Wednesday, December 13, 2017

DASAR-DASAR SENI RUPA, SENI MUSIK DAN SENI TARI

UNIT 2
2.1
Unit2
DASAR-DASAR SENI RUPA,
SENI MUSIK DAN SENI TARI
Oleh
Zakarias Soeteja
Bandi Sobandi
Nanang Supriyatna
Beben Barnas
Materi yang dipaparkan dalam unit ini seperti halnya dalam unit sebelumnya
adalah untuk mempersiapkan saudara memenuhi salah satu Kompetensi dasar dalam
mata kuliah Pendidikan Seni yaitu Kompetensi untuk Menjelaskan pengertian dasar
dan fungsi seni. Pada unit sebelumnya saudara telah memperoleh materi tentang
wawasan seni yang berisi konsep-konsep kesenian, kebudayaan, estetika dan
keindahan. Pada Unit ini saudara akan memperoleh materi tentang dasar-dasar seni
rupa, seni musik dan seni tari.
Untuk memudahkan pemahaman saudara Unit ini akan dibagi dalam tiga sub unit
sebagai berikut
1. Sub Unit 1 Dasar-Dasar Seni Rupa
2. Sub Unit 2 Dasar-Dasar Seni Musik
3. Sub Unit 3 Dasar-dasar Seni Tari
Pembagian unit ini hanya ke dalam tiga jenis seni dengan pertimbangan bahwa
ketiga jenis seni ini merupakan materi pokok pembelajaran kesenian di Sekolah
Dasar. Walaupun keterampilan seringkali disertakan dalam pembelajaran seni di SD,
tetapi sebagian dari materi pembelajaran keterampilan (kerajinan tangan) juga ada
dalam materi pembelajaran seni rupa. Sedangkan materi pembelajaran keterampilan
lainnya yang berhubungan dengan teknologi tersebar dalam mata kuliah lainnya
seperti sains atau pembelajaran IPA di Sekolah Dasar.
UNIT 2
2.2
Materi yang diberikan dalam unit ini sangat bermanfaat bagi saudara terutama
untuk memahami ketiga jenis seni tersebut. Dalam unit selanjutnya yang memuat
meteri tentang apresiasi dan kritik seni misalnya, materi pembelajaran unit 2 ini akan
banyak saudara pergunakan terutama ketika saudara mencoba melakukan praktek
apresiasi dan kritik seni. Untuk itu dalam mempelajari unit ini saudara disarankan
banyak melihat atau menyaksikan pameran dan pegelaran seni agar saudara dapat
langsung mangaplikasikan pengetahuan yang saudara peroleh dalam Unit ini. Jangan
lupa untuk melengkapi atau menambah pengetahuan dan pemahaman saudara dengan
menggunakan berbagai sumber belajar. Semakin kaya wawasan saudara semakin
tinggi pula kepekaan saudara terhadap karya seni dan semakin mudah pula bagi
saudara untuk mengapresiasi, mengkritisi dan mengajarkannyua pada siswa saudara
di sekolah.
Sebagai indikator keberhasilan saudara menguasai materi ini, maka setelah
mempelajari unit ini saudara diharapkan dapat:
Seni Rupa
- Menjelaskan berbagai pengertian seni rupa
- Mendeskripsikan berbagai Jenis karya seni rupa
- Menjelaskan dan mengidentifikasi Unsur-unsur dasar seni rupa
- Menjelaskan dan mengidentifikasi Prinsip-prinsip dasar seni rupa
Seni Musik
- Menjelaskan berbagai Pengertian musik
- Menjelaskan berbagai fungsi musik
- Menjelaskan pengertian teori musik
Seni Tari
- Menyebutkan berbagai Pengertian seni tari
- Menjelaskan dan menyebutkan Unsur-unsur dasar seni tari
- Menjelaskan fungsi tari
Untuk memperoleh keberhasilan di dalam mempelajari unit ini, kami sarankan
agar saudara memperhatikan petunjuk berikut ini.
UNIT 2
2.3
Bacalah dengan cermat bagian pendahuluan unit hingga Saudara benar-benar
memahami dari pembelajaran unit ini.
Bacalah uraian unit ini, kemudian temukan kata kuncinya atau diskusikan dengan
teman Saudara.
Perluaslah wawasan Saudara dengan cara mencari berbagai sumber lain baik
dalam bentuk VCD maupun bahan ajar berbasis web.
Setelah Saudara benar-benar memahami isi yang dibahas di dalam unit ini,
selanjutnya kerjakanlah latihan yang terdapat pada unit ini sesuai dengan
petunjuknya.
Setiap akhir sub unit, jangan lupa menjawab setiap soal yang sudah disediakan.
Jika telah selesai mengerjakan, Saudara boleh mencocokan dengan kunci
jawabannya.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.1
Sub Unit1
DASAR-DASAR SENI RUPA
Seni rupa pada dasarnya ada di sekitar kita namun seringkali kita tidak
menyadari kehadirannya. Kesadaran terhadap kehadiran seni rupa seringkali hanya
ditunjukkan dengan keberadaan karya seni rupa yang lazim dikenali seperti lukisan
atau patung. Hal tersebut tidak terlalu salah, karena pada umumnya ketika kita
menghadiri pameran seni rupa maka kedua jenis karya seni rupa tersebutlah yang
dihadirkan. Seni rupa bukan hanya lukisan dan patung, berbagai produk kebutuhan
sehari-hari pada kenyataannya dikategorikan juga sebagai karya seni rupa. Dalam
dunia pendidikan terutama pendidikan terhadap anak-anak di sekolah dasar, seni rupa
sangat berperan , terintegrasi dalam berbagai mata pelajaran menjadi elemen pokok
yang membantu siswa memahami berbagai materi pelajaran non seni rupa.
Dalam unit ini saudara akan memperoleh materi yang mengantarkan saudara
terhadap pemahaman karya seni rupa, bagaimana ia bisa dikenali dan fungsinya
dalam kehidupan sehari-hari termasuk dalam dunia pendidikan.
A. Pengertian Seni Rupa
Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapannya terutama melalui indera
pengelihatan (mata). Cara pencerapannya inilah yang terutama mebedakan dengan
jenis seni lain seperti seni musik yang pencerapannya terutama menggunakan indera
pendengaran (auditori). Walaupun demikian pembedaan dengan cara pencerapannya
tidaklah terlalu tepat karena jenis seni yang lain seperti seni tari dan seni drama
misalnya, menggunakan pengelihatan dan pendengaran untuk menikmatinya.
Karya seni rupa terwujud dari unsur-unsur pembentuk seperti garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika yang dapat
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.2
dilihat dan dinikmati secara fisik serta memberi pengalaman bathin kepada
penikmatnya. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu seni rupa murni,
kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada karya-karya yang hanya untuk
tujuan pemuasan eksresi pribadi, sementara kriya dan desain lebih menitikberatkan
fungsi dan kemudahan pemakaian sehingga kerap disebut seni (rupa) pakai. Pada
awalnya, secara sederhana terjemahan seni rupa di dalam Bahasa Inggris adalah fine
art. Namun sesuai perkembangan dunia seni modern, istilah fine art menjadi lebih
spesifik kepada pengertian seni rupa murni untuk yang membedakannya dengan
desain dan kriya yang disebut applied art dalam bahasan visual arts (seni visual).
Karya seni rupa ada disekitar kita dan dekat dengan kehidupan kita sehari-hari.
Seringkali tidak disadari benda-benda disekeliling kita merupakan karya seni rupa
atau setidaknya mendapat “sentuhan” seni rupa. Karya seni rupa bukan hanya yang
tergantung di dinding berupa lukisan atau patung yang diletakkan di sudut ruangan.
Baju yang kita kenakan, kursi yang kita duduki, buku yang kita baca, sepatu yang kita
pakai, hingga gelas yang dipakai untuk minum, ruangan kelas yang kita gunakan,
semuanya mendapat sentuhan seni rupa. Mengapa demikian?
Seni rupa pada dasarnya tidak hanya mencakup benda-benda yang indah dan
digunakan untuk menghias ruangan atau benda-benda aneh dan unik yang dipajang di
ruang pamer dan museum. Gagasan untuk menampilkan sebuah benda menjadi tidak
hanya nyaman dipakai, tetapi juga nyaman dipandang mata, merupakan salah satu
tugas dari seni rupa. Desain, sebagai bagian dari seni rupa adalah yang
mengupayakan segala bentuk benda pakai menjadi indah dan enak dipandang mata.
Sebuah karya seni rupa atau benda dengan sentuhan seni rupa terwujud dengan
pengolahan unsur-unsur kerupaan yang terdiri dari unsur fisik dan non-fisik. Cobalah
amati di sekitar kita, kemudian tunjukkan benda-benda mana yang merupakan karya
seni rupa yang semata-mata berfungsi sebagai hiasan semata dan mana benda-benda
pakai yang mendapat sentuhan seni rupa. Kita mungkin akan terkejut, betapa banyak
benda-benda (karya) seni rupa yang selama ini luput dari perhatian kita.
Hampir setiap tempat di wilayah Nusantara ini memiliki karya seni rupa yang
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.3
unik dan khas sesuai dengan sumber daya yang dimilikinya. Beberapa daerah di
Nusantara ini memiliki karya seni rupa yang unik dan khas dan dikenal luas di
daerah-derah lainnya bahkan hingga ke mancanegara. Seni patung Asmat yang
diproduksi mayarakat Papua, Seni Batik di Jawa, Seni Rajah (tatto) di Kalimantan,
rumah-rumah adat di berbagai daerah di Nusantara dan sebagainya.
B. Bentuk dan Jenis Karya Seni Rupa
1. Bentuk Karya Seni Rupa

 Berbagai
 karya
 seni
 rupa
 di
 sekeliling
 kita,
 memiliki
 banyak
 macam

ragamnya.
Keragaman
tersebut
dapat
terluhat
dari
bentuknya,
warnanya,
bahan

bakunya,
 alat
 pembuatannya,
 fungsinya
 atau
 pemanfaatannya.
 Dari
 begitu

banyak
 ragamnya
 tadi,
 para
 ahli
 membuat
 penggolongan
 tentang
 jenis‐jenis

karya
 seni
 rupa.
 Penggolongan
 atas
 jenisnya
 adalah
 pembedaan
 antara

karakteristik
 karya
 yang
 satu
 dengan
 yang
 lainnya.
 Misalnya
 pada
 binatang,

penggolongan
 dapat
 didasarkan
 pada
 jenis
 kelamin,
 ada
 jantan
 ada
 betina,

berdasarkan
 karakteristik
 anggota
 tubuhnya,
 warna
 kulitnya
 dan
 sebagainya.

Demikian
 juga
 dalam
 hal
 karya
 seni
 rupa,
 kita
 dapat
 membedakan
 jenisnya

berdasarkan
fungsi
maupun
bentuknya.

Berdasarkan
 dimensinya,
 karya
 seni
 rupa
 terbagi
 dua
 yaitu,
 karya
 dua

dimensi
dan
karya
tiga
dimensi.
Karya
seni
rupa
dua
dimensi
adalah
Karya
seni

rupa
 yang
 mempunyai
 dua
 ukuran
 (panjang
 dan
 lebar)
 sedangkan
 karya
 seni

rupa
 tiga
 dimensi
 mempunyai
 tiga
 ukuran
 (panjang,
 lebar
 dan
 tebal)
 atau

memiliki
ruang.



Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.4

 

Contoh
karya
dua
dimensi
 Contoh
karya
tiga
dimensi


Berdasarkan
 kegunaan
 atau
 fungsinya,
 karya
 seni
 rupa
 digolongkan
 ke

dalam
 karya
 seni
 murni
 (pure
 art,
 fine
 art)
 dan
 seni
 pakai
 (useful
 art/applied

art).
Seni
Murni
(pure
art/fine
art)
adalah
karya
seni
yang
diciptakan
semata‐
mata
untuk
dinikmati
keindahan
atau
keunikannya
saja,
tanpa
atau
hampir
tidak

memiliki
fungsi
praktis.
Adapun
Seni
Pakai
(useful
art/applied
art)
adalah
karya

seni
 rupa
 yang
 prinsip
 pembentukannya
 mengikuti
 fungsi
 tertentu
 dalam

kehidupan
sehari‐hari

Selain berdasarkan dimensi dan fungsinya, karya seni rupa dapat juga
diketegorikan berdasarkan temanya. Tema dapat dikatakan sebagai pokok pikiran
atau persoalan yang mendasari kegiatan (dalam hal ini kegiatan berkesenian). Dalam
penciptaan seni rupa misalnya, dikenal tema “perjuangan”, “kemanusiaan”,
“keagamaan”, “lingkungan hidup”, “kelautan”, “kesehatan”, “sosial” dll. Dari tematema itu dapat diuraikan menjadi judul-judul, misalnya “ibu dan anak”, “pengemis”,
“bunga mawar”, dll. Adapun yang dimaksud dengan ”gaya” dalam karya seni rupa,
adalah model penampilan dari suatu karya. Contohnya antara lain:
a. Gaya dekoratif, yaitu penampilan karya yang lebih mengutamakan
keindahan garis, bidang warna. Warna pada bidang tidak memiliki kesan terang
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.5
gelap, tetapi rata/datar saja. Garis diusahakan lancar, rapi. Bentuk tidak menuruti
benda aslinya, tetapi direkayasa demi keindahan.
b. Gaya naturalis, yaitu penampilan karya yang memperlihatkan ketelitian
seniman dalam menggambarkan objek secara rinci, sesuai dengan bentuk aslinya
(haslinya menyerupai hasil pemotretan).
c. Gaya abstrak, yaitu penampilan/pengwujudan karya yang tidakmengingatkan kepada bentuk atau objek yang ada di alam. Yang tampak pada
lukisan misalnya hanya komposisi warna-warna atau bidang; pada patung hanya
tampak sebongkah bentuk bebas tiga dimensi.
d. Gaya stilasi, yaitu penampilan objek dengan menggayakan atau membuat
indah, dengan garis meliuk-liuk, melingkar-lingkar agar tampak indah (dalam hal ini,
stilasi dapat dipandang bagian dari dekorasi). Gaya stilasi lazim dibuat pada hiasan
atau ornamen seni hias Indonesia klasik (perhatikan motif batik, hiasan pinggir
bingkai Al- Qur’an, ukiran pada mebel)
2.
Jenis
Karya
Seni
Rupa

a.
Seni
Lukis

Seni
lukis
merupakan
kegiatan
pengolahan
unsur‐unsur
seni
rupa
seperti

garis,
 bidang,
 warna
 dan
 tekstur
 pada
 bidang
 dua
 dimensi.
 Kegiatan
 yang

menyerupai
 seni
 lukis
 sudah
 lama
 dikenal
 di
 Indonesia,
 tetapi
 penamaan
 atau

istilah
 seni
 lukis
 merupakan
 istilah
 yang
 datang
 dari
 Barat.
 Kegiatan
 yang

menyerupai
 seni
 lukis
 itu
 dapat
 juga
 disebut
 seni
 lukis
 tradisonal.
 Beberapa

contoh
 dari
 karya
 seni
 lukis
 tradisional
 dapat
 kita
 lihat
 di
 berbagai
 daerah
 di

