Unit 3
3.1
UNIT 3
LANDASAN DAN KONSEP DASAR
PENDIDIKAN SENI
Oleh
Zakarias Soeteja
Bandi Sobandi
Pendahuluan
Pada unit sebelumnya saudara telah memperoleh materi tentang wawasan seni
serta dasar-dasar seni rupa, musik dan tari. Sebelum meyelenggarakan pembelajaran
seni atau menggunakan seni rupa, musik dan tari dalam pendidikan disekolah dasar,
saudara terlebih dahulu harus memahami landasan dan konsep dasar pendidikan seni.
Dengan Unit ini melalui Sub Unit 1, 2 dan 3 anda akan mempelajari landasan dan
konsep dasar pendidikan seni di sekolah dasar serta implementasinya dalam
kurikulum di sekolah dasar. Kompetensi dasar yang diharapkan setelah anda
mempelajari Unit ini adalah kemampuan untuk Menjelaskan Konsep, Sifat, Fungsi,
dan Ruang Lingkup Pendidikan Seni di Sekolah Dasar. Untuk memudahkan anda
mempelajari unit ini maka materi pembelajaran dalam unit ini disusun sebagai
berikut:
1. Sub Unit 1, Konsep Dasar Pendidikan Seni
2. Sub Unit 2, Fungsi Pendidikan Seni di Sekolah Dasar
3. Sub Unit 3, Ruang Lingkup, Kedudukan dan Perkembangan Kurikulum
Pendidikan Seni
Secara khusus berkaitan dengan kebijakan penyelenggaraan kurikulum di
Indonesia saat ini, maka pada sub unit 3 anda akan diberikan gambaran ruang lingkup,
kedudukan serta perkembangan kurikulum pendidikan seni. Gambaran ini diharapkan
dapat memberikan wawasan kepada guru sebagai pengembang kurikulum disekolah
untuk mengembangkan kurikulum sesuai kebutuhan dan tuntutan masyarakatnya.
Dengan demikian, setelah mempelajari Unit ini anda diharapkan:
1. Memahami konsep dasar pendidikan seni
Unit 3
3.2
2. Memahami fungsi pendidikan seni di sekolah dasar
3. Memahami ruang lingkup dan kedudukan kurikulum pendidikan seni
4. Memahami perkembangan kurikulum pendidikan seni
Untuk memperoleh keberhasilan di dalam mempelajari unit ini, kami sarankan agar
saudara memperhatikan petunjuk berikut ini.
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan unit hingga Saudara benar-benar
memahami dari pembelajaran unit ini.
Bacalah uraian unit ini, kemudian temukan kata kuncinya atau diskusikan dengan
teman Saudara.
Perluaslah wawasan Saudara dengan cara mencari berbagai sumber lain baik dalam
bentuk VCD, CAI maupun bahan ajar berbasis web.
Setelah Saudara benar-benar memahami isi yang dibahas di dalam unit ini,
selanjutnya kerjakanlah latihan yang terdapat pada unit ini sesuai dengan
petunjuknya.
Setiap akhir sub unit, jangan lupa menjawab setiap soal yang sudah disediakan.
Jika telah selesai mengerjakan, Saudara boleh mencocokan dengan kunci
jawabannya.
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.1
Sub UNIT1
KONSEP, SIFAT DAN KARAKTERISTIK
PENDIDIKAN SENI DI SEKOLAH DASAR
Konsep, sifat dan karakteristik pendidikan seni di sekolah dasar adalah
materi dasar yang harus dikuasai seorang guru dalam pembelajaran seni di
sekolah dasar. Karakteristik pembelajaran seni yang khas membedakan
pembelajaran ini dengan materi pembelajaran lainnya. Dengan memahami
konsep, sifat dan karakteristiknya, guru dalam melaksanakan pembelajaran seni di
sekolah dasar dapat mengembangkan berbagai materi bahan ajar untuk mencapai
tujuan pembelajaran seni dan mendukung pada area pembelajaran lainnya.
