melakukan permainan yang telah kami rancang.
BAB II
LANDASAN TEORI
Latar Belakang
Teori Belajar dan Pembelajaran
Dalam rangka
meningkatkan kemampuan pendidik, mereka harus memiliki dasar empiris yang kuat
untuk mendukung profesi mereka sebagai pengajar. Kenyataan yang ada, kurikulum
yang selama ini diajarkan di sekolah menengah kurang mampu mempersiapkan siswa
untuk masuk ke perguruan tinggi. Kemudian kurangnya pemahaman akan pentingnya
relevansi pendidikan untuk mengatasi masalah-masalah sosial dan budaya, serta
bagaimana bentuk pengajaran untuk siswa dengan beragam kemampuan intelektual.
Jerome S.
Bruner, seorang peneliti terkemuka, memberikan beberapa gambaran tentang
perlunya teori pembelajaran untuk mendukung proses pembelajaran di dalam kelas,
serta beberapa contoh praktis untuk dapat menjadi bekal persiapan
profesionalitas para guru.
Berdasarkan
penelitian selama beberapa tahun terakhir, cukup jelas bagi saya ( Jerome
S.Bruner), bahwa dari segi psikologis dan dari desain kurikulum itu sendiri,
sangatlah minim dibahas tentang teori pembelajaran. Teori pembelajaran yang
sudah ada selama ini, hanya terfokus pada kepentingan teoritis semata. Sebagai
contoh, pada saat membahas tentang teori perkembangan, seorang anak tidak
diajarkan pengaruhnya terhadap tantangan sosial dan bagaimana pengalaman nyata
yang nantinya akan dialami anak ketika berada di masyarakat. Masih banyak
contoh-contoh lain, bagaimana sebuah teori pembelajaran tidak menyentuh aspek
sosial dari murud, dan hal ini merupakan bentuk pembodohan secara intelektual
dan tidak memiliki tangungjawab moral.
Dari
permasalahan di atas, kita menyadari bahwa, sebuah teori pembelajaran sebaiknya
juga menyangkut suatu praktek untuk membimbing seseorang bagaimana caranya ia
memperoleh pengetahuan dan keterampilan, pandangan hidup, serta pengetahuan
akan kebudayaan masyarakat sekitarnya. Akan hal itu, mari kita susun beberapa teorema
yang memungkinkan, yang mungkin akan membawa kita kepada sebuah teori
pembelajaran yang baik.
Apa yang
dimaksud dengan teori pembelajaran? Saya akan mencoba menguraikan beberapa
teorema untuk memisahkan apa yang kita maksud dengan teori pembelajaran dari
teori-teori yang sudah ada selama ini. Hal pertama yang akan saya sampaikan
bahwa nature dari teori pembelajaran adalah prescriptive, bukan deskriptif.
Teori tersebut memiliki tujuan untuk menghasilkan akhir yang luar biasa dan
proses menghasilkannya melalui cara yang kita sebut optimal. Itu bukan sebuah
deskripsi tentang apa yang terjadi saat proses belajar terjadi-itu adalah
sesuatu yang normatif, yang memberikan sesuatu yang mengena pada dirimu, dan
pada akhirnya, harus memberikan suatu catatan mengenai dirimu pada saat kamu
memberikan pembelajaran di dalam kelas. Namun faktanya, banyak orang yang
terlibat di dalam dunia pendidikan berasumsi bahwa mereka dapat mengandalkan
jenis-jenis teori yang lain selain teori pembelajaran. Sebagai contoh, saya
menemukan bahwa ketergantungan para pendidik terhadap teori belajar sangat
besar, padahal yang menjadi masalah adalah teori belajar bukan teoeri
pembelajaran. Teori belajar adalah teori yang mendeskripsikan apa yang sedang
terjadi saat proses belajar berlangsung dan kapan proses belajar tersebut
berlangung.
Tidak ada
batasan yang jelas, bagaimana seseorang yang mengandalkan teori belajar dapat
mengambil intisari yang tepat yang akan membimbing dia pada saat menyusun
kurikulum. Ketika saya mengatakan bahwa teori pembelajaran itu prescriptive,
yang saya maksud adalah suatu yang ada sebelum adanya fakta. Itu adalah sesuatu
yang ada sebelum proses belajar terjadi, bukan ketika, dan bukan setelahnya.
Teori pembelajaran harus mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’ membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut.
Teori pembelajaran harus mampu menghubungkan antara hal yang ada sekarang dengan bagaimana menghasilkan hal tersebut. Teori belajar menjelaskan dengan pasti apa yang terjadi, namun teori pembelajaran ’hanya’ membimbing apa yang harus dilakukan untuk menghasilkan hal tersebut.