Indonesia
seperti
seni
lukis
kaca
di
Cirebon,
seni
lukis
Kamasan
di
Bali,
lukisan

pada
kulit
kayu
yang
dibuat
masyarakat
di
Irian
Jaya
dsb.
Adapun
seni
lukis
yang

kita
 kenal
 saat
 ini
 dibuat
 pada
 kanvas,
 dapat
 disebut
 seni
 lukis
 modern.
Beberapa
seniman
seni
lukis
modern
Indonesia
yang
namanya
sudah
dikenal
di

mancanegara
diantaranya
Affandi,
Popo
Iskandar,
Fajar
Sidik,
Nanna
Banna
dsb.

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.6















Karya
Seni
lukis












































karya
seni
patung




2.
Seni
Patung

Karya
seni
patung
diwujudkan
melalui
pengolahan
unsur‐unsur
seni
rupa

pada
bidang
tiga
dimensi.
Bahan
dan
teknik
perwujudan
pada
karya
seni
patung

beraneka
ragam.
Bahan
yang
digunakan
dapat
berupa
bahan
alami
seperti
kayu

dan
 batu,
 bahan
 logam
 seperti
 besi
 dan
 perunggu
 atau
 bahan
 sintetis
 seperti

plastik
 resin
 dan
 fibre
 glass
 (serat
 kaca).
 Sedangkan
 teknik
 yang
 digunakan

disesuaikan
dengan
bahan
yang
dipakai
seperti
teknik
pahat,
ukir,
cor
dsb.

Seperti
 halnya
 seni
 lukis,
 seni
 patung
 juga
 sudah
 dikenal
 di
 Indonesia

sejak
 zaman
 prasejarah.
 Hampir
 setiap
 daerah
 di
 Indonesia
 memiliki
 tradisi

pembuatan
 karya
 seni
 patung.
 Pada
 masyarakat
 tradisional,
 pembuatan
 karya

patung
seringkali
dihubungkan
dengan
kegiatan
religi
seperti
pemujaan
kepada

dewa
 atau
 arwah
 nenek
 moyang.
 Pada
 karya‐karya
 seni
 patung
 modern,

pembuatan
 karya
 seni
 patung
 merupakan
 ekspresi
 individu
 seorang
 seniman.

Beberapa
 seniman
 patung
 modern
 Indonesia
 diantaranya:
 Sunaryo,
 Sidharta,

dan
Nyoman
Nuarta.

3.
Seni
Grafis
(Cetak)

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.7
Seni
grafis
adalah
cabang
seni
rupa
yang
tergolong
ke
dalam
bentuk
dua

dimensi.
 Berbeda
 dengan
 seni
 lukis
 yang
 umumnya
 merupakan
 karya‐karya

tunggal,
kekhasan
dari
karya
grafis
adalah
sifatnya
yang
bisa
direproduksi
atau

diperbanyak.
 Pada
 awalnya
 Seni
 grafis
 merupakan
 keterampilan
 untuk

mencetak
atau
memperbanyak
tulisan.

Sesuai
 dengan
 proses
 pencetakannya
 karya
 seni
 grafis
 terbagi
 menjadi

empat
jenis:

a.
Cetak
tinggi

Prinsip
cetak
ini
adalah
bagian
yang
bertinta
adalah
bagian
yang
paling
tinggi.

Bagian
ini
bila
diterakan
atau
dicetakkan,
tinta
atau
gambar
akan
berpindah
ke

atas
permukaan
kertas.
Berdasarkan
bahan
dan
alat
yang
dipergunakan
dalam

cetak
tinggi
dikenal
beberapa
jenis
cetakan
seperti
cukil
kayu
(wood
cut),
cukilan

lino
(linocut),
tera
kayu
(woodengraving)
serta
cukilan
bahan
lain
seperti
karet

atau
plastik.

b.
Cetak
dalam


Prinsip
cetak
dalam
adalah
hasil
cetakan
yang
diperoleh
dari
celah
garis
bagian

dalam
dari
plat
klisenya
bukan
bagian
tingginya
seperti
stempel
atau
cap.
Teknik

cetak
 ini
 merupakan
 kebalikan
 dari
 teknik
 cetak
 tinggi.
 Acuan
 cetak
 yang

dipergunakan
 adalah
 lempengan
 tembaga
 atau
 seng
 yang
 ditoreh
 atau
 diberi

kedalaman
 untuk
 tempat
 tinta.
 Kedalaman
 dibuat
 menggunakan
 alat
 penoreh

yang
tajam
dan
kuat
dan
atau
menggunakan
zat
kimiawi.
Beberapa
jenis
cetak

yang
termasuk
cetak
dalam:
goresan
langsung
(drypoint),
akuatin
(aquatint),
dan

mezzotin
(mezzotintengraving).
Seorang
penggrafis
kadang‐kadang
memadukan

berbagai
teknik
sekaligus
dalam
proses
pembuatannya
untuk
memperoleh
efek

khusus
yang
diinginkannya.

c.
Cetak
saring

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.8
Cetak
saring
disebut
juga
serigrafi
atau
sablon.
Sesuai
dengan
namanya
prinsip

cetak
ini
adalah
mencetak
gambar
melalui
saringan
yang
diberi
batasan‐batasan

tertentu.
 Cetak
 saring
 dikenal
 luas
 di
 masyarakat
 melalui
 benda‐benda
 yang

sering
dijumpai
sehari
hari
seperti
aplikasinya
pada
pembuatan
kaos,
spanduk,

bendera,
dsb.

d.
Cetak
datar

Proses
 cetak
 datar
 atau
 planografi
 adalah
 memanfaatkan
 perbedaan
 sifat

minyak
dan
air
serta
acuan
cetakan
yang
terbuat
dari
batu
(litografi)
atau
seng.

Tinta
 hanya
 terkumpul
 pada
 bagian
 cetakan
 
 yang
 sudah
 digambari
 
 dengan

pinsil
berlemak
dan
pemindahan
gambar
dilakukan
dengan
alat
khusus.
Teknik

litografi
inilah
yang
mengilhami
prinsip
dasar
mesin
cetak
modern.


4.
Seni
Kria

a.
Pengertian
Seni
Kria

Seni
 kria
 adalah
 hasil
 kebudayaan
 fisik
 yang
 lahir
 karena
 adanya

tantangan
 dari
 lingkungan
 dan
 diri
 kriawan.
 Seni
 kria
 diartikan
 sebagai
 hasil

daya
 cipta
 manusia
 melalui
 keterampilan
 tangan
 untuk
 memenuhi
 kebutuhan

jasmani
dan
rohaninya,
serta
umumnya
dibuat
dari
bahan‐bahan
alam.

Penciptaan
 karya
 kria
 yang
 baik
 didasarkan
 pada
 syarat
 kegunaan

(utility)
 dan
 keindahan
 (estetika).
 Syarat
 keindahan
 terdiri
 atas
 aspek

kenyamanan,
keluwesan
dan
kenyamanan.
Hubungan
antara
bentuk,
fungsi
dan

keindahan
 juga
 merupakan
 asas
 penciptaan
 yang
 harus
 dimiliki
 seorang

kriawan.
Karya
seni
kria
memiliki
karakteristik
tersendiri
yang
dipengaruhi
oleh

keterampilan
 dan
 kreativitas
 kriawan,
 materi,
 alat,
 fungsi
 dan
 teknik

penciptaanya.
Aspek‐aspek
tersebut
saling
berkaitan
satu
dengan
yang
lainnya.

Kria
tumbuh
dan
berkembang
dipengaruhi
pula
oleh
faktor
kekayaan
flora
dan

fauna
 serta
 bahan‐bahan
 alam
 lainnya.
 Hasil‐hasil
 utama
 seni
 kria
 Indonesia

terdiri
 atas
 kria
 tekstil
 dan
 serat
 meliputi
 batik
 dan
 tenun,
 anyaman
 serta

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.9
tumbuhan,
kria
bambu,
kria
gerabah
dan
tembikar
(keramik)
kria
kayu,
logam,

kulit,
kaca
dll.

b.
Perkembangan
Seni
Kria

Perkembangan
 seni
 kria
 sejalan
 dengan
 pertumbuhan
 seni
 rupa
 pada

umumnya.
Seni
kria
dimulai
sejak
zaman
Batu
dan
Logam,
kemudian
disambung

dengan
berkembangnya
kebudayaan
Hindu
di
Indonesia,
munculnya
kekuasaan

kerajaan
 Islam,
 masuknya
 zaman
 kolonialisme
 bangsa‐bangsa
 Eropa
 hingga

abad
modern
saat
ini.

Pada
setiap
zaman
umumnya
memunculkan
bentuk
ungkapan,
teknik
dan

gaya
 yang
 berlainan.
 Walaupun
 demikian,
 pertumbuhan
 seni
 kria
 pada
 suatu

masa
 merupakan
 kelanjutan
 masa
 sebelumnya
 dengan
 perubahan
 dan

perkembangan
 yang
 disebabkan
 pengaruh
 budaya
 dari
 luar
 dan
 kreatifitas

kriawanya
.
Bentuk‐bentuk
seni
kria
yang
hadir
saat
ini
merupakan
perpaduan

bentuk
 kria
 yang
 pernah
 ada
 pada
 masa
 sebelumnya.
 Beberapa
 jenis
 kria

tersebut
memiliki
bentuk
dan
material
yang
sama
dengan
bentuk
kria
pada
masa

sebelumnya
 tetapi
 memiliki
 fungsi
 yang
 berbeda.
 Beberapa
 bentuk
 kria

tradisional
 yang
 dijumpai
 saat
 ini
 ada
 yang
 dibuat
 dengan
 menggunakan

material
 sintetis
 dan
 dimassalkan
 menggunakan
 teknologi
 modern.

Perkembangan
 terakhir
 seni
 kria
 di
 Indonesia
 menunjukkan
 perkembangan

jenis
karya
kria
yang
dibuat
semata‐mata
untuk
memenuhi
kebutuhan
ekspresi

atau
biasa
disebut
kria
seni.
Bentuk‐bentuk
karya
kria
seni
ini
seringkali
sulit

dibedakan
dengan
karya‐karya
seni
rupa
murni.


 Jenis‐jenis
 seni
 kria
 sering
 pula
 dinamai
 berdasarkan
 bahan

pembentukan
 atau
 mediumnya
 seperti
 kria
 kayu,
 kria
 logam,
 kria
 serat,
 kria

kulit,
 kria
 tekstil,
 kria
 kaca,
 kria
 batu,
 kria
 rotan
 dsb.
 Selain
 berdasarkan

bahannya
beberapa
kenis
kria
dinamai
atau
dikategorikan
berdasarkan
teknik

pembuatannya
seperti
kria
batik,
kria
anyam,
kria
sungging,
kria
ukir
dsb.

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.10

contoh
karya
seni
kria
anyam


5.
Seni
Bangunan
(Arsitektur)

Pada
 dasarnya
 seni
 bangunan
 merupakan
 bagian
 dari
 seni
 rupa,
 tetapi

karena
 kekhususan
 yang
 dimilikinya
 seringkali
 seni
 bangunan
 dikelompokan

tersendiri
 dalam
 seni
 arsitektur.
 Berdasarkan
 bentuk
 dan
 fungsinya
 seni

bangunan
 seni
 bangunan
 dapat
 dikategorikan
 sebagai
 seni
 pakai.
 Indonesia

memiliki
warisan
peninggalan
karya
seni
bangunan
yang
sangat
banyak
jumlah

dan
macamnya
dan

tersebar
dari
Sabang
sampai
Merauke.


Setiap
 suku
 bangsa
 yang
 ada
 di
 Indonesia
 mengenal
 dan
 memiliki

bangunan
 khas
 daerahnya
 masing‐masing.
 Bentuk‐bentuk
 bangunan
 tersebut

dibuat
 berdasarkan
 ide
 atau
 gagasan
 yang
 bersumber
 dari
 kebudayaannya

masing‐masing.
 Struktur,
 denah,
 bahan
 dan
 teknik
 pada
 rumah‐rumah‐rumah

adat
 tradisional
 dibangun
 berdasarkan
 aturan‐aturan
 baku
 yang
 dipatuhi
 dan

diwariskan
secara
turun
temurun.