Konsepsi yang keliru dalam pembelajaran seni adalah semata-mata menuntut
kompetensi siswa dalam menghasilkan atau mempertunjukkan penguasaan
terhadap seni. Pembelajaran seni di sekolah umum memiliki tujuan yang lebih
dari sekedar keterampilan atau penguasaan salah satu jenis seni. Dalam
pembelajaran di sekolah umum, seni digunakan sebagai sarana untuk
mengembangkan secara optimal berbagai potensi yang dimiliki siswa yang karena
kekhususannya sulit dicapai melalui pembelajaran materi non seni.
A. Konsep Dasar Pendidikan Seni
Konsep dasar pendidikan seni pada dasarnya dapat dibagi dalam dua
kategori yaitu seni dalam pendidikan dan pendidikan melalui seni. Konsep yang
pertama seni dalam pendidikan, pada awalnya dikemukakan oleh golongan
esensialis yang menganggap bahwa secara hakiki materi seni penting diberikan
kepada anak (Syafii, 2006). Dengan demikian menurut konsep ini, keahlian seni
seperti melukis, menyanyi, menari dan sebagainya perlu diajarkan kepada anak
dalam rangka pengembangan dan pelestariannya. Artinya lembaga pendidikan dan
pendidik berperan untuk mewariskan, mengambangkan, dan melestarikan
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.2
berbagai jenis kesenian kepada anak didiknya. Konsekuensi dari pendekatan ini
adalah diperlukannya tenaga pendidik atau guru yang menguasai sepenuhnya
bidang kesenian yang diwariskannya tersebut. Konsep pendidikan ini sesuai dan
cocok digunakan dalam penyelenggaraan pendidikan kejuruan yang mendidik
siswanya untuk menjadi seorang ahli dalam salah satu jenis kesenian tertentu.
Konsep yang kedua adalah konsep pendidikan melalui seni. Konsep ini
dipopulerkan oleh Herbert Read dalam bukunya Education Through Art. Dalam
konsep ini, seni dipandang sebagai sarana atau alat untuk mencapai tujuan
pendidikan dan bukan untuk tujuan seni itu sendiri. Konsep pendidikan melalui
seni inilah yang kemuidian dianggap paling sesuai untuk diajarkan atau
diselenggarakan di sekolah umum, khususnya pada tingkat dasar dan prasekolah.
Pembelajaran seni menggunakan pendekatan ini lebih menekankan pada “proses”
dari pada “hasil”. Seni digunakan dalam pembelajaran disekolah untuk
mendorong perkembangan peserta didiknya secara optimal, menciptakan
keseimbangan rasional dan emosional.
Pendidikan (melalui) seni pada hakekatnya merupakan proses
pembentukan manusia melalui seni. Pendidikan seni secara umum berfungsi untuk
mengembangkan kemampuan setiap anak (peserta didik) menemukan pemenuhan
dirinya (personal fulfillment) dalam hidup, untuk mentransmisikan warisan
budaya, memperluas kesadaran sosial dan sebagai jalan untuk menambah
pengetahuan. Tujuan pendidikan seni sejalan dengan tanggung jawab yang luas
dari pendidikan secara umum (lihat: Read, 1958). Program seni di sekolah
memfasilitasi anak-anak menyediakan peluang untuk pemenuhan dirinya melalui
pengalaman seni berdasarkan sesuatu yang dekat dengan kehidupan dan dunianya
(dunia anak-anak dan lingkungan hidupnya sehari-hari). Melalui pendidikan seni
anak-anak melakukan studi tentang warisan artistik sebagai salah satu bentuk
yang signifikan dari pencapaian prestasi manusia. Demikian pula dengan
kesadaran terhadap peran sosial seni di masyarakat. Hal ini sangat esensial ketika
anak-anak mencoba memahami norma estetik yang berlaku di lingkungannya.
Dengan demikian, anak akan menemukan seni sebagai sesuatu yang penuh arti,
otentik dan relevan dalam kehidupannya.