Ada 4 hal yang
terkait dengan teori pembelajaran:
1.
teori pembelajaran harus
memperhatikan bahwa terdapat banyak kecenderungan cara belajar siswa, dan
kecenderungan ini sudah dimiliki siswa jauh sebelum ia masuk ke sekolah.
2.
teori ini juga terkait
dengan adanya struktur pengetahuan.
Ada 3 hal yang
terkait dengan struktur pengetahuan:
a.
struktur pengetahuan harus
mampu menyederhanakan suatu informasi yang sangat luas
b.
struktur tersebut harus
mampu membawa siswa kepada hal-hal yang baru, melebihi informasi yang anda
jelaskan
c.
struktur pengetahuan harus
mampu meluaskan cakrawala berpikir siswa, mengkombinasikannya dengan ilmu-ilmu
lain.
3.
teori pembelajaran juga
terkait dengan hubungan yang optimal. Seorang guru harus mampu mencari hubungan
yang mudah tentang sesuatu yang akan diajarkan agar murid lebih mudah menangkap
informasi tersebut.
4.
yang terakhir, teori
pembelajaran terkait dengan penghargaan dan hukuman.
BAB III
LAPORAN HASIL PRAKTEK
DI TPA BINA SRIWIJAYA
1. TPA Bina Sriwijaya
TPA Bina
Sriwijaya ini terletak di Jalan Indralaya – Palembang. TPA Bina Sriwijaya
didirikan dibawah naungan Universitas Sriwijaya (UNSRI). TPA ini dibentuk untuk
memenuhi kebutuhan Falkultas Keguruan dan Ilmu Pengetahuan (FKIP) seperti
PG-TK sekarang berubah menjadi PG-PAUD untuk tugas praktek atau ujian dengan
bimbingan dosen yang bersangkutan. TPA ini
terdiri dari satu kelas yang terdapat 9 siswa, 3 siswi perempuan dan 6
siswa laki-laki. Dan terdapat dua guru pembimbing.
2. Struktur Organisasi TK Lab Sriwijaya
Ibu Novi
sebagai guru pengajar. Dan Ibu Dra. Rukiyah, M.Pd. sebagai dosen pembimbing.
3. Sarana dan Prasarana TPA Bina Sriwijaya
Keadaan TPA
Bina Sriwijaya walaupun kecil tetapi dapat dikatakan baik dan nyaman. Sarana
fisik tersebut antara lain :
ü Ruang kelas
ü Tempat bermain
ü Toilet
ü Jam dinding
ü Lemari
ü Kursi
ü Meja belajar
ü Papan tulis
ü Alat peraga pendidikan
4. Praktek di TPA Bina Sriwijaya
Praktek yang
kami lakukan pada hari Senin, 9 desember 2013 pada pukul 08.00 WIB. Praktek kami
lakukan selama sehari, kami melakukan praktek mengajar di TPA Bina Sriwijaya. Dan
mempraktekkan permainan yang memang telah kami rancang untuk anak usia 5-6
tahun. Walaupun ketersediaan anak umur usia 5-6 tahun tak ada, dalam permainan
tersebut anak-anak sangat antusias untuk melakukan permainan kami. Dan agak
sedikit hiperaktif dari salah satu anak. Akan tetapi mereka sangat antusia dan
aktif untuk dapat melakukan permainan yang telah dirancang.
5. Pengaturan Tempat Duduk Siswa
Pengaturan
tempat duduk anak di kelas tidak dilakukan secara khusus. Anak memilih sendiri
tempat duduknya. Awal kegiatan guru berserta siswanya duduk diatas karpet
bersama seperti pada kegiatan berdoa dan bernyanyi dan saat waktu belajar anak
dibebaskan duduk dimana saja, duduk di atas kursi atau duduk di atas karpet.
6. Masalah yang Sering Terjadi Pada Siswa
Masalah yang
sering dihadapi oleh anak-anak TPA Bina Sriwijaya adalah tidak dapatnya
menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru. Anak yang biasanya di manja di
rumahnya, kemudian harus mengikuti aturan yang ada di dalam sekolah ,sehingga
masih terdapat anak yang tidak dapat menyesuaikan diri dengan aturan yang ada.
Masalah seperti itu seringnya dialami oleh anak kelas yang baru masuk ke
jenjang Taman Kanak-Kanak. Tidak hanya itu masalah dalam 5 aspek pengembangan
anak memiliki kekurangan dan kelebihan. Tidak semua anak dapat menguasai kelima
aspek tersebut diantara aspek tersebut terdapat pelajaran yang menonjol
misalnya anak pandai dalam bidang kesenian akan tetapi ia lambat dalam bidang
kognitif dan sebaliknya. Berdasarkan masalah dari kedua kelas masih dalam
ambang batas kewajaran
.