Dalam
perkembangannya,
pengaruh
kebudayaan
yang
datang
dari
Barat

memperkenalkan
 bentuk‐bentuk
 baru
 pada
 bangunan‐bangunan
 yang
 sudah

ada.
 Bentuk‐bentuk
 baru
 tersebut
 dengan
 imajinasi
 dan
 kreativitas
 seniman

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.11
(arsitektur)
 diolah
 dan
 digabungkan
 dengan
 bentuk‐bentuk
 tradisional
 yang

sudah
ada
sebelumnya
menghasilkan
bentuk‐bentuk
bangunan
kontemporer.


Perkembangan
 seni
 atau
 desain
 bangunan
 ini
 selanjutnya
 melahirkan

jenis‐jenis
 seni
 rupa
 terapan
 lainnya
 seperti
 desain
 interior
 (seni
 penataan

ruang)
dan
desain
meubel.




Karya
seni
bangunan
modern


Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.12

karya
seni
bangunan
klasik
Indonesia


6.
Desain

Desain
merupakan
kegiatan
reka
letak
atau
perancangan.
Hampir
semua

karya
 seni
 rupa
 melalui
 proses
 perancangan
 sebelum
 diproduksi
 atau

diwujudkan
 dalam
 bentuk
 jadi
 yang
 sesungguhnya.
 Tetapi,
 pengertian
 desain

saat
ini
lebih
sering
digunakan
untuk
menunjukkan
proses
perancangan
karya‐
karya
seni
rupa
terapan
(useful
art).

Beberapa
jenis
desain
yang
dikenal
di
Indonesia
antara
lain:

a.
Desain
Komunikasi
Visual


Desain
ini
awalnya
lebih
dikenal
dengan
istilah
desain
grafis,
yaitu
kegiatan

seni
rupa
yang
menyusun
unsur‐unsur
grafis
pada
sebuah
benda
pakai.
Karena

lingkupnya
yang
dirasakan
terbatas,
pada
perkembangan
selanjutnya
seni
grafis

menjadi
 bagian
 dari
 kegiatan
 desain
 komunikasi
 visual,
 yaitu
 kegiatan

perancangan
pada
media
komunikasi
baik
media
cetak
sederhana
seperti
buku,

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.13
poster
 atau
 majalah
 maupun
 media
 elektronik
 seperti
 televisi,
 neon
 sign
 dan

sebagainya.
 Unsur‐unsur
 grafis
 yang
 menjadi
 perhatian
 dalam
 desain

komunikasi
visual
diantaranya
tipografi
(huruf),
garis,
logo,
warna,
ilustrasi
dan

foto.



 


 

Contoh
karya
desain

komunikasi
visual
berupa

cover
buku

Contoh
karya
desain
interior


b.
Desain
Interior


 Desain
 interior
 adalah
 kegiatan
 merancang
 tata
 letak
 sebuah
 ruangan

atau
 eksterior
 bangunan.
 Kegiatan
 perancangan
 ini
 dimaksudkan
 agar
 sebuah

ruangan
selain
sesuai
dengan
fungsinya
juga
menjadi
indah
dan
nyaman.
Benda‐
benda
 yang
 ada
 dalam
 ruangan
 tersebut
 dipilih
 dan
 ditata
 sedemikian
 rupa

sehingga
menjadi
satu
kesatuan,
serasi
dan
harmonis.



 Yang
 menjadi
 perhatian
 dalam
 perancangan
 interior
 berdasarkan

fungsinya,
 termasuk
 juga
 pemilihan
 warna
 dinding,
 hiasan‐hiasan
 yang

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.14
menempel
 di
 dinding,
 mebelair
 (kursi,
 meja,
 tempat
 tidur
 dsb.),
 lampu

(pencahayaan),
akustik
(suara),
lantai,
langit‐langit
dan
lain
sebagainya.


 Sejalan
 dengan
 perkembangan
 desain
 interior
 berkembang
 juga
 jenis

desain
yang
lain
seperti
desain
produk
untuk
merancang
bentuk
meubel,
lampu,

alat‐alat
rumah
tangga,
alat‐alat
elektronik
dsb.;
desain
tekstil
untuk
merancang

jenis
 kain
 tirai
 yang
 digunakan
 dalam
 ruangan,
 sarung
 bantal,
 karpet
 dan

sebagainya.

Dalam
 perkembangannya,
 saat
 ini
 desain
 interior
 tidak
 hanya
 menata

ruangan
 sebuah
 bangunan,
 tetapi
 ruang‐ruang
 lainnya
 yang
 digunakan
 untuk

kegiatan
 manusia
 seperti:
 eksterior
 mobil,
 pesawat
 udara,
 kapal
 laut
 bahkan

kapal
ruang
angkasa.

Selain
jenis‐jenis
disain
yang
sudah
disebutkan
di
atas
masih
ada
jenis‐jenis

desain
lainnya
seperti
desain
mode
(fashion)
yang
merancang
corak
dan
bentuk

pakaian.
 Dengan
 adanya
 kegiatan
 perancangan
 ini
 kita
 mengenal
 berbagai

bentuk
dan
corak
pakaian
seperti
yang
kita
lihat
dan
kita
kenakan
sehari‐hari

atau
 yang
 digunakan
 dalam
 acara‐acara
 dan
 kegiatan
 khusus
 seperti:
 pakaian

untuk
resepsi,
pakaian
olah
raga,
pakaian
untuk
bekerja,
dan
sebagainya.

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.15

Contoh
karya
desain
modeContoh­contoh
karya
desain
meubel



Contoh
hasil
karya
desain


produk
kendaraan
bermotor
roda
empat


Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.16

Contoh
sketsa
desain


produk
kendaraan
bermotor
roda
dua
C. Unsur-Unsir Dasar Seni rupa
Seorang seniman atau desainer (perancang) mengolah unsur-unsur seni rupa
sesuai dengan keahlian dan kepekaan yang dimilikinya dalam mewujudkan sebuah
karya seni. Secara umum unsur-unsur yang mewujudkan sebuah karya seni rupa
terdiri dari unsur fisik dan non fisik.
Unsur fisik adalah bagian yang secara langsung dapat dilihat dan atau di raba
dalam sebuah karya seni rupa seperti garis, bidang, bentuk, ruang, tekstur, warna dan
tone (nada gelap terang). Adapun unsur non fisik adalah prinsip atau kaidah-kaidah
umum yang digunakan untuk menempatkan unsur-unsur fisik dalam sebuah karya
seni.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.17
1. Unsur-unsur seni rupa
Unsur-unsur fisik dalam sebuah karya seni rupa pada dasarnya meliputi semua
unsur fisik yang terdapat pada sebuah benda. Dengan demikian pengamatan terhadap
unsur-unsur visual pada karya seni rupa ini tidak berbeda dengan pengamatan
terhadap benda-benda yang ada di sekeliling kita. Semakin baik pengenalan terhadap
unsur-unsur visual ini akan semakin baik pula pengamartan seseorang terhadap segala
sesuatu yang dilihatnya.
Unsur-unsur seni rupa atau unsur-unsur visual tersebut umumnya
dikelompokan sebagai berikut:
1. GARIS (line)
Garis merupakan unsur mendasar dan unsur penting dalam mewujudkan
sebuah karya seni rupa. Perwujudan karya seni rupa pada umumnya diawali dengan
coretan garis sebagai rancangannya. Garis memiliki dimensi memanjang dan
mempunyai arah serta sifat-sifat khusus seperti: pendek, panjang, vertikal, horizontal,
lurus, melengkung, berombak dan seterusnya. Garis dapat terjadi karena titik yang
bergerak dan membekaskan jejaknya pada sebuah permukaan benda.
Sejak kecil kita telah mengenal dan menggunakan garis, baik dalam bermain,
menggambar maupun ketika belajar menulis dan membuat angka. Garis menjadi
batas dari berbagai bentuk dan bidang. Dalam seni gambar (drawing), bentuk garis
dapat segera dikenali dengan mudah karena garis dalam karya drawing bersifat
aktual. Sedangkan pada karya seni lainnya seperti seni patung misalnya, garis
mungkin bersifat maya yang terbentuk dari perbedaan letak dan bentuk permukaan
patung tersebut.
Dalam sebuah karya seni rupa garis dapat juga digunakan sebagai simbol
ekspresi. Garis tebal tegak lurus misalnya, memberi kesan kuat dan tegas, sedangkan
garis tipis melengkung, memberi kesan lemah dan ringkih. Karakter garis yang
dihasilkan oleh alat yang berbeda akan menghasilkan karakter yang berbeda pula.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.18
Coba bendingkan karakter garis yang dihasilkan oleh jejak spidol pada white board
dan jejak kapur pada papan tulis.
Gambar 1
Macam­macam
bentuk
Garis

Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.19
2. RAUT (Bidang dan Bentuk)
Raut merupakan tampak, potongan atau bentuk dari suatu objek. Raut dapat
terbentuk dari garis yang mencakup ukuran luas tertentu yang membentuk bidang.
Raut juga dapat berarti perwujudan dari sebuah objek atau sering disebut bidang.
Raut dalam pengertian yang luas dapat berarti bidang atau bangun. Walaupun
demikian ada pula yang mencoba membedakan kedua pengertian tersebut dengan
menyebutkan bidang untuk menunjuk bentuk yang cenderung pipih atau datar
sedangkan bangun lebih menunjukkan kepada bentuk benda yang memiliki volume
(mass)
Dalam pengertian yang kedua ini, “bidang” diartikan sebagai unsur seni rupa
yang terbentuk dari pertemuan ujung sebuah garis atau perpotongan beberapa buah
garis. Bidang dapat pula ditimbulkan dan dibentuk oleh pulasan warna atau nada
gelap-terang.
Gambar
Unsur bidang pada karya seni rupa
bidang
bidang
bidang
bidang
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.20
Bentuk atau bangun, yaitu unsur yang selalu berkaitan dengan benda, baik
benda alami maupun buatan. Bantuk atau bangun benda dapat berupa bangun
beraturan seperti lingkaran, segi empat segi tiga atau tidak beraturan. Selain berupa
bangun, benda juga memiliki bentuk palstis. Sebuah kotak kayu memiliki bangun
persegi empat, tetapi adanya tekstur dan kesan gelap terang membuat pengamat dapat
melihat bentuk plastisnya.
Gambar
Berbagai Bentuk dan Bangun
3. RUANG.
Unsur keruangan dari sebuah karya seni rupa menunjukan dimensi dari karya
seni rupa tersebut. Ruang dua dimensi hanya menunjukan ukuran (dimensi) panjang
dan lebar sedangkan ruang pada karya seni rupa tiga dimensi terbentuk karena adanya
volume yang memberikan kesan kedalaman. Walaupun demikian, seniman lukis atau
grafis yang membuat karya dua dimensi dapat juga menghadirkan kesan tiga dimensi
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.21
atau kesan ruang pada karyanya denganpengolahan unsur-unsur kerupaan lainnya
seperti perbedaan intensitas warna, terang-gelap, atau menggunakan teknik
menggambar perspektif untuk menciptakan ruang semu (khayal). Berbeda dengan
pematung, arsitektur atau desainer interior, ruang tiga dimensi pada karya-karya
mereka adalah ruang yang sebenarnya. Kesan tiga dimensional ini secara visual
terlihat secara manipulatif bahwa objek yang dekat dengan mata pengamat berukuran
lebih besar dari objek sejenis yang letaknya lebih jauh. Pada beberapa karya seni rupa
dua dimensi usaha untuk menmpilkan kesan ruang seringkali ditunjukkan pula
dengan penumpukan objek atau penempatan objek yang dekat dengan pengamat di
bagian bawah dan objek yang lebih jauh pada bagian atas.
Gambar
Gambar benda yang memiliki unsur keruangan
4. TEKSTUR.
Unsur tekstur atau barik adalah kualitas taktil dari suatu permukaan. Taktil
artinya dapat diraba atau yang berkaitan dengan indra peraba. Disamping itu, tekstur
juga dapat dimaknai sebagai penggambaran struktur permukaan suatu objek baik
halus maupun kasar.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.22
Berdasarkan wujudnya, tekstur dapat dibedakan atas tekstur asli dan tekstur
buatan. Tekstur asli adalah perbedaan ketinggian permukaan objek yang nyata dan
dapat diraba, sedangkan tekstur buatan adalah kesan permukaan objek yang timbul
pada suatu benda karena pengolahan garis, warna, ruang, terang-gelap dsb.
Gambar
Pemanfaatan
tekstur
pada
karya
seni
gambar

5. WARNA,
Warna pada dasarnya merupakan kesan yang ditimbulkan akibat pantulan
cahaya yang mengenai permukaan suatu benda. Pada karya seni rupa, warna dapat
berwujud garis, bidang, ruang dan nada gelap terang. Menurut teori warna Brewster,
semua warna yang ada berasal dari tiga warna pokok (primer) yaitu merah, kuning
dan biru. Pencampuran dua warna primer akan menghasilkan warna sekunder dan
bila dua warna sekunder digabungkan akan menghasilkan warna tersier.
Dalam karya seni rupa terdapat beberapa macam penggunaan warna, yaitu
harmonis, heraldis dan murni. Penggunaan warna disebut harmonis jika
penerapannya sesuai dengan kenyataan sebenarnya. Sedangkan heraldis atau simbolis
adalah pengunaan warna untuk menunjukkan tanda atau simbol tertentu, seperti hitam
untuk melambangkan duka cita, merah untuk melambangkan amarah, hijau untuk
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.23
melambangkan kesuburan dsb. Adapun penggunaan warna secara murni adalah
penerapan warna yang tidak terikat pada kenyataan objek atau simbol tertentu.
Dalam pewarnaan sebuah karya seni dikenal juga istilah polikromatik dan
monokromatik. Pewarnaan atau penggunaan secara monokromatik menunjukkan
kecenderungan penggunaan satu jenis warna. Perbedaan untuk menunjukkan efek
kedalaman dalam pewarnaan secara monokromatik umumnya dilakukan dengan
mengurangi atau menambahkan intensitas warna tersebut. Sedangkan polikromatik
menunjukkan penggunaan lebih dari satu jenis warna . Dengan kata lain polikromatik
merupakan kebalikan dari monokromatik.
Gambar