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.3
Idealnya, pendidikan mengajarkan anak-anak bagaimana menjadi merdeka
ketika mereka berada dalam lingkungan yang terproteksi seperti di rumah dan
sekolah (lihat: Dorn, 1993; Wright, 1997). Pengalaman anak di sekolah
diharapkan dapat memberi inspirasi yang berguna bagi mereka untuk melanjutkan
pendidikannnya hingga menjadi mahluk dewasa. Tujuan pendidikan melalui
program seni akan memelihara perilaku tersebut sehingga menjadi lebih esensial
membentuk kemandirian anak sebagai pebelajar seumur hidup, walaupun tujuan
jangka pendek (di lingkungan sekolah) mungkin nampak terfokus pada kegiatan
belajar untuk mempelajari tentang seni dan atau melalui seni.
1. Tujuan Dasar Pendidikan Seni
Pendidikan seni diberikan kepada anak dengan berbagai tujuan tetapi
semuanya didasari oleh keyakinan bahwa seni membentuk kepekaan anak sejak
pertama kali mereka mengalaminya sebagai bentuk dasar dari ekspresi dan
sebagai tanggapan untuk dan dalam kehidupan. Dua buah model pengalaman
tersebut (ekspresi dan tangapan) adalah interdependent. Keduanya merupakan
keseimbangan yang penting dan dibutuhkan, menjadi tujuan dasar pendidikan seni
dalam rangka pemenuhan diri, pemahaman dan kepedulian terhadap warisan
artistik serta studi aspek sosial untuk memahami peran seni di masyarakat
(Chapman, 1978).
a. Pemenuhan diri (Personal fulfillment)
Untuk menemukan pemenuhan diri melalui seni, anak butuh belajar
bagaimana kehidupan mereka dapat diperkaya dengan berkreasi dan menanggapi
bentuk-bentuk seni. Anak-anak akan menikmati manipulasi dan rekayasa berbagai
material seni dan dengan “bimbingan” mereka dapat memproduksi karya yang
memiliki kekuatan serta kejujuran ekspresi. Walaupun demikian kejujuran
ekspresi yang sering diterjemahkan sebagai hasil dari kebebasan ekspresi ini
dalam prakteknya di sekolah harus dihindari aktivitas bebas dan keberhasilan
yang untung-untungan karena hal tersebut sangat miskin dengan ukuran-ukuran
belajar. Pengalaman kreatif melalui pendidikan seni perlu di rencanakan dengan
seksama agar tidak menjadi eksperimen tanpa tujuan (Chapman, 1978). Melalui
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.4
pendidikan seni, anak memperoleh pengalaman sensasional dalam diri yang
sangat kuat, dari membentuk sesuatu, yang mengekspresikan sesuatu tentang
dirinya. Walaupun demikian para guru harus menyadari bahwa untuk menemukan
ekspresi diri yang jujur dan asli tidaklah mudah. Anak pada suatu saat mungkin
akan mengalami frustasi karena belum mampu mengkomunikasikan apa yang
dirasakan, dilihat, diketahui dan dibayangkannya. Seni sangat berpotensial
membuat gagasan dan perasaan menjadi hidup, tetapi untuk berfungsi secara
ekspresif, bentuk seni harus dikreasikan agar menyerupai perasaan dan imajinasi
dari pengalaman yang berguna bagi pengembangan diri.
b. Memahami warisan artistik (Understanding the artistic heritage)
Pendidikan seni bertujuan membangun kesadaran dan pemahaman anak
terhadap warisan artistik sebagai bagian yang signifikan dari warisan budaya
secara keseluruhan. Hal itu termasuk memahami karya para seniman, arsitek,
desainer, musisi, pengrajin dan kriyawan baik masa lalu maupun masa kini,
demikian pula kontribusi orang-orang yang menjaga dan menginterpretasikan
karya seni seperti kolektor, kurator, kritikus, produser dan guru seni. Warisan
artistik umumnya tidak secara langsung memiliki arti personal bagi anak-anak
kecuali hal tersebut berkaitan dengan kehidupannya secara pribadi. Keterkaitan ini
haruslah eksplisit, difokuskan terhadap proses dan bersifat kontekstual, sehingga
tidak pemahaman warisan artistik tidak sekedar mengumpulkan dan
menghafalkan fakta (sejarah) seperti kronologis, nama, tanggal dan judul karya.