7. Solusi Mengatasi Masalah Pada Siswa
Pada awalnya
anak sulit masuk kelas, ia akan masuk kelas jika ibu mendampinginya atau
menagis jika ditingali ibunya. Cara menghadapi
masalah di kelas dengan mendekatkan diri pada anak dan menanamkan rasa
kepercayaan diri pada anak. Pada hari
pertama ibunya diperbolehkan masuk untuk mendampingi anaknya tetapi hanya
sampai kegiatan awal saat kegiatan belajar ibunya harus meninggalkan kelas dan
menunggu diluar kelas. Keesokan harinya ibu si anak menunggu diluar dan biarkan
anak menangis di dalam kelas peran guru adalah mendekatkan diri pada anak
tersebut dengan duduk disamping ibu guru dengan sendirinya anak akan berhenti
menangis berbeda dengan cara dalam menghadapi kelas
A.
Jika anak menangis membiarkan
orang tuanya masuk kelas untuk mendampingi anaknya. Saat pintu ditutup ibu
keluar anak masih menagis anak diajak duduk di dekat ibu guru dengan memberikan
perhatian pada anak atau membuka pintu setengah dengan bujukan anak tidak boleh
keluar. Anak akan menurut dengan sendirinya.
B.
Guru mengajak untuk bermain
bersama dengan teman-temannya. Secara perlahan dengan sendirinya mampu
beradaptasi dengan lingkungan barunya. Penyebab lambat bersosialisasi adalah
ada masalah dalam keluarga.
8. Interaksi Antara Guru dan Orang Tua Siswa
Kegiatan
interaksi antara guru dan orang tua siswa berlangsung setiap hari tanpa
mengadakan pertemuan secara khusus. interaksi antara guru dan orang tua
terjalin saat orang tua menjemput anaknya disaat itulah guru memberitahu
perkembangan yang dialami anak selama jam sekolah sedangkan pada buku
penghubung terbilang kurang efektif karena terkadang buku penghubung tidak
diperiksa sehingga perkembangan anak terlewatkan begitu saja. Jika terjadi
masalah pada anak biasanya melalui media komunikasi seperti telepon langsung
orang tua atau melalui SMS.
BAB
IV
KESIMPULAN, KRITIK DAN SARAN
- Kesimpulan
Sesuai dengan
hasil praktek yang kami laksankan diatas, kami dapat menarik kesimpulan dalam
praktek pengajaran yang telah kami laksanakan adalah kemampuan dan keahlian
dalam mengendalikan kelas itu sangat harus dikuasai oleh guru pengajar.
Dikarenakan dalam melakukan proses belajar pembelajaran sangatlah penting.
- Kritikdan Saran
a. Kritik
ü Lahan sekolah tidak terlalu besar
ü Sarana dan prasarana kurang
ü Sebagian besar guru masih berpendidikan DI PGTK bahkan ada yang hanya
lulusan SMA ataupun bukan lulusan PGPAUD.
ü Kerjasama dengan pihak luar untuk menunjang proses pembelajaran masih
kurang.
b. Saran
ü Peningkatan kualitas pendidikan guru dengan pelatihan
ü Lebih banyak melobi pihak luar untuk melakukan kerjasama dengan pihak
sekolah
ü Membuka lowongan guru untuk mencari guru BK yang profesional
BAB V
PENUTUP
Demikianlah
laporan hasil praktek yang dapat kami susun. Semoga dapat menambah wawasan
kita, mengenal lebih jauh.
Kami juga
sangat berterimakasih kepada TPA Bina Sriwijaya yang telah memberi kami izin
untuk mengadakan praktek di TPA tersebut.
Kami berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca terutama bagi kami semua. Kami ucapkan rasa terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu, mulai dari observasi langsung dilapangan hingga terselesaikannya laporan ini. Semoga kebaikan anda semua mendapat pahala yang berlipat ganda dari Allah
SWT. Amin.
\
Indralaya, 11 Desember 2013
Penyusun
DaftarPustaka
http://joegolan.wordpress.com/2009/04/13/teori-pembelajaran/
Kelompok 19
Meddy
Ketpratama (06121014029)
Rani Fitriani
(06121014033)
DATA ANAK
1. Reifandi
Umur : 4 Tahun 6 Bulan
Orang Tua :
Ayah : Rudi Helmi
Ibu : Suwarti
Pekerjaan:
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Rp. 600.000/Bulan
2. Brillian
Anggara
Umur : 4 Tahun 4 Bulan
Orang Tua :
Ayah : Muslim
Ibu : Atik
Pekerjaan:
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Rp. 600.000/Bulan
3. Arda Aftara
Umur : 4 Tahun
Orang Tua :
Ayah : Rusdan
Ibu : Rohma
Pekerjaan :
Ayah : Buruh Bangunan
Ibu : Ibu Rumah Tangga
Penghasilan : Rp. 600.000/Bulan
No comments:
Post a Comment