Lingkaran Warna
6. GELAP-TERANG.
Unsur gelap terang timbul karena adanya perbedaan intensitas cahaya yang
jatuh pada permukaan benda. Perbedaan ini menyebabkan munculnya tingkat nada
warna (value) yang berbeda. Perbedaan unsur nada gelap terang memberikan kesan
permukaan yang sempit, lebar, arah dan efek keruangan. Ruang yang gelap seringkali
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.24
memberikan kesan sempit dan berat sedangkan ruang yang terang memberikan kesan
ringan, luas dan lapang.
gambar
Unsur gelap terang dalam karya seni gambar
D. Prinsisp-prinsip Dasar Seni Rupa
Prinsip-prinsip seni rupa adalah unsur non fisik dalam karya seni rupa berupa
kaidah atau aturan baku yang diyakini oleh beberapa seniman secara konvensional
dapat membentuk sebuah karya seni yang baik dan indah. Kaidah atau aturan baku ini
disebut komposisi, berasal dari bahasa latin compositio yang artinya menyusun atau
menggabungkan menjadi satu. Komposisi mencakup tiga bagian pokok yaitu:
kesatuan (unity); keseimbangan (balance) dan irama (rhythm), penekanan,
proporsi dan keselarasan.
Kesatuan (unity), dalam karya seni rupa menunjukkan keterpaduan berbagai
unsur (fisik dan non fisik) dengan karakter yang berbeda dalam sebuah karya. Unsur
yang berpadu dan saling mangisi akan mendukung terwujudnya karya seni yang
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.25
indah. Prinsip komposisi ini sering pula ditunjukkan dengan penataan berbagai objek
yang terdapat dalam sebuah karya seni.
Gambar

Komposisi yang membentuk kesatuan
Keseimbangan (balance), adalah penyusunan unsur-unsur yang berbeda atau
berlawanan tetapi memiliki keterpaduan dan saling mengisi atau menyeimbangkan.
Keseimbangan ini ada yang simetris, yaitu menunjukkan atau menggambarkan
beberapa unsur yang sama diletakkan dalam susunan yang sama (kiri-kanan, atasbawah, dll.) dan ada pula yang asimetris yaitu penyusunan unsurnya tidak
ditempatkan secara sama namun tetap menunjukkan kesan keseimbangan
Keseimbangan A-simetris
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.26
Gambar
Keseimbangan simetris
Irama (rhythm) tidak hanya dikenal dalam seni musik. Dalam seni rupa,
irama merupakan kesan gerak yang timbul dari penyusunan atau perpaduan unsurunsur seni dalam sebuah komposisi. Kesan gerak dalam irama tersebut dapat bersifat
harmoni dan kontras, pengulangan (repetisi) atau variasi
Gambar
Contoh penataan unsur visual yang berirama pengulangan dan variasi
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.27
Gambar
Contoh penataan unsur visual yang berirama
LATIHAN
1. Buatlah kliping berbagai jenis karya seni rupa kemudian kelompokkan
berdasarkan dimensi, jenis dan fungsinya.
2. Cobalah amati beberapa jenis karya seni rupa murni kemudian tunjukkan unsurunsur fisik dan non fisik yang terdapat pada karya-karya tersebut.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
1. Baca kembali materi unit ini dengan seksama kemudian kelompokkan berbagai
jenis gambar yang saudara kumpulkan tersebut. Buatlah sebuah tabel untuk
memudahkan pembagian dimensi, fungsi dan jenis karya-karya tersebut.
2. Ajak rekan-rekan saudara untuk bersama-sama mengamati berbagai jenis karya
seni rupa murni kemudian diskusikan berbagai unsur fisik dan non fisik yang
terdapat pada karya tersebut.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.28
RANGKUMAN
Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapannya terutama melalui indera
pengelihatan. Karya seni rupa terwujud dari unsur-unsur pembentuk seperti garis,
bidang, bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika yang
dapat dilihat dan dinikmati secara fisik. Seni rupa umumnya dibedakan ke dalam tiga
kategori, yaitu seni rupa murni, kriya, dan desain. Seni rupa murni mengacu kepada
karya-karya yang dibuat hanya untuk tujuan pemuasan eksresi pribadi, adapun kriya
dan desain lebih menitikberatkan pada fungsi dan kemudahan pemakaian.

 Berdasarkan
 dimensinya,
 karya
 seni
 rupa
 terbagi
 dua
 yaitu,
 karya
 dua

dimensi
dan
karya
tiga
dimensi.
Karya
seni
rupa
dua
dimensi
adalah
Karya
seni

rupa
 yang
 mempunyai
 dua
 ukuran
 (panjang
 dan
 lebar)
 sedangkan
 karya
 seni

rupa
 tiga
 dimensi
 mempunyai
 tiga
 ukuran
 (panjang,
 lebar
 dan
 tebal)
 atau

memiliki
ruang.


Berdasarkan kegunaan atau fungsinya, karya seni rupa digolongkan ke dalam
karya seni murni (pure art, fine art) dan seni pakai (useful art/applied art). Seni
Murni (pure art/fine art) adalah karya seni yang diciptakan semata-mata untuk
dinikmati keindahan atau keunikannya saja, adapun Seni Pakai (useful art/applied
art) adalah karya seni rupa yang prinsip pembentukannya mengikuti fungsi tertentu
dalam kehidupan sehari-hari. Selain berdasarkan dimensi dan fungsinya, karya seni
rupa dapat juga diketegorikan berdasarkan gaya dan temanya. Karya seni rupa
umumnya dibagi dalam beberapa jenis yaitu: Seni lukis, seni patung, seni grafis, seni
bangunan, desain dan seni kriya.
Secara umum unsur-unsur yang mewujudkan sebuah karya seni rupa terdiri
dari unsur fisik dan non fisik. Unsur fisik adalah bagian yang secara langsung dapat
dilihat dan atau di raba dalam sebuah karya seni rupa seperti garis, bidang, bentuk,
ruang, tekstur, warna dan tone (nada gelap terang). Adapun unsur non fisik adalah
komposisi, mencakup tiga bagian pokok yaitu: kesatuan (unity); keseimbangan
(balance) dan irama (rhythm), penekanan, proporsi dan keselarasan.
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.29
TES FORMATIF 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Seni rupa adalah cabang seni yang pencerapannya terutama melalui
a. pengelihatan dan rasa
b. pengelihatan
c. pengelihatan dan pendengaran
d. mata bathin
2. Karya seni rupa terwujud dari unsur-unsur pembentuk seperti garis, bidang,
bentuk, volume, warna, tekstur, dan pencahayaan dengan acuan estetika yang
dapat dilihat dan dinikmati secara fisik serta memberi pengalaman bathin kepada
a. penikmatnya
b. pembelinya
c. penjualnya
d. kolektornya
3. Seni rupa dibedakan ke dalam tiga kategori, yaitu…
a. seni rupa murni, seni pakai, dan
desain
b. seni rupa murni, kriya, dan desain
c. seni lukis, patung, dan grafis
d. seni kriya, kerajinan dan desain
4. Karya
seni
rupa
dua
dimensi
adalah
Karya
seni
rupa
yang
mempunyai

a. dua
ukuran
(murni
dan
desain)
b. dua
ukuran
(modern
dan
tradisi)
c. dua
ukuran
(panjang
dan
lebar)
d. dua
ukuran
(besar
dan
kecil)
5. Karya
seni
rupa
tiga
dimensi
mempunyai...

a. tiga
ukuran
(panjang,
lebar
dan

tinggi)
b. tiga
ukuran
(indah,
bagus
dan

sedang)
c. tiga
ukuran
(murni,
kriya
dan

desain)
d. tiga
ukuran
(panjang,
lebar
dan

tebal)
6. Penampilan karya yang lebih mengutamakan keindahan garis, bidang warna, dan
warna pada bidang tidak memiliki kesan terang gelap, tetapi rata/datar saja
adalah salah satu ciri karya seni rupa dengan gaya...
a. dekorataif
b. naturalis
c. ekspresif
d. simbolis
7. Gaya dalam seni rupa yang penampilan/pengwujudan karya yang tidakmengingatkan kepada bentuk atau objek yang ada di alam adalah gaya...
a. ekspresif
b. kontemporer
c. abstrak,
d. ekspresif
8. Sesuai
dengan
proses
pencetakannya
karya
seni
grafis
terbagi
menjadi

empat
jenis
yaitu...
a. cetak tinggi, cetak rendah, cetak
saring dan cetak datar
c. cetak tinggi, cetak dalam, cetak
saring dan cetak langsung
Unit 2-Sub Unit 1
Dasart-dasarSseni Rupa 2.1.30
b. cetak tinggi, cetak dalam, cetak
saring dan cetak datar
d. cetak luar, cetak dalam, cetak tinggi
dan cetak datar
9. Desain
ini
awalnya
lebih
dikenal
dengan
istilah
desain
grafis,
yaitu
kegiatan

seni
rupa
yang
menyusun
unsur‐unsur
grafis
pada
sebuah
benda
pakai.