Benang merah yang menghubungkannya dapat terjadi bila disadari bahwa
anak-anak dan seniman banyak memiliki kesamaan untuk mengekspresikan dan
memvisualisasikan gagasannya. Tanpa tergantung pada media atau bentuk karya
seni yang mereka kerjakan, seniman dan anak-anak membangun ide dari
pengalamannya sendiri, interpretasi gagasan dalam bentuk visual dan
menggunakan media untuk menemukan ekspresinya sendiri. Ketika hubungan ini
terjadi, anak-anak tidak hanya memiliki basis personal untuk membandingkan
karya yang dibuat oleh seniman tetapi juga menjadi alasan yang kuat untuk
meyakini bahwa tindakan mereka adalah asli seperti halnya karya seni. Tujuan
dari aspek ini sejalan dengan tujuan yang mempelajari ekspresi personal,
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.5
bagaimana seniman mengkreasi gagasannya menggunakan media untuk
menghasilkan sebuah karya seni, dan bagaimana mereka menggunakan kualitas
visual, bunyi dan gerak untuk berekspresi.
Anak-anak juga belajar warisan artistik masa lampau dari berbagai sudut
pandang orang-orang yang memiliki kemampuan dalam menanggapi karya seni
seperti kritikus, guru seni, kolektor atau kurator. Mereka memberikan pengalaman
bagaimana mendeskripsikan dan menginterpretasikan karya, mengartikan,
mempersepsikan dan memberikan penilaian terhadapnya. Selanjutnya anak-anak
juga akan belajar bahwa kegiatan berkarya seni bukan hanya untuk dirinya sendiri
tetapi juga untuk orang lain yang tertarik untuk memiliki, melihat, mendengar
atau menanggapinya.
c. Memahami peran seni dalam masyarakat
Melalui pendidikan seni anak-anak diajak untuk memahami peran seni
dalam masyarakat. Seperti yang kita lihat, masyarakat atau kebudayaan sebagian
diidentifikasi melalui berbagai bentuk kesenian yang dikreasikannya. Anak-anak
dapat menjadi peduli terhadap bentuk-bentuk kesenian tersebut sebagai makna
yang kuat dari ekspresi sosial, tidak hanya pada masyarakatnya sendiri, tetapi juga
kebudayaan dan bentuk kesenian pada masyarakat yang lain. Penggambaran aspek
sosial dari seni dapat menjadi dasar bagi anak-anak untuk memahami
lingkungannya.
Tujuan dari aspek pemahaman sosial dalam pendidikan seni adalah
mempelajari bagaimana bentuk-bentuk karya seni yang asli dalam masyarakat,
bagaimana kualitas sebuah karya seni mampu mengekspresikan nilai sosial dan
bagaimana media digunakan untuk mengekspresikan nilai-nilai sosial tersebut.
Dengan mempelajari bagaimana masyarakat menanggapi bentuk-bentuk seni
dalam lingkungannya atau dalam kebudayaan lainnya, anak-anak dapat belajar
dan menjadikannya sebagai kebiasaan untuk menghargai lingkungan yang dekat
dengan dirinya maupun lingkungan lain yang kurang dikenalnya. Hal ini berarti
memberikan keterampilan dasar untuk beradaptasi dalam berbagai lingkungan
sosial.
UNIT 3 – Sub UNIT 1
3.1.6
Ekspresi dan tanggapan berkaitan erat dalam pengalaman seni. Disamping
untuk pemenuhan diri, memahami warisan artistik dan aspek sosial seni dalam
masyarakat, tujuan pendidikan seni harus memfokuskan pula terhadap dasar