Jenis
desain
yang
dimaksud
adalah
a. Desain komunikasi visual
b. desain hias
c. desain interior
d. desain motif
10. Jenis desain yang amerancang bentuk dan corak pakaian adalah
a. desain fashion
b. desain corak
c. desain bentuk
d. desain gaya
Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan Kunci
Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Bahan Belajar Mandiri ini. Kemudian
hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi Kegiatan Pembelajaran 1 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasan yang Anda capai:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Kegiatan Pembelajaran selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan
Anda masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi Kegiatan Belajar ini, terutama
bagian yang belum Anda kuasai.
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.1
Sub Unit2
KONSEP DASAR MUSIK
Musik merupakan salah satu jenis seni yang cukup tua umurnya, musik hadir
bersamaan dengan saat pertama kali orang mampu mendengarkan dan
mengeluarkan bunyi. Bagi anak-anak bunyi merupakan sarana komunikasi
pertama yang digunakan ketika mereka belum bisa berbicara. Melalui perbedaan
bunyi pula anak mencoba mengidentifikasi orang-orang disekitarnya.
Perkembangan saat ini bahkan menunjukkan proses pendidikan menggunakan
musik sejak anak masih berada dalam kandungan. Lagu-lagu klasik diyakini oleh
beberapa ahli dapat meningkatkan kecerdasan anak apabila diperdengarkan saat
anak masih berada dalam kandungan.
Menyadari peran musik dalam kehidupan anak-anak inilah salah satu yang
mendasari penggunaannya dalam pendidikan. Sebagai seorang guru saudara
diharapkan memiliki kemampuan untuk mengembangkan potensi emosi dan
kecerdasan siswa melalui seni musik. Untuk itu dalam sub unit ini saudara akan
mendapatkan informasi mengenai dasar-dasar musik yang sangat bermanfaat bagi
saudara dalam memahami peran seni musik dalam kehidupan anak dan
implemantasinya kelak dalam pembelajaran di sekolah.
A. Pengertian Seni Musik
Seni Musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan bunyi
sebagai media, ditinjau dari sumber bunyinya, bahannya dan cara memainkannya.
Bahkan alat yang digunakan ada yang di tala maupun tidak. Hal inilah yang
menyebabkan perbedaan antara musik yang satu dengan lainnya. Ada musik yang
dibuat dengan mengeksplorasi sumber bunyi yang dihasilkan oleh organ tubuh
manusia, seperti; tepuk tangan, bersiul, suara mulut, dan sebagainya, tetapi
adapula yang menggunakan alat-alat lainnya seperti; batu, bambu, kayu, logam,
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.2
dan sebagainya, dan adapula yang menggunakan alat-alat musik yang sengaja
dibuat baik secara tradisional maupun menggunakan teknologi canggih, seperti;
gamelan, angklung, rebana, piano, gitar, biola, flute, saxophone, Trompet dan
sebagainya. Dengan banyaknya alat yang digunakan sebagai sumber bunyi, maka
karya-karya musik yang dihasilkanpun sangat beraneka ragam baik dilihat dari
alat-alat musik yang digunakannya maupun komposisi musik yang dihasilkannya.
Gambar 1
Bunyi yang dihasilkan organ tubuh
Gambar 2
Bunyi yang dihasilkan alat bukan alat musik
B. Fungsi Musik
Sejak dahulu hingga sekarang musik tidak dapat dipisahkan dari kehidupan
manusia. Musik senantiasa hadir setiap saat kapan pun manusia
membutuhkannya. Musik bukan hanya milik si kaya atau si miskin, tetapi musik
adalah milik semua orang. Musik juga tidak hanya diperlukan oleh orang-orang
tertentu, karena musik milik semua orang dan diperlukan oleh siapapun yang
hidup di dunia ini.
Setiap musik pasti memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Fungsi tersebut sesuai dengan keinginan dari para pencipta atau
masyarakat pemiliknya. Dari sejumlah musik yang tersebar di daerah, dilihat dari
fungsi dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu; (1) musik sebagai
media ekspresi; (2) musik sebagai hiburan; (3) sebagai media upacara; dan (4)
musik sebagai media komersial; (5) musik sebagai media untuk mengiringi tarian.
1. Musik sebagai media ekspresi
Bagi para seniman, seni adalah merupakan satu-satunya media yang dapat
dijadikan sebagai alat untuk mengungkapkan ekspresi yang ada di dalam
dirinya. Seniman tari mengungkapkannya melalui gerak, Pelukis
mengungkapkannya dalam bidang karya lukis, begitupun dengan seniman
dalam bidang seni musik.
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.3
Pemusik (musikus) menjadikan musik sebagai satu-satunya alat untuk
mencurahkan berbagai ekspresi yang dimilikinya. Karya-karya musik hasil
curahan ekspresi para musikus tersebut, ada yang berbentuk musik vokal,
instrumental, dan ada pula yang merupakan campuran antara vokal dan
instrumen. Disamping sebagai media ekspresi musik juga berfungsi sebagai
media untuk menunjukkan eksistensi diri senimannya. Untuk menunjukkan
eksistensinya ini seorang pemusik dapat saja menyanyikan atau memainkan
lagu ciptaan orang atau musisi lain. Dengan demikian sebagai media ekspresi,
musik tidak saja berfungsi bagi penciptanya tetapi juga bagi orang lain yang
memainkan atau menyanyikannya.
Gambar 3
Syair lagu yang mencerminkan
ekspresi kecintaan terhadap tanah air
2. Musik sebagai media hiburan
Bagi masyarakat, musik-musik yang merupakan hasil karya cipta para
seniman itu dapat memberikan hiburan di sela-sela kesibukannya sehari-hari.
Banyak cara yang bisa dilakukan oleh masyarakat untuk dapat mendengarkan
musik, ada yang sengaja nonton pagelaran musik di gedung-gedung
pertunjukan, ada yang hanya nonton pertunjukan musik pada acara-acara
hajatan, ada yang hanya mendengarkan melalui siaran di radio, dan ada pula
yang menyaksikan tayangan-tayangan musik dari siaran televisi.
Setiap orang memiliki selera yang berbeda dalam memilih musiknya
sebagai hiburan, ada yang suka dangdut, pop, jazz, dan ada pula yang suka
dengan musik-musik tradisional, seperti Calung, Angklung, Klenengan,
Degung, saluang, dan sebagainya. Ekspresi yang diberikan oleh setiap
penonton dalam menyaksikan pertunjukan pun berbeda-beda, ada yang
menunjukannya dengar cara berjoged, ada yang hanya menggerak-gerakan
telunjuk tangannya, kepala, kaki, dan ada pula yang hanya diam terpaku
sambil menikmati alunan musik yang di dengarnya.
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.4
Sebagai media hiburan, musik juga berfungsi sebagai saran untuk terapi
atau pengobatan. Tekanan pekerjaan, lingkungan belajar, masalah rumah
tangga dan sebagainya dapat dinetralisir dengan memainkan, mendengarkan
musik atau menyanyikan lagu-lagu tertentu.
3. Musik sebagai media upacara
Musik-musik yang berkembang di masyarakat, selain memiliki fungsi
untuk memberikan hiburan kepada masyarakat penggemarnya, ada pula
musik-musik yang khusus diciptakan untuk kebutuhan upacara yang biasa
dilakukan oleh masyarakat. Jika di daerah Jawa Tengah terdapat Gamelan
Sekaten yang biasa dibunyikan pada acara Maulid Nabi untuk memperingati
hari kelahiran Nabi Muhamad S AW, maka di Jawa Barat pun ada musik
Jentreng yang biasa dibunyikan pada setiap upacara panen padi.
Musik-musik yang memiliki fungsi seperti ini banyak tersebar di berbagai
daerah di Indonesia, baik di Bali, Sumatera utara, Sumatera Barat, Jawa
Tengah, Jawa Barat, Papua/Irian Jaya, dan sebagainya.
Fungsi musik sebagai media upacara diperuntukan bagi sesuatu yang
diupacarakan. Fokus yang diupacarakan itu bisa ditujukan kepada Tuhan, para
Dewa-Dewi, roh Nenek Moyang, roh halus, dan sebagainya.
4. Musik sebagai media komersial
Bagi para seniman, kegiatan bermusik bukanlah hanya kegiatan untuk
menyalurkan bakat dan hobbinya di dalam bidang musik, tetapi juga dapat
dijadikan sebagai salah satu cara untuk mendapatkan penghasilan tambahan,
bahkan ada pula orang-orang yang mata pencahariannya dalam bidang seni
musik baik sebagai pencipta maupun pemain.
Jika mereka mereka menciptakan musik untuk dijual baik dalam bentuk
rekaman kaset, CD, maupun yang lainnya, mereka akan mendapatkan uang
dari hasil penjualan karya yang diciptakannya itu. Begitu pula jika mereka
dipanggil untuk memainkan musik pada acara-acara tertentu, seperti pada
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.5
acara hajatan dan sebagainya, maka mereka akan diberi imbalan dalam bentuk
uang. Besarnya imbalan yang diterima, biasanya tergantung kepada hasil
kompromi antara sipenanggap dengan pihak seniman. Bagi seniman imbalan
yang diperoleh dari hasil memainkan musik tersebut dapat dijadikan mata
pencaharian dalam kehidupannya sehari-hari.
Musik sebagai media komersil ini termasuk juga jenis-jenis musik yang
digunakan untuk menyertai promosi produk atau iklan di media elektronik.
Karena sifatnya yang mengikuti iklan media elektronik yaitu diperdengarkan
berkali-kali, maka seringkali musik atau lagu yang menyertai iklan ini cepat
menjadi akrab dengan pendengarnya.
5. Musik sebagai iringan tari
Jika kalian sering melihat pertunjukan tari, maka di dalam pertunjukan tari
tersebut ada unsur musik yang khusus diciptakan untuk mendukung gerakgerak tari yang dipertunjukan. Untuk kepentingan pertunjukan tari tersebut,
musik harus benar-benar menyesuaikan dengan gerak-gerak yang diciptakan
dalam tari. Tari memang tidak bisa dilepaskan dari unsur musik, karena tari
tanpa musik seperti sayur tanpa garam.
Gambar 4
Pemusik yang mengiringi tarian
6. Musik sebagai media pendidikan
Sebagai media pendidikan, musik digunakan dalam proses pembelajaran di
sekolah. Musik misalnya, digunakan untuk menanamkan nilai-nilai kecintaan
siswa terhadap tanah air melalui lagu-lagu perjuangan. Memperdengarkan
lagiu dari berbagai daerah juga dapat digunakan untuk pendidikan siswa
dalam hal menanamkan sikap toleransi terhadap perbedaan suku, ras dan
agama. Siswa menghargai perbedaan budaya melalui berbagai varian musik
yang diperdengarkan. Dalam pendidikan, musik juga dapat digunakan sebagai
sarana pengembangan diri siswa. Keberanian untuk mencipta lagu dan
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.6
menampilkannya dihadapan publik sekolah dapat meningkatkan keberanian
dan rasa percaya diri siswa.
Gambar 5
menyanyi dalam sebuah pagelaran di sekolah
B. Teori Dasar Musik
Musik sama halnya dengan yang lain yang sering kita jumpai, seperti motor,
komputer, radio, televisi dan sebagainya yang di dalamnya terdiri dari beberapa
unsur yang saling berkaitan. Jika satu unsur saja tidak berfungsi, maka itu akan
sangat mengganggu terhadap unsur lainnya.
Musik apa pun yang kita dengar baik tradisional maupun nontradisional, tentu
saja memiliki sejumlah unsur yang saling mendukung antara satu dengan lainnya.
Unsur-unsur itu dibuat menjadi satu kesatuan dalam bentuk komposisi musik yang
tidak dapat dipisahkan, sehingga membentuk sebuah karya musik yang siap untuk
dinikmati. Penjelasan mengenai unsur-unsur musik ini bisa dijumpai dalam teori
musik. Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur
musik. Cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode untuk
menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi musik dan
pembawaan musik. Hal-hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya
suara, nada, ritme, melodi, harmoni, dan notasi (http://wikipedia.org/
wiki/Teori_musik)
1. Suara
Teori musik menjelaskan bagaimana suara dinotasikan atau dituliskan dan
bagaimana suara tersebut ditangkap dalam benak pendengarnya. Dalam musik,
gelombang suara biasanya dibahas tidak dalam panjang gelombangnya maupun
periodenya, melainkan dalam frekuensinya. Aspek-aspek dasar suara dalam musik
biasanya dijelaskan dalam tala (Inggris: pitch, yaitu tinggi nada), durasi (berapa
lama suara ada), intensitas, dan timbre (warna bunyi).
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.7
2. Nada
Suara dapat dibagi-bagi ke dalam nada yang memiliki tinggi nada atau tala
tertentu menurut frekuensinya ataupun menurut jarak relatif tinggi nada tersebut
terhadap tinggi nada patokan. Perbedaan tala antara dua nada disebut sebagai
interval. Nada dapat diatur dalam tangga nada yang berbeda-beda. Tangga nada
yang paling lazim adalah tangga nada mayor, tangga nada minor, dan tangga nada
pentatonik. Nada dasar suatu karya musik menentukan frekuensi tiap nada dalam
karya tersebut.
3. Ritme
Ritme adalah pengaturan bunyi dalam waktu. Birama merupakan pembagian
kelompok ketukan dalam waktu. Tanda birama menunjukkan jumlah ketukan
dalam birama dan not mana yang dihitung dan dianggap sebagai satu ketukan.
Nada-nada tertentu dapat diaksentuasi dengan pemberian tekanan (dan pembedaan
durasi).
4. Melodi
Melodi adalah serangkaian nada dalam waktu. Rangkaian tersebut dapat
dibunyikan sendirian, yaitu tanpa iringan, atau dapat merupakan bagian dari
rangkaian akord dalam waktu (biasanya merupakan rangkaian nada tertinggi
dalam akord-akord tersebut).
5. Harmoni
Harmoni secara umum dapat dikatakan sebagai kejadian dua atau lebih nada
dengan tinggi berbeda dibunyikan bersamaan, walaupun harmoni juga dapat
terjadi bila nada-nada tersebut dibunyikan berurutan (seperti dalam arpeggio).
Harmoni yang terdiri dari tiga atau lebih nada yang dibunyikan bersamaan
biasanya disebut akord.
6. Notasi
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.8
Notasi musik merupakan penggambaran tertulis atas musik. Dalam notasi balok,
tinggi nada digambarkan secara vertikal sedangkan waktu (ritme) digambarkan
secara horisontal. Kedua unsur tersebut membentuk paranada, di samping
petunjuk-petunjuk nada dasar, tempo, dinamika, dan sebagainya.
Pada unit 8 yang berisi materi tentang berkarya musik, unsur-unsur musik
ini akan dibahas lebih mendalam lagi untuk memberikan wawasan kepada saudara
dalam berkarya musik.
LATIHAN
1. Kumpulkan beberapa jenis lagu kemudian coba kategorikan berdasarkan
fungsinya
2. Dengarkan musik daerah setempat yang ada di lingkungan saudara, coba
pula untuk mengkategorikan fungsi dari jenis-jenis musik daerah setempat
tersebut.
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
1. Kumpulkan dan dengarkan beberapa jenis lagu. Diskusikanlah dengan
tutor dan rekan saudara berbagai fungsi dari jenis lagu tersebut. Satu jenis
lagu mungkin saja memenuhi beberapa fungsi, cermati pula syair dan
liriknya untuk membantu saudara memahami keinginan penciptanya.
2. Cobalah untuk bertemu dengan musisi setempat untuk mendiskusikan latar
belakang dan fungsi dari berbagai jenis musik daerah setempat yang
saudara jumpai dengarkan. Beri catatan judul, pencipta dan fungsinya
ketika diciptakan dan fungsinya saat ini.
RANGKUMAN
Seni Musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan bunyi
sebagai media, ditinjau dari sumber bunyinya, bahannya dan cara memainkannya.
Ada musik yang dibuat dengan mengeksplorasi sumber bunyi yang dihasilkan
oleh organ tubuh manusia, seperti; tepuk tangan, bersiul, suara mulut, dan
sebagainya, tetapi adapula yang menggunakan alat-alat lainnya seperti; batu,
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.9
bambu, kayu, logam, dan sebagainya, dan adapula yang menggunakan alat-alat
musik yang sengaja dibuat baik secara tradisional maupun menggunakan
teknologi canggih, seperti; gamelan, angklung, rebana, piano, gitar, biola, flute,
saxophone, Trompet dan sebagainya.
Setiap musik pasti memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Fungsi tersebut sesuai dengan keinginan dari para pencipta atau
masyarakat pemiliknya. Dari sejumlah musik yang tersebar di daerah, dilihat dari
fungsi dapat dikelompokan menjadi beberapa bagian, yaitu; (1) musik sebagai
media ekspresi; (2) musik sebagai hiburan; (3) sebagai media upacara; dan (4)
musik sebagai media komersial; (5) musik sebagai media untuk mengiringi tarian
dan (6). Musik sebagai media pendidikan.
Teori musik merupakan cabang ilmu yang menjelaskan unsur-unsur
musik. Cabang ilmu ini mencakup pengembangan dan penerapan metode untuk
menganalisis maupun menggubah musik, dan keterkaitan antara notasi musik dan
pembawaan musik. Hal-hal yang dipelajari dalam teori musik mencakup misalnya
suara, nada, ritme, melodi, harmoni, dan notasi
TES FORMATIF 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Seni Musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan ...............
sebagai media, ditinjau dari sumber bunyinya, bahannya dan cara
memainkannya.
a. irama
b. bunyi
c. nada
d. alat musik
2. Selain menggunakan alat musik, musik juga dapat menggunakan ....... untuk
menghasilkan bunyi.
a. oragan tunggal
b. organ tubuh
c. organigram
d. organ vokal
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.10
3. Setiap musik pasti memiliki fungsi yang berbeda antara yang satu dengan
lainnya. Fungsi tersebut sesuai dengan keinginan dari para pencipta atau ...
a. pendengarnya
b. penguasanya
c. produsernya
d. masyarakat pemiliknya
4. Fungsi musik untuk mengekspresikan perasaan seniman atau penciptanya
yaitu musik untuk memenuhi fungsi...
a. ekspresi
b. ritual
c. pribadi
d. emosi
5. Pertunjukkan musik oleh grup Band terkenal seringkali dikunjungi penonton
remaja. Musik dalam hal ini memnuhi fungsi sebagai
a. penyampai makna
b. media pendidikan
c. media hiburan
d. media pergaulan
6. Fungsi musik sebagai media upacara diperuntukan bagi sesuatu yang...
a. diupacarakan
b. diagungkan
c. disembah
d. dicintai
7. Pertunjukan musik dalam resepsi pernikahan bagi seniman atau musisinya
berfungsi sebagai ...
a. media ritual
b. sarana simbolik
c. media komersil
d. sarana terapi / penyembuhan
8. Karya seni sebagai pernyataan dan perwujudan pemikiran, seniman dapat
merangsang kepekaan pengertian masyarakat, sehingga menimbulkan
tanggapan emosional yang dapat menumbuhkan rasa kebersamaan yang
mengikat diantara penikmatnya. Fungsi sosial tersebut dalam seni musik
misalnya ditunjukkan dengan jenis lagu...
a. hiburan
b. perjuangan
c. anak-anak
d. upacara
9. Dalam sejarahnya kesenian merupakan sarana yang efektif untuk
mengukuhkan nilai-nilai keagamaan dan bahkan sebagai sarana untuk
mengajarkan dan menyebarluaskan ajaran agama. Fungsi sosial tersebut
dalam seni musik adalah untuk memenuhi fungsi sebagai media….
a. hiburan c. anak-anak
UNIT 2-Sub Unit 2
2.2.11
b. perjuangan d. upacara
10. Seni musik yang digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar diantaranya
berfungsi sebagai sarana untuk mengembangkan individu. Fungsi sosial
tersebut adalah fungsi seni sebagai….
a. sarana belajar
b. sarana integratif
c. sarana Pendidikan
d. sarana Pengembangan individu
Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir Unit ini. Kemudian
hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap Materi sub unit 2 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasan yang Anda capai:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan sub unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda
masih di bawah 80%, Anda harus mengulangi sub unit ini, terutama bagian yang
belum Anda kuasai.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.1
Sub Unit3
DASAR-DASAR SENI TARI
Tari merupakan salah satu jenis seni yang direkomendasikan digunakan
dalam proses pendidikan di sekolah. Melalui tari, anak dilatih untuk
menggerakkan berbagai sensori motoriknya, melatih kepekaannya
mengkordinasikan antara gerakan dan bunyi, menginterpretasikan pengalaman
disekitarnya dalam gerak dan sebagainya. Di samping itu seperti halnya jenis-jenis
seni yang lain, mempelajari berbagai jenis tari juga berarti sarana untuk mengenali
berbagai varian seni dan kebudayaan di daerah kita maupun di daerah lain bahkan
di mancanegara.
Dalam unit ini saudara kan diberikan materi tentang pengertian tari, fungsi
dan unasur-unsur dasarnya. Informasi ini akan sangat bermanfaat bagi saudara
dalam memahami karya seni tari. Pada gilirannya nanti saudara dapat melakukan
apresiasi dan penilaian terhadap karya seni tari, memilih bahkan menciptakan
serta mengimplementasikannya dalam pembelajaran di sekolah yang mendukung
pendidikan anak kearah perrkembangannya yang optimal.
A. Pengertian Seni Tari
Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan
gerak. Gerak-gerak yang diuntai dalam sebuah tarian merupakan ekspresi sang
seniman sebagai alat komunikasi kepada orang lain, sehingga orang lain yang
menikmatinya memiliki kepekaan terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya
maupun yang terjadi di sekitarnya (Syafii, 2000). Berbeda dengan seni lainnya
seni tari termasuk seni yang tidak awet, karena tari hanya bisa dinikmati sesaat
dan akan lenyap sejalan dengan usianya tarian.
Pada hakekatnya tari merupakan seni gerak, maka dari itu seni tari
termasuk ke dalam seni visual yang bisa dinikmati melalui indera penglihatan.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.2
Gerakan-gerakan yang digunakan dalam tari tentu bukan sembarangan gerak dan
bukan juga gerak keseharian, namun gerak yang dimaksud adalah gerak yang
telah distilir atau didistorsi sehingga menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Gerak
yang distilir atau didistorsi tidak hanya gerak semata tetapi di dalam gerak
tersebut mengandung unsur ritme. Oleh karena itu gerak dan ritme dalam tari
merupakan dua hal yang paling penting, disamping unsur-unsur lainnya.
Dari ungkapan di atas, menjelaskan kepada kita bahwa bahan baku tari
atau substansi tari adalah gerak, dimana gerak merupakan pengalaman fisik yang
paling elementer dari kehidupan manusia. Gerak yang dimaksud di sini bukan
hanya gerak secara fisik dari aktivitas kehidupan, namun akan terlibat dari seluruh
gerak denyutan tubuh manusia yang merupakan ungkapan dan pengalaman
emosional manusia, yaitu berupa ungkapan keinginan-keinginan yang kadangkadang dilakukan dengan spontan sebagai refleksi dari dalam diri manusia
(Soedarsono;1977). Segala aktivitas manusia sejak lahir telah menggunakan gerak
sebagai alat ekspresi atau ungkapan untuk menyatakan keinginan-keinginannya
dengan menggerakkan beberapa bagian anggota tubuhnya, seperti tangan, kepala,
kaki, badan dan sebagainya. Coba perhatikan bayi yang baru lahir pastikan ia
bergerak, kemudian jika anak kecil yang belum bisa berbicara untuk menyatakan
keinginannya, maka diungkapkan dengan gerak. Demikian pula dalam peristiwa
kehidupan manusia berbagai gerak digunakan sebagai tuntutan pemenuhan
kebutuhan.
Berdasarkan uraian di atas, berikut dikemukakan beberapa pengertian tari
yang dikutip dari beberapa ahli atau pakar tari, agar para mahasiswa memiliki
pemahaman dasar dan apresiasi tari, diantaranya dari buku Jawa dan Bali Dua
Pusat Perkembangan Drama Tari Tradisional di Indonesia (1972) yang ditulis oleh
RM. Soedarsono.
1. Curt Sahcs seorang ahli musik dan tari dari Jerman dalam bukunya World
History of the Dance mengemukakan bahwa “tari adalah gerak yang
ritmis”.
2. Corry Hartong dari Belanda dalam bukunya Danskunst, bahwa “tari adalah
gerak-gerak yang diberi bentuk dan ritmis dari badan di dalam ruang”.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.3
3. Ahli tari dari Jawa yaitu Pangeran Suryodiningrat dalam bukunya Babad
Lan Mekaring Djoget Djawi, mengemukakan “tari adalah gerakan-gerakan
dari seluruh bagian tubuh manusia yang disusun selaras dengan irama
musik serta mempunyai maksud tertentu”.
Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli tari di atas,
Soedarsono mengemukakan pengertiannya tentang tari yang lebih lengkap dan
mudah dipahami, menurutnya tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah (Soedarsono,1977).
Berdasarkan uraian di atas, diharapkan mahasiswa bisa memahami dalam
langkah awal mengenal tari sehingga mampu mengapresiasi tari dengan sungguhsunggah. Masih banyak lagi pendapat-pendapat lainnya yang mengemukakan
definisi tari. Tentu saja masing-masing mempunyai cara pandang dan analisis
yang berbeda sesuai dengan sudut pandang masing-masing. Pengertian-pengertian
yang dikemukakan di atas hanya beberapa sampel saja, tidak menutup
kemungkinkan apabila mahasiswa mencoba merumuskan pengertian tari dengan
pemahaman sendiri. Selain itu dianjurkan mahasiswa untuk membaca referensi
mengenai tari dari berbagai sumber lainnya.
B. Unsur-Unsir Dasar Tari
Unsur-unsur dalam tari terdiri dari beberapa jenis, dan unsur-unsur itu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat diabaikan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya. Dalam tari unsur-unsur tersebut adalah gerak, tenaga, irama atau ritme
dan ruang.
1. Gerak;
Tari merupakan salah bentuk seni yang bisa dinikmati secara visual. Dari
sebuah karya tari kita bisa menikmati tidak hanya melalui gerak-gerak yang indah,
tapi kita juga melihat busananya, riasnya, propertinya, penarinya dan sebagainya.
Namun ungkapan gerak merupakan medium utama dalam tari, karena gerak
merupakan bahan baku atau substansi dasar dari tari. Gerak yang terdapat dalam
sebuah tarian tentu bukan sekedar gerak keseharian seperti gerak bekerja, gerak
bermain, gerak olah raga, dan sebagainya. Berdasarkan ungkapan definisi tari
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.4
yang telah dipaparkan di atas, gerak untuk kebutuhan tari tidak lepas dari sentuhan
pengalaman-pengalaman hidup manusia, namun gerak yang digunakan telah
mengalami pengolahan stilisasi atau distorsi. Melalui pengolahan inilah maka
lahir gerak tari. Gerak-gerak yang lahir adalah gerak-gerak yang telah diproses
atau diolah (distilisasi), dikomposisikan dan disusun berdasarkan kebutuhan
ungkapan tarian, berdasarkan tema, cerita, komposisi, koreografi, kinestetik,
artistik dan sebagainya.
Terdapat dua jenis gerak tari yaitu gerak maknawi dan gerak murni. Kedua
jenis gerak tersebut merupakan manifestasi dan pengalaman para seniman tari
yang diolah ke dalam gerak sehingga menjadi satu komposisi atau koreografi.
Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti, sedangkan gerak murni adalah
gerak tari yang tidak memiliki arti khusus, dimana ungkapan gerak seutuhnya
untuk keindahan gerak semata.
Beberapa contoh gerak maknawi yang terdapat dalam tari tradisi
diantaranya yaitu gerak nyawang, gerak keupat, gerak sembah, dan sebagainya.
Gerakan nyawang mempunyai makna melihat dalam jarak pandang yang agak
jauh jauh, kemudian gerak sembah mempunyai makna penghormatan, gerak
keupat mempunyai makna berjalan dan sebagainya. Untuk gerak murni
diantaranya yaitu gerak ukel, gerak godeg, gerak capang, gerak ulap-ulap, gerak
pacak jangga, gerak miwir sampur dan sebagainya. Gerak-gerak tersebut tidak
mempunyai makna, tapi gerak-gerak tersebut merupakan gerak yang sangat
diperhitungkan segi estetikanya atau keindahannya. Kedua jenis gerak tersebut
tidak dilakukan secara sendiri-sendiri atau terpisah-pisah, melainkan terpadu
menjadi satu kesatuan gerak yang artistik dan harmonis. Cobalah saudara
identifikasi berbagai gerak tari yang ada dalam perbendaharaan seni tari di daerah
saudara. Jangan segan-segan untuk bertanya kepada koregrafer atau penarinya
untuk menentukan kedua jenis gerak tersebut.
2. Tenaga;
Secara umum tenaga dibutuhkan oleh manusia untuk memenuhi
kebutuhan aktivitas kehidupannya di muka bumi ini. Dengan tenaga melahirkan
adanya gerakan atau aktivitas. Tenaga digunakan untuk mengawali,
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.5
mengendalikan dan menghentikan gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya
gerak yang bervariasi.
Penggunaan unsur tenaga tentu disesuaikan dengan kebutuhan aktivitasnya
masing-masing. Demikian pula halnya penggunaan tenaga untuk kebutuhan gerak
dalam tari. Penggunaan tenaga pada setiap gerak dalam setiap tarian tentu
berbeda. Hal ini disebabkan oleh banyak hal diantaranya jenis dan karakter tarian.
Dari penggunaan tenaga akan dapat membedakan tarian yang berbeda seperti tari
halus, tari ladak, dan tari gagah. Salah satu keberhasilan penari di atas pentas
dalam membawakan tarian adalah dengan penerapan tenaga secara proporsional,
artinya bahwa si penari dapat membawakan tarian pada bagian mana harus
menggunakan tenaga besar atau kuat dan pada bagian mana harus menggunakan
tenaga lembut atau halus dan sebagainya. Sebagai contoh untuk tarian yang
karakternya halus atau lungguh seperti tokoh Arjuna atau tokoh Sinta, penggunaan
tenaga relatif tidak besar. Tapi sebaliknya untuk mengungkapkan atau
membawakan tarian yang berkarakter gagah seperti Rahwana/Klana digunakan
tenaga yang besar atau kuat. Namun demikian tidak berarti bahwa tarian yang
gagah harus ditarikan dengan tenaga kuat dari awal sampai akhir tarian atau
sebaliknya tarian yang karakter halus harus dibawakan dengan lemah lembut.
Baik tenaga kuat maupun tenaga lembut keduanya dalam tari kadang digunakan
sesuai dengan kebutuhan ungkapan tarian seperti karakter, tema, dan yang
lainnya. Oleh karena itu penggunaan tenaga yang proporsional, akan melahirkan
serta membedakan jenis tarian yang satu dengan tari yang lainnya.
c. Ritme/Irama;
Unsur ritme/irama dalam tari penggunaannya akan berkaitan dengan
waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerakan. Waktu sangat
berkaitan dengan unsur irama yang memberi nafas sehingga tari tampak hidup.
Dalam tari terdapat gerakan dengan ritme/irama cepat, sedang, dan cepat yang
harus diselesaikan oleh si penari. Gerakan yang dilakukan dengan tempo yang
cepat dapat memberikan kesan aktif dan menggairahkan, sedangkan gerakan
lambat akan memberikan kesan tenang dan agung atau sebaliknya membosankan.
Namun demikian setiap tarian terjadi tidak seluruhnya dibawakan dengan ritme
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.6
cepat atau ritme lambat. Bisa terjadi satu tarian dibawakan dengan ritme yang
bervariasi, sehingga suatu tarian tampak lebih menarik.
d. Ruang;
Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk
kebutuhan gerak. Gerak yang dilakukan dalam ruang dapat dibedakan ke dalam
ruang yang digunakan untuk tempat pentas dan ruang yang diciptakan oleh penari.
Ruang sebagai tempat pentas yaitu tempat penari dalam melakukan gerakan
sebagai wujud ruang secara nyata, yaitu merupakan arena yang dilalui oleh
penari saat menari. Pengertian ruang di sini bisa berupa arena dan panggung
proscenium atau tempat pertunjukan lainnya.
Ruang yang diciptakan oleh penari ketika membawakan tarian. Gerak yang
besar tentu menggunakan ruang yang luas, dan gerak yang kecil akan
menggunakan ruangan yang tidak luas. Contohnya ketika penari harus
menirukan gerak burung terbang tentu ruang yang digunakan akan lebih luas
atau besar dan akan berbeda ketika penari menirukan gerak semut berjalan
tentu ruang gerak yang digunakan lebih kecil.
Penggunaan kedua ruang tersebut dapat dibedakan atas garis, volume,
arah hadap penari, level, dan fokus. Garis yaitu kesan yang ditimbulkan setelah
penari selesai menggerakan tubuhnya. Garis ini dapat ditimbulkan oleh badan
penari dan di luar badan penari. Gerak yang ditimbulkan oleh badan penari yaitu
gerak yang dihasilkan dari seluruh anggota badan seperti tangan, badan, kepala,
kaki dan sebagainya. Gerak di luar badan penari yaitu seperti garis diagonal, garis
lengkung, garis tegak lurus, dan sebagainya. Volume yaitu jangkauan gerak yang
digunakan oleh penari ketika menari. Seperti volume gerak kecil, volume gerak
besar, dan volume gerak sedang yang dihasilkan anggota badan. Arah yaitu arah
hadap dan arah pandangan penari ketika menari. Arah hadap penari bisa ke
samping, ke depan, ke belakang, ke arah serong, dan sebagainya. Level yaitu
berhubungan dengan tinggi rendahnya gerak dan badan penari ketika menari.
Terdapat level tinggi, level sedang dan level rendah. Contohnya gerak sembah
dilakukan sambil duduk, maka penari menggunakan level rendah, dan ketika
penari menarikan kijang meloncat maka penari menggunakan level tinggi.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.7
Dalam tari selain unsur-unsur dasar tari tersebut, terdapat pula empat unsur
penguasaan kriteria tari. Keempat hal ini diterapkan dalam tari secara
konvensional. Namun tidak menutup kemungkinan dapat digunakan pula untuk
tari-tarian non konvensional. Keberhasilan penari di atas panggung, memerlukan
penguasaan secara maksimal dari keempat kriteria ini karena keempatnya saling
terkait satu dengan yang lainnya. Keempat kriteria tersebut yaitu:
Wiraga yaitu kemampuan penari dalam membawakan tari dari penguasaan
teknik gerak, kemampuan secara koreografi, tarian dari awal sampai akhir
tarian dengan mulus tanpa cacat termasuk hapalan, ketepatan (teknik)
melakukan/menarikan gerak dengan benar dan baik.
Wirahma yaitu penguasaan kemampuan penari dalam melakukan gerakan
sesuai atau tepat dengan irama musik pengiringnya. Selain ketepatan tempo
dan ritme juga rasa musikal penari dituntut karena kemampuan penghayatan
secara musikal penari akan terlihat oleh penonton.
Wirasa yaitu kemampuan penari dalam mengekspresikan dan menghayati
tarian yang dibawakan, sehingga tarian mampu secara total dibawakan oleh
penari. Ekspresi dalam tari merupakan salah satu yang menentukan sifat atau
karakter tarian. Penari dituntut mampu melakukan berbagai ekspresi seperti
ekspresi tari gagah, ekspresi tari halus, ekspresi tari lincah dan sebagainya.
Harmonis yaitu keserasian serta keterpaduan dari seluruh komponen tari yaitu
wiraga, wirahma, dan wirasa ketika penari menari di atas panggung.
Keempat unsur penguasaan kriteria tari (wiraga, wirahma, wirasa, dan harmoni)
sangat penting dipahami dan dikuasai sebelumnya oleh penari, bagaimana penari
agar dapat menguasainya, diperlukan keseiusan dan ketekunan berlatih merupakan
faktor utama, agar pada saat penampilan dapat membawakan tarian dengan
maksimal. Penguasaan keempat kriteria tari tersebut sangat penting agar tarian
tampak indah dan enak dilihat sehingga penonton/penikmat dapat merasakan
kepuasan.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.8
C. Fungsi Pertunjukan Tari di Masyarakat
Pertunjukan tari dalam kehidupan dan perkembangannya tidak lepas dari
pengaruh masyarakat pendukungnya. Hal ini terjadi pada masyarakat secara
umum di seluruh dunia, dimana pertunjukan tari digunakan sebagai kelengkapan
kebutuhan hidup manusia. Fungsi pertunjukan tari di masyarakat dapat dibagi ke
dalam empat jenis yaitu pertama berfungsi sebagai sarana ritual, kedua berfungsi
sebagai sarana hiburan pribadi ketiga berfungsi sebagai presentasi estetis yaitu
sebagai tari tontonan (pertunjukan) dan keempat berfungsi sebagai media
pendidikan. Ketiga fungsi tari ini di masyarakat memiliki jenis dan kekhasannya
masing-masing baik di negara maju maupun di negara berkembang. Di negaranegara sedang berkembang yang masih mengacu kepada budaya agraris,
pertunjukan tari memiliki fungsi sebagai sarana ritual yang beragam, yaitu sebagai
upacara agama dan sebagai upacara adat.
Para ahli tari membagi fungsi tari ke dalam beberapa jenis berdasarkan
sudut pandangnya masing-masing. Curt Sach mengemukakan dua fungsi utama
tari yaitu untuk tujuan-tujuan magis dan untuk tontonan. Fungsi tari yang
dikemukakan oleh Gertrude Prokosch lebih rinci yaitu terdapat 14 fungsi; (1)
untuk inisiasi kedewasan, (2) untuk percintaan, (3) untuk persabatan, (4) untuk
perkawinan, (5) untuk pekerjaan, (6) untuk pertanian, (7) untuk perbintangan, (8)
untuk perburuan, (9) untuk menirukan binatang, (10) untuk menirukan perang,
(11) untuk penyembuhan, (12) untuk kematian, (13) untuk kerasukan, dan (14)
untuk lawakan. Sedangkan fungsi tari yang dikemukakan oleh Anthony V. Shay
terdapat enam fungsi yaitu; (1) sebagai refleksi dari organisasi sosial, (2) sebagai
sarana ekspresi untuk ritual, (3) sebagai aktivitas rekreasi atau hiburan, (4) sebagai
refleksi ungkapan estetis, (5) sebagai ungkapan serta pengendoran psikologis, dan
(6) sebagai refleksi dari kegiatan ekonomi.
Dari paparan singkat mengenai fungsi pertunjukan tari, untuk masyarakat
Indonesia yang masih kental dengan tradisinya banyak kesamaannya yaitu seperti
upacara kelahiran, potong gigi, potong rambut, turun tanah, khitanan, perkawinan,
kematian. Dalam peristiwa lainnya yaitu berburu, menanam padi, panen padi,
persiapan perang, rekreasi, pelepas lelah, hiburan dan sebagainya.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.9
a. Pertunjukan Tari sebagai Sarana Ritual
Pertunjukan tari sebagai sarana ritual yang berkembang di Indonesia terdiri
dari dari dua jenis yaitu sebagai sarana ritual agama dan sebagai sarana ritual
upacara adat. Pertunjukan tari yang banyak digunakan dalam upacara agama
terdapat di Bali yang masyarakatnya mayoritas memeluk agama Hindu Dharma.
Tarian yang digunakan sebagai upacara diantaranya tari Pendet, tari Sanghyang
Djaran, tari Topeng dan sebagainya. Sedangkan pertunjukan tari sebagai sarana
upacara adat yang digunakan dalam kegiatan-kegiatan seperti menanam padi,
pesta panen, dan peristiwa-peristiwa kehidupan lain seperti kelahiran, sunatan,
pernikahan, penyembuhan penyakit dan sebagainya yaitu diantaranya;
Tarawangsa, Rengkong, Ngalage, Buncis masih sering ditemukan di Jawa Barat.
Demikian pula di daerah lainnya di Indonesia yang belum bisa dijelaskan. Untuk
acara pelaksanaan dalam upacara ritual ini menurut Soedarsono (1998:60)
memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
● diperlukan tempat pertunjukan yang terpilih yang kadang-kadang dianggap
sakral;
● diperlukan pemilihan hari serta saat yang terpilih yang biasanya juga
dianggap sakral;
● diperlukan pemain yang terpilih, biasanya mereka yang dianggap suci atau
yang telah membersihkan diri secara spiritual,;
● diperlukan seperangkat sesaji yang kadang-kadang sangat banyak jenis dan
macamnya;
● tujuan lebih dipentingkan daripada penampilan secara estetis;
● diperlukan busana yang khas.
b. Fungsi tari Sebagai Hiburan Pribadi
Fungsi tari sebagai hiburan pribadi yaitu pertunjukan tari yang tidak
memerlukan penonton, karena penikmat dari tari hiburan pribadi harus melibatkan
diri di dalam pertunjukan (art by participation). Dalam pertunjukan ini tidak ada
batas antara si penari dengan penikmat, karena kenikmatan dari penikmat yaitu
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.10
apabila ia bisa menari bersama pasangannya yang cocok yaitu penari wanita
(ronggeng). Penari pria yang terlibat bersifat sebagai penikmat sedangkan penari
wanita atau ronggeng berperan sebagai penghibur (menemani menari). Dalam
jenis tari hiburan pribadi, setiap orang penikmat memiliki gaya pribadi sendirisendiri. Tidak ada aturan yang ketat untuk tampil dalam arena pertunjukan, tapi
penikmat asal bisa mengikuti irama lagu yang mengiringi tari serta merespons
penari wanita pasangannya. Jenis tari ini banyak ditampilkan dalam Tayub, Ketuk
Tilu, Joged dan sebagainya. Sebutan untuk penari wanita dalam tari ini masingmasing daerah memiliki panggilannya seperti di Jawa Barat disebut Ronggeng, di
Jawa Tengah disebut Ledhek, di Jawa Timur disebut Lengger.
c. Fungsi Pertunjukan Tari Sebagai Presentasi estetis atau Tari Pertunjukan
Yang dimaksud dengan tari sebagai presentasi estetis adalah tari yang
diselenggarakan secara khusus dengan melalui penggarapan secara khusus pula.
Seni tari dalam konteks pertunjukan melibatkan semua komponen yaitu penari,
busana tari, penata tari, penata rias tari, pemain musik tari, penata panggung
dengan berbagai perlengkapannya seperti dekorasi (setting), tata lampu,
penyewaan gedung pertunjukan, pemasaran, penata acara, penonton dan
sebagainya. Selain hal-hal tersebut diperlukan persiapan dana yang dipersiapkan
secara matang melalui sponsor yang ditunjuk. Oleh karena itu, seni pertunjukan
ini memerlukan persiapan yang serius dalam penggarapannya mulai dari
persiapan sampai pada pelaksanaan. Untuk penyelenggaraannya biasanya
dilakukan oleh orang yang betul-betul sudah memiliki pengalaman di bidang ini
agar pertunjukan berjalan sesuai dengan harapan. Di Jawa Barat yaitu di kota
Bandung khususnya terdapat gedung-gedung tempat pertunjukan diantaranya
gedung Rumentang Siang, gedung pertunjukan Taman Budaya Dago, gedung
Sunan Ambu STSI Bandung, dan di Jakarta diantaranya Gedung Kesenian
Jakarta, gedung pertunjukan Taman Ismail Marjuki dan sebagainya.
Dalam pertunjukan ini penonton adalah orang-orang yang sengaja
diundang dengan undangan atau melalui karcis yang dibeli dari panitia. Adapun
jenis tari yang dipergelarkan atau dipertunjukan bisa bervariasi tergantung kepada
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.11
moment apa yang akan disuguhkan kepada masyarakat. Bisa saja dalam momentmoment tertentu atau sengaja dibuat untuk suguhan apresiasi. Namun yang umum
dipergelarkan adalah seni tari dalam bentuk garapan drama tari dengan bentuk
seperti wayang wong, komposisi baru, parade seni-seni tari tradisi, atau campuran
antara keduanya. Dalam pertunjukan drama tari atau wayang wong menurut Agus
Supriatna (2005:17-18) memerlukan berbagai unsur drama di dalamnya yaitu
sebagai berikut:
Cerita atau lakon yaitu sebagai bahan baku peristiwa dramatik. Cerita atau
lakon untuk kebutuhan seni pertunjukan tari bisa diangkat dari berbagai
cerita seperti sejarah (Pangeran Diponegoro, Jaya Perkosa, Sunan
Kaljijaga, dan sebagainya), epos pewayangan (Mahabarata, Ramayana,
wayang Menak) cerita pantun (Lutung Kasarung, Dayang Sumbi), dan
sebagainya. Untuk jenis lakon atau cerita sangat beragam yaitu lakon
tragedi, lakon komedi, lakon tragedi melodrama, lakon melodrama dan
sebagainya.
Sutradara yaitu pengarah, peramu dan pemimpin artistik. Sutradara dalam
pertunjukan tari disamping sebagai pengarah atau pengatur laku, berperan
juga sebagai penata tari atau penyusun tari.
Pemain/artis yaitu pemeran pria dan pemeran wanita yang disebut penari.
Artistik pertunjukan yaitu tata panggung, tata lampu, tata rias dan tata
busana, tata property, tata musik, dan sound enggenering.
Tempat pertunjukan disebut panggung bisa dalam bentuk arena atau
gedung tertutup.
Penonton atau audience. Penonton dapat dibagi menjadi penonton awam,
penonton biasa yakni penonton yang tahu seni tapi sebagai penikmat, dan
penonton kritik yaitu penonton yang berbekal pengetahuan dan
keterampilan seni sehingga dalam pemahamannya melakukan kegiatan
kritik untuk ditulis di media cetak.
Beberapa jenis seni pertunjukan tari yang sempat populer di Asia
Tenggara di era tahun 1950-an diantaranya yaitu Ketoprak, Sandiwara, Ludruk,
Lenong, Wayang Wong atau Wayang Orang, Ketoprak, Longser dan sebagainya.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.12
Kesenian tersebut dalam perkembangannya lambat laun mengalami kemunduran,
karena orang-orang Indonesia pada umumnya tidak bisa menyisihkan sebagian
penghasilannya untuk rekreasi (Soedarsono;1998:109). Namun pada akhir-akhir
ini melalui berbagai tayangan/acara di televisi seni-seni tertentu seperti wayang
orang, ketoprak, ludruk, dan lenong pernah menjadi primadona pemirsa dengan
jumlah peminat yang cukup banyak. Namun dalam perkembangannya terakhir ini
nampak surut kembali. Banyak faktor yang mempengaruhi baik dari para
pelakunya, manajemennya dan dari penonton itu sendiri yang lebih tertarik oleh
tayangan/acara-acara yang lebih menarik. Panggung-panggung tempat
pertunjukan pun sepi walau ada jarang dilaksanakannya pertunjukan tari.
d. Fungsi Tari Sebagai Media Pendidikan
Seperti telah diungkapkan pada awal tulisan sub unit ini, fungsi utama seni
tari bagi anak-anak kuhususnya di sekolah dasar adalah sebagai media pendidikan.
Potensi afektif dan psikomotorik anak dioptimalkan melalui pembelajaran tari
disamping potensi kognitif melalui disiplin ilmu tari. Secara terpisah maupun
terintegrasi dengan mata pelajaran lainnya, tari dapat digunakan dalam proses
pendidikan. Melalui pembelajaran tari anak juga belajar untuk menghargai dan
memahami perbedaan budaya. Karakter seni tari yang mengandung jenis seni lain
seperti musik dan seni rupa merupakan salah satu kelebihannya untuk digunakan
dalam pembelajaran seni secara terpadu. Pada saat menonton pegelaran tari anak
tidak saja memperhatikan gerak penari, tetapi juga mendengarkan musik
pengiringnya, menganalisis unsur-unsur kerupaan yang terdapat pada berbagai
properti tari seperti kostum, make up dan tata panggung. Seperti juga seni musik,
penampilan melalui seni tari dihadapan penonton dapat mendidik untuk
meningkatkan keberanian dan kepercayaandirinya. Dengan menafsirkan atau
menggubah gerak-gerak sederhana dalam bentuk tarian mengajarkan kepada anak
proses kreativitas untuk mengembangkan gagasan dan menginterpretasikan
makna.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.13
LATIHAN
Jelaskan empat unsur penguasaaan kriteria tari berikut ini
a. Wiraga
b. Wirahma
c. Wirasa
d. Harmonis
PETUNJUK JAWABAN LATIHAN
Dalam tari selain unsur-unsur dasar tari, terdapat pula empat unsur penguasaan
kriteria tari. Keempat hal ini diterapkan dalam tari secara konvensional. Namun
tidak menutup kemungkinan digunakan pula untuk tari-tarian non konvensional.
Keberhasilan penari di atas panggung, memerlukan penguasaan secara maksimal
dari keempat kriteria ini karena keempatnya saling terkait satu dengan yang
lainnya
RANGKUMAN
Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan
gerak. Gerak-gerak yang diuntai dalam sebuah tarian merupakan ekspresi sang
seniman sebagai alat komunikasi kepada orang lain, sehingga orang lain yang
menikmatinya memiliki kepekaan terhadap sesuatu yang ada dalam dirinya
maupun yang terjadi di sekitarnya. Pada hakekatnya tari merupakan seni gerak,
maka dari itu seni tari termasuk ke dalam seni visual yang bisa dinikmati melalui
indera penglihatan. Dari beberapa pengertian yang dikemukakan oleh para ahli
tari, Soedarsono mengemukakan pengertiannya tentang tari yang lebih lengkap
dan mudah dipahami, menurutnya tari adalah ekspresi jiwa manusia yang
diungkapkan dengan gerak-gerak ritmis yang indah
Unsur-unsur dalam tari terdiri dari beberapa jenis, dan unsur-unsur itu merupakan
satu kesatuan yang tidak dapat diabaikan dan tidak dapat dipisahkan satu dengan
lainnya. Dalam tari unsur-unsur tersebut adalah gerak, tenaga, irama atau ritme
dan ruang.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.14
1. Gerak; Dalam Tari gerak merupakan unsur utama yang mebedakannya dengan
jenis seni lainnya. Secara visual, sebuah karya tari dinikmati tidak hanya melalui
gerak-gerak yang indah, tapi kita juga melihat busananya, riasnya, propertinya,
penarinya dan sebagainya. Terdapat dua jenis gerak tari yaitu gerak maknawi dan
gerak murni. Gerak maknawi adalah gerak yang memiliki arti, sedangkan gerak
murni adalah gerak tari yang tidak memiliki arti khusus, dimana ungkapan gerak
seutuhnya untuk keindahan gerak semata.
2. Tenaga; Dalam tari, tenaga digunakan untuk mengawali, mengendalikan dan
menghentikan gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya gerak yang
bervariasi. Penggunaan unsur tenaga tentu disesuaikan dengan kebutuhan
aktivitasnya masing-masing.
c. Ritme/Irama; Unsur ritme/irama dalam tari penggunaannya akan berkaitan
dengan waktu yang digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerakan.
d. Ruang; Pengertian ruang dalam tari adalah tempat yang digunakan untuk
kebutuhan gerak. Gerak yang dilakukan dalam ruang dapat dibedakan ke dalam
ruang yang digunakan untuk tempat pentas dan ruang yang diciptakan oleh penari.
Penggunaan kedua ruang tersebut dapat dibedakan atas garis, volume, arah
hadap penari, level, dan fokus.
Dalam tari terdapat pula tiga unsur penguasaan kriteria tari. Ketiga hal ini
diterapkan dalam tari secara konvensional. Ketiga kriteria yaitu Wiraga,
Wirahma, Wirasa dan Harmonis.
Fungsi tari di masyarakat dapat dibagi ke dalam empat jenis yaitu pertama
berfungsi sebagai sarana ritual, kedua berfungsi sebagai sarana hiburan pribadi,
ketiga berfungsi sebagai presentasi estetis yaitu sebagai tari tontonan
(pertunjukan) dan ke empat sebagai sarana pendidikan.
TES FORMATIF 2
Pilih satu jawaban yang paling tepat dari beberapa alternatif jawaban yang
disediakan
1. Tari merupakan salah satu cabang seni yang diekspresikan melalui ungkapan…
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.15
a. keharmonisan
b. keindahan
c. jiwa
d. gerak
2. seni tari termasuk ke dalam seni visual karena bisa dinikmati melalui indera
a. pendengaran
b. penglihatan
c. penciuman
d. perabaan
3. Seorang ahli musik dan tari dari Jerman dalam bukunya World History of the Dance
mengemukakan bahwa “tari adalah gerak yang ritmis”.Definisi ini dikemukakan
oleh:
a. Schumaker
b. Curt Russel
c. Curt Sahcs
d. Schopenhour
4. Ahli tari dari Jawa yang dalam bukunya Babad Lan Mekaring Djoget Djawi,
mengemukakan “tari adalah gerakan-gerakan dari seluruh bagian tubuh manusia yang
disusun selaras dengan irama musik serta mempunyai maksud tertentu”
adalah………..
a. Pangeran Suryodiningrat
b. Pangeran Suryodharsono
c. Pangeran Sudharsono
d. Pangeran Suryodjawi
5. Terdapat dua jenis gerak tari yaitu..:
a. gerak alami dan gerak indrawi
b. gerak maknawi dan gerak murni
c. gerak maknawi dan gerak surgawi
d. gerak maknawi dan gerak alami
6. Tenaga dalam tari digunakan untuk mengawali, mengendalikan dan menghentikan
gerak. Tenaga juga yang membedakan adanya
a. gerak yang utama
b. gerak yang monoton
c. gerak yang bervariasi
d. gerak yang indah
7. Unsur ritme/irama dalam tari penggunaannya akan berkaitan dengan ....... yang
digunakan untuk menyelesaikan sebuah gerak
a. peran
b. waktu
c. musik
d. tata panggung
8. Keberhasilan penari di atas panggung, memerlukan penguasaan secara maksimal dari
keempat kriteria ini karena saling terkait satu dengan yang lainnya. Keempat kriteria
yaitu …
a. Wirahma, wiraga, wirasa dan wiraba c. Wirahma, wirana, wirasa dan harmoni
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.16
b. Wirahma, wiraga, wirasa dan harmoni d. Wirahma, wiraga, wirasa dan wirana
9. Pertunjukan tari sebagai sarana ritual yang berkembang di Indonesia terdiri dari dari
dua jenis yaitu sebagai
a. sarana ritual agama dan sarana ritual
upacara adat
b. sarana ritual pribadi dan sarana ritual
masyarakat
c. sarana ritual agama dan sarana ritual
kepercayaan
d. sarana ritual sehari-hari dan sarana
ritual upacara adat
10. Seni tari yang digunakan dalam pembelajaran di Sekolah Dasar diantaranya berfungsi
sebagai sarana untuk mengembangkan individu. Fungsi tersebut adalah fungsi tari
sebagai….
a. media bermain
b. media komunikasi
c. media Pendidikan
d. media pengetahuan
Untuk melihat kemampuan Anda, coba cocokan jawaban Anda dengan
Kunci Jawaban Tes Formatif yang terdapat pada akhir unit ini. Kemudian
hitunglah jawaban Anda yang benar dan gunakan rumus di bawah ini untuk
mengetahui tingkat penguasaan Anda terhadap sub unit 3 ini.
Rumus:
Tingkat penguasaan= Jumlah Jawaban Anda yang benar x 100%
10
Arti tingkat penguasan yang Anda capai:
90 - 100% = baik sekali
80 - 89% = baik
70 - 79% = cukup
< 70% = kurang
Catatan: Bila Anda mencapai tingkat penguasaan 80% atau lebih, Anda dapat
meneruskan dengan Unit selanjutnya, tetapi bila tingkat penguasan Anda masih di
bawah 80%, Anda harus mengulangi sub unit ini, terutama bagian yang belum
Anda kuasai.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.17
DAFTAR PUSTAKA
Brandon, James R. Theatre in Southeast Asia. Cambridge, Massachusetts:
Harvard University Press, 1967.
Dewantara K.H., Dasar-dasar Pendidikan didalam Tooneel. Poedjangga Baroe,
Th IV, 1936
Direktorat Jendral Kebudayaan, 1979, Sejarah Seni Rupa Indonesia, Departeman
Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penelitian dan Pencatatan
Kebudayaan Daerah.
Ganda Prawira, N., (ed.), 2005, Seni Rupa dan Kerajinan, Buku Ajar mahasiswa
PGSD/PGTK, Guru SD/TK, Bandung, Jurusan Pendidikan Seni Rupa
Universitas Pendidikan Indonesia.
Gray, Terence, Dance Drama (Experiments in The Art of The Theatre). London:
Cambridge, W. Heffer & Sons Limited, 1926.
Holt, Claire. 200. Melacak Jejak Perkembangan Seni di Indonesia Diterjemahkan
Oleh R.M. Soedarsono. Bandung: Masyarakat Seni Pertunjukkan
Indonesia.
Hume, Samuel.J. and Lois M. Forter, Theater and School. New York: Samuel
French, 1947.
Riyanto, Didik, Proses Batik: Batik Tulis-Batik Cap Batik Printing,CV.Aneka,
Solo, 2002.
Sahman, Humar, Mengenali Dunia Seni Rupa, Tentang Seni, Karya Seni,
Aktivitas Kreatif, Apresiasi, Kritik dan Estetika, IKIP Semarang Press,
Semarang, 1993
Setyobudi, et.al., 2003. Kerajinan Tangan dan Kesenian Untuk SLTP Kelas 3.
Jakarta: Erlangga.
Soedarso Sp., Sejarah Perkembangan Seni Rupa Modern, CV Studio
Delapanpuluh Enterprise & BP ISI Yogyakarta, Yogyakarta, 2000
Syafii, dkk., 2002. Materi Pembelajaran Kertakes SD. Jakarta : Universitas
Terbuka.
Tjokroatmojo at.al., Pendidikan Seni Drama (Suatu Pengantar) Surabaya: Usaha
Nasional, 1985.
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.18
Kunci Jawaban Unit 2
Test Formatif 1
1. B
2. C
3. B
4. A
5. A
6. C
7. D
8. A
9. C
10. C
Test Formatif 2
1. B
2. B
3. D
4. A
5. C
6. A
7. C
8. B
9. D
10. C
Test Formatif 3
1. D
2. B
3. C
4. A
UNIT 2 – Sub Unit 3
2.3.19
5. B
6. C
7. B
8. B
9. A
10. C

No comments:

Post a Comment